It’s been a while gue ga nulis tentang BPK. So when an old friend came back Medan for business trip, jawabannya sangat singkat dan sederhana ketika saya tanyain mau makanmana?

HALELUYA

Gue heran kenapa ini orang koq jadi religius banget. Oalah ternyata yang dimaksud ialah BPK Haleluya yang berada di Jalan Berdikari, daerah Padang Bulan.

Nah, berhubung alamatnya agak susah ditemukan karena terletak di kawasan pemukiman, silahkan cek google map di akhir artikel untuk akurasi denahnya (Yes, it’s accurate karena gue sendiri juga pake).

Satu ruko ini menyediakan kurang lebih 10 meja dengan kapasitas 4-6 orang/meja. Untuk standar kebersihan rumah makan BPK (Babi Panggang Karo), tempat ini boleh dibilang memadai. I’ve seen worse anyway.

Cara memesan disini terbagi 2 jenis: ala carte atau paket. Banyak mahasiswa atau pekerja yang datang disini memesan porsi nasi + daging karena harganya lebih terjangkau alias hanya 14rb (S), 18rb (M), atau 22rb (L), sudah disajikan dengan daun ubi dan sop daging.

Buat kami rombongan ber-enam, pesannya per kilo (80rb). Satu piring dibawah ini porsinya setengah kilo, jadi untuk jenis dagingnya boleh milih: daging merah (lean meat/daging yang potongan lemaknya sedikit) atau daging putih (pork belly/samcan/potongan lemak).

Daging merah bentuknya lebih tipis dan tampak lebih kering. Paduan bumbu marinasi dan panggangan arang memberikan tekstur dan warna coklat gelap bercampur sedikit gosong. Hasilnya? Gurih dan flavorful.

Untuk daging putih, bagian pork belly yang dipakai. The fatty layer gave a juicy bomb inside the mouth, dan ketika dikombinasi dengan bumbu hasil panggangan. Oh my God… porkilicious!

Which one should you choose? It depends, tapi kalo kamu baru berkunjung pertama kali cinta Indonesia, boleh pesan merah putih alias campur, masing-masing daging akan memberikan citarasa yang sama namun sensasi yang berbeda.

Kata emak, sayuran itu sehat untuk tubuh. Ya udah kalo demikian, dipesanlah juga daun ubi. And guess what, ternyata harganya free alias complimentary. Lumayan buat temenin si nasi plus daging. Oh ya, tambo tetap free juga.

Belum lengkap namanya kalo belum mencicipi Saksang. Hidangan yang sekilas nampak macam rendang ini sebenarnya terbuat daging babi dan dimasak bersama dengan bumbu lain, salah satu diantaranya darah.

Mendengar kata ‘darah’ mungkin terasa gross, tapi gini… bayangin aja itu daging rendang, most likely you’ll get over it. Remember, it’s all in your mind. Pada awalnya itulah yang terjadi di benak gue, tapi sekarang sudah terbiasa.

Jarang jarang ditemukan rumah makan BPK yang menyediakan air Nira. Air yang diambil dari pohon enau/aren ini memiliki keunikan tersendiri, manis rasanya dan terasa sedikit berkarbonat karena kandungan alkoholnya (kurang lebih 4%).

“Kalo belum lulus minum tuak, cobalah dulu air Nira.” Cakap seorang kawan batak ke saya dulunya.

Tak heran kalo BPK Haleluya ini selalu ramai. Citarasa yang baik dan harga yang murah ini membuat rumah makan ini digemari dan populer di kalangan mahasiswa dan pekerja. Bahkan kami yang tiba hampir pukul 3 sore itu pun tempatnya tetap rame, walau sayang kami tidak sempat mencoba kidu-nya.

Well, buat kamu yang terperangkap dengan brand-brand rumah makan BPK yang itu itu aja, tempat ini boleh jadi pilihan baru yang recommended.

BPK Haleluya
Jalan berdikari No.74 , Pasar 1
Padang Bulan
09.30-21.30 setiap hari

Persaingan seafood di Kota Medan sangat ketat dengan semua vendor meng-klaim punya ikan tersegar dan cara masak terbaik. Mengusung nama Raja Laut tentu jadi beban besar karena ekspektasi yang tinggi. Bagaimana restoran baru ini bersaing dan apa yang menjadi daya jualnya?

Berlokasi di Jalan Danau Singkarak, restoran ini jauh dari para pesaingnya yang pada umumnya berlokasi di seputaran Cemara Asri. Bertetangga dengan sentra jual beli mobil, parkir bisa jadi kendala di siang hari, tapi justru lapang di malam hari.

Dengan lebar 2 ruko dan pekarangan belakang yang luas, tidak terasa pengap dan panas ciri khas ruko karena pintu belakang terbuka luas menuju tempat duduk outdoor (hanya available malam) dan angin bebas berhembus.

Dari cerita-cerita sama pengelola disini, ternyata sang empunya merupakan penghobi pancing di lautan terbuka, jadi sangat kenal dengan jenis ikan dan punya relasi dengan para nelayan di Aceh.

Banyaknya jenis ikan disini jadi pegangan ucapan sang pengelola yang mengaku mendapatkan ikan dari para nelayan kecil. “Karena nelayan kecil melautnya harian, jadi ikan senantiasa fresh tanpa formalin dan pengawet lainnya” ucap sang empunya restoran.

Ikan Sebelah, Jenahar, & Rambe kami cicipi karena jangankan bentuknya, dengar namanya saja nga pernah. Ada juga menu ikan Hiu kalau kamu penasaran rasa daging predator laut.

Ikan Jenahar jadi favorit kami karena dagingnya yang tebal namun lembut. Untuk penggemar udang juga tersedia udang Tiger, Kelong, Galah, Udang Kipas & Udang Lipan.

Namun diantara segala jenis hewan laut yang tersedia disini, salah satu yang paling spesial adalah Rajungan karena langsung dikirim dari pantai di Aceh kesini.

Ini juga pertama kalinya MaMa mencicipi rajungan goreng tanpa bumbu apapun dan ternyata rasanya enak, manis dan gurih. Malah jadi lebih puas makan ini daripada kepiting.

Rajungan disini di claim sangat segar dan dagingnya nga hancur. Walaupun dagingnya nga sebanyak kepiting, tapi harganya separoh dari harga pasaran kepiting.

Overall MaMa sangat puas dengan variasi menu seafood disini dan yang paling penting harganya sangat bersahabat. Sebagai ilustrasi, Nasi Goreng Kampung (dengan seafood) hanya 15 rebu dan Kangkung Terasi 10 rebu. Oya Rajungan 150rb sekilo.

Kunjungan berikutnya MaMa bakal cobain Ikan Saus Nyonya yang konon jadi bestseller disini. Atau ada pembaca yang sudah pernah cobain, boleh kasih komen dibawah.

Raja Laut Seafood
Jl. Danau Singkarak Raya No.103B
0821-6051-9037

Saya menemukan outlet kwetiaw Abeng ini ketika mengunjungi Bangedouhua untuk membeli soya milk dan bean curd.

Pas diseberang toko Bangedouhua ialah sederetan official food court dengan konsep open space yang dikelola pihak kompleks Asia Mega Mas. Berhubung okupansinya masih minim, tak heran jika outlet Abeng ini visible banget.

Berhubung waktu visit saat itu udah larut (sekitar jam 9 malam) serta guyuran hujan gerimis, perut ini rasanya tertantang kali untuk mencobanya.

Tada… ini dia kwetiau Medan, tapi pake kwetiaw beras. Porsi standar dengan 3 ekor udang yang cukup besar ini ternyata hanya dijual 25rb.

The taste was good though, agak basah dan no char burnt flavor, ini lah sebenarnya karakter kwetiau Medan.

Selain kwetiau, Abeng juga menjual mie/bihun goreng, dan kwetiau kangkung belacan.

Btw, siang harinya Abeng juga berjualan di Pasar Rame.

Kwetiau Abeng.
Komp Asia Mega Mas (Food Court)
18.00-22.00

Hey, guys! A quick question for you, how often do you eat Bakso?
Once in a week? Or once in a day? Hahhaa.
No matter what, mau dilempar ke bulan sekalipun, BAKSO adalah makanan yang paling digemari oleh sejuta umat, termasuk yang sedang mengetik artikel ini. Hihii.. Mari sini siapa yang tidak senang dengan si bulat ini?

Well, topik yang diangkat dan tempat yang akan saya review hari ini adalah Bakso Mataram dan Pondok Madukoro yang terletak di Jln. Amir Hamzah, tepat bersebelahan dengan Restoran Lembur Kuring. 

Setahu saya Bakso Mataram dan Pondok Madukoro ini sudah cukup lama berdiri. Setiap saya kesini memang kondisinya tidak terlalu ramai, tapi saya yakin mereka-mereka yang sedang bersantap di sana adalah pengunjung regular tempat ini.

Area lesehan dibuat sedemikian rupa sehingga pengunjung akan dibuat nyaman dan betah. Tapi entah mengapa saya pribadi tidak begitu nyaman jika duduk di lesehan. Bagaimana dengan Anda?

Sirkulasi udara pada tempat ini cukup baik, kipas angin juga dimaksimalkan dengan hembusan angin yang lumayan kencang. Dan yang paling penting, kipas anginnya bersih sih sih!

Ayok, move on! Let’s see what I had that evening.

Ini dia pesanan kami : Bakso Semar Mendem, Ikan Baung Gulai Asam dan Tauco Genjer. Looks appetizing enough? Pastikan kamu bacanya pas lagi laper dan baper ya.

• Bakso Semar Mendem (35K)
  Ini dia Bakso Semar Mendem yang disebut-sebut sebagai JUARA di tempat ini.  How does it taste then?
  
  Price wise, this is quite high. Bakso-bakso ini mengalami kenaikan harga lima ribu perak sejak tahun 2013 silam.Well, semua orang juga pasti setuju dan rela bayar harga premium asalkan kualitasnya juga premium. Dan Bakso Semar disini memenuhi syarat untuk menjadi yang Premium, menjadi Raja dan Juara.

  Baik bakso yang gede maupun yang kecil dan suiran-suiran dagingnya, semuanya sapiiii benar. I can’t even taste the flour. Kuahnya ngaldu banget alias berasa sekali rasa kaldunya, segeerrr! Saya malah lebih prefer kuah polos tanpa dituangin saos apapun, walaupun saya penikmat dan pecandu cabe banget.

  Namun satu hal yang agak menggelitik curiosity saya, setelah beberapa saat sisa kuah saya tinggalin ngobrol, terlihat gumpalan-gumpalan minyak yang mengeras mengapung diatas permukaan kuah. Is it normal?

• Tauco Genjer (17.5K)
  Disebabkan oleh pengalaman memuaskan pada kunjungan yang lampau, kami tidak berhenti sampai disini. Setelah bakso, kami nge-gas lagi ke makanan khas Jawa lainnya, tak lengkap rasanya jika tidak ada tumisan sayuran.Kami pilih Tauco Genjer, salah satu sayuran favorit saya dan teman. Trik memasak genjernya ahli ya, sayurannya masih terlihat hijau segar. Tumisan ini menyumbangkan rasa manis dan gurih. Kami suka!

• Ikan Baung Gulai Asam (17.5K/ons)
  Supaya makan malam saya komplit, setelah Bakso dan Tauco Genjer, harus ada ikan juga sebagai sumber nutrisi. Dan disebabkan ikan patin terlalu besar untuk kami yang hanya berdua pada malam itu, maka waiter menyarankan Ikan Baung, yang ternyata enak dimasak Gulai Asam!Hitungan harga berdasarkan berat ikan per ons, seporsi ikan baung ini dibandrol dengan harga Rp. 57,000.- (itung2an sendiri ya berapa ons ikannya).Oh gosh! This is so so good!
  Rasa asam pada kuah beningnya terasa begitu lezaaat! Yang ga nafsu makan, dijamin 1000000% langsung pada makan sampai isi piring tidak bersisa. With or without rice, this is puuurfect!
  Walaupun dinamakan Gulai, tapi menu yang satu ini santan-free!
  Silahkan makan sepuas Anda! Slurp! Slurp! Slurp!

So, untuk yang uda lama ga kesini, ayok mampir lagi, mana tau bisa ketemu sama pacar lama dan bisa CLBK lagi, kan lumayan… hahahha.

Bakso Mataram Pondok Madukoro
Jln, Amir Hamzah No. 90, tepat di sebelah Restoran Lembur Kuring dan depan Kompleks Griya Riatur Indah.
Telp : 061-80021855
Operational hours : Daily, 11am – 10pm.

Yang pernah menyukai mie Bagan yang satu ini pasti penasaran, kemana sih mereka sekarang? Kurang lebih 3 bulan yang lalu, Ong Lai Mie yang selama ini berjualan di S.Parman terpaksa tutup dan pindah ke lokasi awalnya.

Biaya sewa yang tinggi serta kondisi ekonomi yang masih lesu belakangan ini, beserta alasan pribadi lainnya membuat pengelola akhirnya memutuskan untuk kembali berjualan di daerah Brayan, tepatnya Jalan Mayor no 6B, Pulo Brayan.

Gampangnya sih, kalo dari arah Medan via Jalan Yos Sudarso, ketemu flyover liat belokan kiri pertama (sebelum Bank Mandiri). Jalanan tersebut emang aga sempit karena paginya dijadikan pasar.

Walau terletak di ‘pasar’ yang notabene imagenya kotor dan sumpek, rumah makan disini bersih dan rapi.

Masih dengan penampilan sederhana, stelling di depan, produksi mie di belakang. Saat ini Ong Lai Mie sudah rebranding menjadi Bagan Mie, berhubung Ong Lai itu mengandung arti lain dalam bahasa hokkien, yaitu Nenas. (Oh don’t start with I have a pineapple…)

Menu yang dijual masih tetap sama, Bagan Mie dan Ker Mie. Jika kamu pernah baca review sebelumnya, maka disini ada sedikit perubahan. Yang pertama, harganya sudah turun dari 17rb ke 10rb.

Penurunan harga disesuaikan dengan daya beli masyarakat di sekitar. Walau adonan mie tetap sama, beberapa lauk tak disertakan lagi, seperti daging cincang kecap. That’s alright, the most important condiment is still there, keropok! *walau ga sebanyak dan setebal dulu*

Dengan kuah yang lebih kental dan gelap, ker mie disajikan di mangkok dengan irisan daging babi dan kerupuk, minus udang seperti tempat sebelumnya.

Perhaps, yang paling menonjol disini ialah perubahan pada citarasanya. Flavor yang selama ini sudah cocok di lidah orang Medan terpaksa harus ditweak lagi untuk menyesuaikan lidah masyarakat di sekitar pulo brayan yang mayoritas orang Bagan.

Menurut pengelola, keputusan ini dibuat setelah survey simpel berikut: Dalam satu minggu, kecap asin lebih cepat habis ketimbang cuka, di Pulo Brayan malah sebaliknya.

Memang seyogianya, cuka berperan penting dalam masakan khas Bagan. Buat gue yang asli orang Medan, masih tetap enjoy mie Bagan ini tanpa harus menuangnya kedalam mie, flavornya sedikit berbeda dari dulunya, but I still like it.

Ong Lai Mie #nonhalal
Jalan Mayor no 6B Pulo Brayan
Buka: Pagi ampe siang
Che it Capgo Libur

Padang Lawas ini pertama kali dikenalin ama kawan yang sudah mangkir beberapa kali disini, terutama meeting dengan klien2 high profile. Maklum, disini kan banyak kantor2 pejabat hehehe…

Alamat rumah makan ini berada di Jalan Sei Batu Gingging. Bukan teritori gue sebenarnya, dan disuruh nunjukin jalannya mungkin gue sendiri kebingungan yah, tapi gunakanlah fasilitas google maps di bawah ntar. Lokasinya di sudut gitu, sebuah rumah tapi mirip gubug. Parkiran muat 4-5 mobil.

Kebetulan datangnya rame, sistem hidangannya ala Mandailing/Minang. Hampir semua hidangan disajikan ke meja. Apa daya pengen icip sikit, eh nanti dihitung sepiring lho.

Abis itu yah tinggal pilih, mau duduk bagian luar dengan AC alam, atau didalam ruangan yang lebih adem (AC beneran)

Nah, berhubung hidangannya banyak banget, ga hapal nama semua masakannya. Yang paling notable disini dan merupakan best seller ialah ikan Sale. Selain itu, sambel teri sini juga enak.

Menu menu lainnya…

Since gue ga gitu familiar dengan hidangan khas Mandailing, I’ll let the photo talk by itself.

Untuk harganya sendiri tergolong murah *kalo ga serakah.  (untuk menu-menu yang kami icip harganya tertera dibawah artikel).

Terlepas dari masakan khas Minang dan nasi padang mainstream yang kita komsumsi sering kalinya, masakan mandailing ini boleh dibilang lebih unik. Sudah pernah coba masakan Mandailing sebelumnya? Kalo belum, silahkan mampir.

Rumah Makan Padang Lawas khas Mandailing
Jalan Sei Batu Gingging

Kalio Rp. 26.000, Ikan Sale Rp. 15.000
Genjer Rp. 8.000, Jengkol Rp. 10.000
Ayam goreng Rp. 13.000, Ikan tauco Rp. 13.000
Daun ubi Rp. 8.000, Teri jengkol Rp. 10.000
Tuk tuk Rp. 10.000, Terong Rp. 8.000
Belut Rp. 13.000, Jus Rp. 10.000

Gaes, pasti kalian pernah ngalamin rasa laper melanda tapi bawaannya udah mager banget? Kalau keluar beli makanan sendiri rasanya ogah, kalau mau pesen delivery kadang nunggu lamanya bikin males.

Pizza Hut Delivery atau PHD mungkin bisa jadi salah satu opsi menjawab kegalauan hati kalian di atas. PHD hadir untuk pertama kalinya di Medan, berlokasi di Jalan HM. Joni No. 60.

Outlet ke-107 ini baru diresmikan pada tanggal 5 Oktober 2016 kemarin. Bagi kalian yang belum tahu, PHD itu ‘anak’ Pizza Hut dengan spesialisasi pizza delivery with their motto “#GakPakaiAlasan 30 Menit Dijamin Tiba atau Gratis 1 Pizza”.

PHD sendiri sudah hadir di Indonesia sejak 2007. Sampai saat ini, PHD sudah ada di belasan kota besar Indonesia, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Cimahi, Surabaya, Sidoardjo, Gresik, Malang, Purwakarta, Bali, Semarang, Yogyakarta dan tentunya Medan.

So, sebenarnya apa beda PHD sama Pizza Hut regular yah?

Basically, PHD merupakan konsep lain dari Pizza Hut yang fokus pada delivery dan take away. Sementara restoran Pizza Hut fokus kepada customer yang ingin menikmati suasana di restoran baik bersama keluarga, teman, tetangga, pacar, mantan, dll. ;D

Jenis roti PHD pun berbeda dari Pizza Hut, lebih tipis tetapi tetap berkualitas. Ini memang dirancang khusus untuk PHD, di mana cara pemasakannya lebih cepat dibanding dengan pizza dari restoran Pizza Hut.

Maka jangan heran menu PHD pasti berbeda dengan menu Pizza Hut regular. Karena kembali lagi pizza PHD telah disesuaikan untuk mengutamakan kecepatan layanan pesan antar, berbeda dengan Pizza Hut di mana kita dapat santai bersantap di tempat.

PHD menjamin semua pesanan dapat diantarkan gak pakai alasan tiba dalam 30 menit dengan keadaan fresh dan hangat, jika terlambat customer akan mendapatkan gratis satu voucher pizza.

Kok bisa 30 menit sudah tiba? Roughly, katanya 30 menit ini terbagi atas 15 menit proses cooking, dan 15 menit proses delivery. Sedikit bocoran, sebenarnya target waktu tempuh PHD maksimal hanya 12 menit, sisa 3 menit itu untuk antisipasi hal lainnya hehe.

Tapi perlu diketahui, PHD punya jangkauan antar tersendiri, so saat ini pastinya belum dapat mencakup semua area Medan dulu. But the good news is katanya dalam waktu dekat akan dibuka lagi 2 outlet lainnya di Medan, yaitu PHD Dr. Mansyur dan PHD S. Parman.

Dengan gaya hidup dan kebutuhan masyarakat masa kini, PHD berusaha hadir sebagai salah satu solusi tersebut. Nah, kalau sekarang mager karena jalan macet, hujan, sibuk, atau alasan apapun, mungkin di benak kalian bisa terlintas 1500-600 atau phd.co.id?

Pizza Hut Delivery (PHD)
Jalan HM. Joni No. 60, Teladan Timur, Medan
Facebook: PHD1500600
Instagram/Twitter: @phd_1500600

For delivery:
Telephone: 1500-600
Online Order: http://www.phd.co.id
Operational Hour: 10 .00–23.00 everyday
Online Order Hour: 10.00-22.30 everyday

Hey, It’s October! It’s like the Friday of the Year (sebentar lagi sudah memasuki year-end, uhuy!). Di waktu ini lah para brand mulai sibuk mempersiapkan diri dengan promosi penutup tahun dan merancang program tahun mendatang. So, what’s hot on this October? Ardentic 2.0, it’s SHOP-EAT-ENJOY Festival Market kreasi dari team Ardent yang sebelumnya telah menyukseskan program-program dan pop-up market menarik di Medan tercinta (Ardentic 2015, City of Radiant, A Weekend with Love, Bonito and Berrybenka Pop-Up).

Diramaikan oleh 80+ brand lokal, nasional, dan internasional, Ardentic 2.0 berambisi menjadikan ajang ini salah satu festival market yang paling panas dan wajib dikunjungi dari Kamis -Minggu (20-23 Okt) ini. Dari hasil telusuran MaMa, ada lebih dari 20 tenant FnB yang bakal bergabung di bawah payung Aplaus Culinary Project dalam acara ini. Berikut sneak preview beberapa tenant FnB yang berhasil kami gali.

Bagi kalian yang penasaran dengan karakter-karakter lucu yang terlampir di foto atau pun postingan materi promosi Ardentic 2.0, say hello to Ardentic Dwarves (credit to @Lumut.Co) yang bikin acara seru ini makin hidup dan semarak. Jangan lupa foto bareng dengan Dwarf-nya MaMa, si gembul Mac, di tanggal 20 nanti ya.

Lokasi acara terbilang strategis di pusat kota. Tepatnya di tanah kosong beberapa ruko setelah Cambridge City Square. Ardentic 2.0 tidak hanya menekankan  kegiatan belanja dan makan-makan saja, tetapi juga segudang permainan dan aktivitas yang dapat dilakukan bersama pacar, teman, mantan, keluarga bahkan peliharaan kesayangan. [Event update dapat diakses di Event Facebook]

Habis makan-makan enak, jangan lupa goyang-goyangkan sikit ototnya biar lemak nggak nyangkut ya, sob.

Bagi anda yang datang bersama pacar (FREE Movie Screening), film Prancis lagi. L’Amour!

Udah kenyang, udah enjoy, udah happy, eh bisa menangin hadiah lagi! Ardentic Harvesting Game memanjakan para pengunjung dengan berbagai goodies dan grand prizes. Di pintu masuk, kamu akan mendapatkan The Harvest Card dimana kamu bisa ngumpulin dan menempel stiker (aka TOKEN) yang bisa didapatkan dengan belanja atau mengikui beragam aktivitas.

Selain penukaran token -> goodies, juga ada LUCKY DIP dan GRAND PRIZE seperti TV, air purifier, camera, smartphone, hairdryer and many more.(#sparklyeyes)

Nah bagi para anak MaMa yang setia (ini yang paling ditunggu-tunggu), kalian punya kesempatan untuk curi start sebelum acara ini dimulai.

MaMa akan membagikan 50 (lima puluh) kartu Harvest Game yang sudah terisi 12 token buat kamu-kamu yang gaul. Caranya simple saja:
1. Follow Instagram @Ardent_ and @Ardentic_  (feel free to spam them)
2. Tag 2 (dua) teman anda yang akan diajak ke acara ini di postingan IG @Makanmana

Bagi yang beruntung, anda dan kedua teman anda akan mendapat “Privilege Preloaded Ardentic Promotion Harvest Card (#PPAP Harvest Card)”#gagalmoveon, jadi jangan lama-lama ngebaca blog-nya, segera meluncur ke laman Instagram! See you there!

XoXo,
Mac of MakanMana

Sudah 6 tahun berlalu sejak ulasan MaMa tentang Hee Lai Ton , and now we’re back! Pada kesempatan kali ini MaMa ingin berbagi cerita citarasa menu ala carte dari kunjungan nostalgia ini, setelah sebelumnya MaMa sempat mengulas tentang promo weddingnya.

Rekomendasi menu pun kami percayakan kepada captain supaya dipilihkan kombinasi best seller dan recommended versi Hee Lai Ton (HLT). Dengan 4 sajian menu sederhana andalan, dimulailah petualangan kuliner MaMa.

Terong Cabe Garam! Hidangan sayuran yang impresif. Buah terong dipotong dengan teknik julienne, lalu digoreng berbalut tepung hingga seperti french fries dan dimasak dengan nestum, ebi, cabe dan bawang goreng.

Renyah di luar, tetapi masih lembut di dalam. Paduan rasa manis terong dan asin bawang goreng makin bersilat di lidah dengan harumnya ebi. Bisa dikatakan ini hidangan yang cocok buat si junior (dan mertua), atau untuk anda para karnivor dewasa yang dipaksa istri makan lauk sayur tapi enggan melihat sayuran hijau.

Tak lama, ada Ikan Kerapu Stim Chi Ling yang kemudian meramaikan meja kami. Tatanan daging Kerapu yang padat (info dari Chef/Shifu, khusus utk hidangan ini, dagingnya diambil dari jenis ikan Kerapu jumbo) disusun bertahtakan kulit kembang tahu, wortel, daun bawang dan 2 variasi jamur (Jamur kuping dan shitake), lalu dikukus dengan saus spesial ramuan tersendiri ala Shifu Kong dari Malaysia (saus dan teknik stimnya mengingatkan MaMa pada teknik stim Hongkong).

Sungguh layak menu ini menjadi salah satu andalan yang paling diminati pelanggan tetap.

FOOD TRIVIA: Hidangan ini dinamakan Steam Chi Ling karena bentuk tatanan daging ikannya yang disajikan menyerupai liuk tubuh sang binatang legendaris dari Cina (QILIN)/ Jepang (KIRIN)

Next! Mari kita sambut dengan tepuk tangan yang meriah sodara-sodara! Inilah Bebek Roti. Hidangan ini sebenarnya hidangan bebek Peking (info Chef/Shifu: hanya bebek berbobot 2,5 kg ke atas yang layak dibuat menjadi hidangan bebek Peking di HLT) yang diberikan sentuhan khusus HLT.

Kulit bebek yang garing tidak dipasangkan dengan lembaran crepes yang tipis tetapi malah dengan mantou yang tebal ditambah dengan sisipan bakso kulit kembang tahu goreng di tengah mantou.

Permainan tekstur dan rasa yang apik antara renyahnya bebek dan bakso tahu versus lembutnya mantou cocok dinikmati bersama saus Peking dan plum racikan HLT. Selain itu potongan bagian paha dan sayap bebek tersebut ikut disajikan di dalamnya.

Lalu sisa daging Peking diolah kembali bersama jagung, jamur, wortel dan kecap untuk dihidang bersama selada segar dalam tajuk hidangan Irisan Selada. Tidak banyak yang bisa kami expect dalam hidangan yang satu ini setelah lidah kami dibombardir oleh menu-menu sebelumnya.
Note to self: Pada kunjungan berikut mungkin boleh dicoba hidangan ini dengan variasi saus Cabe Kering atau Black Pepper.

And the good ending is, total tagihannya tidak mencapai 600rb untuk berdelapan (Berenam jika nafsu dan perut anda sebesar tim MaMa) dengan manfaatin program diskon yang sedang berlaku*. Happy Tummy, Happy Wallet. It’s is worth to come back for. Chī hǎo hē hǎo MaMa

Info dari HLT: Saat ini (August – December) ada promo all credit card 20% off dan Mega 30% off. Terms and condition apply.

Restaurant Hee Lai Ton
Gedung Yayasan Tio Ciu Lantai 2, Jl. Gandhi No. 123, Sei Rengas II, Medan, Kota Medan, Sumatera Utara
tel: +62617355230

Apa yang tersirat di benak kalo mendengar CK? Calvin Klein? hahaha… CK yang satu ini singkatan dari Cun Kao, mie pangsit yang belum lama hadir di Medan.

Rumah makan ini hadir baru-baru ini di Jalan Wahidin, dekat ama mie pangsit Akhun dan bersebelahan dengan Asan Babi Panggang. Denger-denger dari ownernya, mereka berasal dari Rantau Prapat, kontras ama stereotypenya mie pangsit Siantar.

Mie diproduksi sendiri, teksturnya agak keriting, dan tebalnya standar seperti mie pangsit yang banyak dijumpai di Medan. Porsi standar ini dapat topping seperti rebusan sawi, charsiew dan braised meat.

Namun dibalik itu, ciri khas mie pangsit CK ini ada di potongan paikut (ribs). 1 mangkuk mie pangsit ini masih dibawah 20rb, harga yang disesuaikan dengan kompetitor dan market masyarakat di jalan Wahidin dan sekitarnya. Sebenarnya kalo ga mau taroh pai kut nya, harganya jadi dibawah 15rb.

Namun kalo budget mengizinkan, inilah porsi mevvahnya… Ditambah braised egg sebutir belah dua. Emezing jadinya kan.

Dari kesemua, barangkali yang paling berkesan makan pertama kali disini ialah pelayanannya. Mungkin kebetulan waktu itu ga begitu rame, pemiliknya sempat ngobrol dan overall a friendly woman.

Mie Pangsit CK (Cun Kao)
Jalan Wahidin (lihat map)

Perbincangan MaMa sore itu berputar di definisi idealisme melawan komersialisme. Memang harus MaMa akui tidak mudah menjadi sebuah cafe idealis apalagi di market yang masih setengah-setengah penyerapan arti nongkrong di cafe.

Di satu sisi, sebuah cafe dengan pengelola yang pulang ke Medan setelah mencicipi kehidupan di Melbourne punya cita-cita untuk mengedukasi masyarakat Medan tentang definisi kualitas, setidaknya dengan standar Melbourne.

Perbincangan yang dimulai dengan hidangan Toasted Muesli itu berlangsung santai namun alot. Contohnya saja Muesli yang sebagian bahan utamanya dibawa langsung dari negeri kangguru ini, selain harga jualnya yang lebih tinggi daripada mie goreng – nga semua orang juga tau bahwa ini adalah menu sarapan dengan nutrisi tinggi dan rendah lemak. Actually this taste quite good.

Perjuangan Harris bukan yang pertama disini. Sudah pernah beberapa cafe mendahului dengan jiwa idealisme tinggi, sebagian besar tidak berhasil, menelan pahitnya realita bahwa idealisme tidak selamanya bergandengan tangan dengan komersialisme.

“Saya ingin mengajarkan orang bahwa sebuah cafe itu tidak sama dengan rumah makan. Untuk apa diberi label cafe apabila hanya bisa menghidangkan nasi goreng. Makanan cafe setidaknya harus menunjukkan skill pengelolaan masakan. Perpaduan berbagai tekstur, warna, intinya keseimbangan antar elemen dalam sepiring hidangan” tutur Harris.

Contohnya saja pengunjung sore hari yang sebagian besar ngopi, umumnya mengidamkan cemilan disamping gelas kopi mereka. Disini mereka menyediakan tiramisu, namun realitas berkata pisang goreng akan lebih menjual. Jadi kamu tetap jual atau kamu bersikeras mempertahankan tiramisu sebagai teman kopi?

Perbincangan tanpa kesimpulan itu diakhiri dengan manual brew oleh Harris. Setidaknya kita bisa setuju di kopi – kopi yang enak itu harus bisa dinikmati oleh yang minum dan punya karakter sesuai origin masing-masing.

Walaupun dengan semangat berkobar, MaMa bisa melihat menu-menu disini sudah sedikit membuka jalan untuk komersialisme. Bagaimanapun, se-idealis apapun kamu, tanpa pengunjung sebuah cafe hanya bisa menjadi galeri. Layaknya etalase cantik yang hanya bisa dikagumi dari balik kaca.

Semoga saja kali ini, di tempat ini sebuah sejarah akan tercipta dimana komersialisme yang akan memberi jalan pada idealisme. Setidaknya untuk saat ini MaMa masih bisa mencicipi sedikit rasa idealis dan kobaran semangat dari sebuah cafe ala Aussie di Kota Medan.

Coffeenatics punya kualitas, punya karakter. Mereka juga punya semangat untuk mengedukasi. Sisanya terserah kita apakah kita akan belajar atau masih bersikeras mengkandaskan Medan sebagai tempat yang susah untuk belajar menerima.

Coffeenatics
Jalan Teuku Cik Ditiro No.8
Tepat didepan SMAN 1 Medan

“LAU YU”, bacanya harus dengan intonasi dan nada super semangat seperti layaknya Anda menyapa teman lama Anda,
Yeappp, this eatery is named after the owner’s nickname which means “Old Friend”. Don’t mispronounce it as Lau Yu ya guys! (artinya tumpahan minyak dalam bahasa Hokkian).
*I actually did mispronounce it! I’m sorry Uncle Lau Yu if you ever read this Hahahha.

Somehow, this area has actually been kinda forgotten.
Mudah-mudahan dengan hadirnya Lau Yu dapat menghidupkan kembali suasana ke-eleganan lokasi ini. Saya sebut elegan karena adanya O’Flaherty’s Irish Pub disana (yang ternyata review-nya sudah 8 tahun yang lalu!)

Saya sudah tidak ingat lagi lokasi ini dulunya ditempati oleh siapa dan sebagai apa, yang pasti tempat ini bersih dan nyaman dengan cutleries (alat makan) yang bersih dan disimpan rapi pada kotak-kotak.
Maaf, saya suka parno mengenai hal ini.

Selain kakak waiter yang membantu kami untuk mencatat pesanan kami, Acek Lau Yu (the owner come chef who is originated from KL, Malaysia) yang ramah juga datang samperin meja kami dan bercerita tentang menu-menu andalannya.

As we were just 2 persons, we can only ordered a few menu, but updates are always possible in the future.

Alhasil, inilah yang sanggup ditampung oleh lambung kami :
Klang style Bak Kut Teh 2 mangkok, Samcan Spesial ukuran M, Selada Kecap dan Ca Kue 2 porsi.  Mari kita mulai makan-makan nya! #ehhh.

Bak Kut Teh (pemeran utama di Lau Yu) disini beraliran Klang.
Ini adalah salah satu makanan berkuah yang diminati oleh banyak orang, terutama disaat musim hujan.
Buat yang demen Klang style Bak Kut Teh, you can consider this as one of your choices.

According to my taste buds, this is good!
Daging iga babi yang disajikan sangat sangaaaat lembut, it’s melt-in-the-mouth kinda stuff! Namun sangat disayangkan, sup Bak Kut Teh yang disuguhkan tidak cukup panas (the degree of heat of the food here is very important).

Tapi jangan kuatir, additional sup diberikan tanpa biaya tambahan dan bisa di-request tingkat kepanasannya. Kalau saya demen dengan tingkat kepanasan mendidih hingga asap bisa keluar dari lubang hidung. Mwahahaha.
*Wouldn’t it better if they could serve it in claypot?

Dan satu lagi, bawang putih, cabe potong, kecap asin dan kecap manis terletak manis di setiap meja and that means heaven to me!
After the meal, I trust that Vampire will never dare to come near me! I win!

Cakwe was normal good, nothing further could I write here.
Tidak pernah sejarahnya Bak Kut Teh disajikan tanpa Cakwe, kan?
They are made for each other, so sweet right?

Selada Abon Kecap atau di menu disebut Cha Polisen Chai Abon Kecap. Menurut saya, price tag untuk yang satu ini terbilang cukup tinggi. Tumisan selada ini manis dan garing , tapi disarankan untuk menghabiskannya selagi masih panas. Ingat yaa, guys!

Nahhh, ini dia yang tidak dapat dihindari. Konon katanya, Samcan adalah makanan terenak sejagad raya! Setuju manteman?
Saya mah setuju bangeettt!

Samcan goreng disini porsinya tidak besar (as usual, photo is always deceiving), bumbu marinasi agak sedikit kurang meresap. Its good enough though dan asumsi saya samcan disediakan fresh upon order.

Namun, mengingat lingkar pinggang yang kian melar tanpa kompromi, alangkah baiknya jika samcan yang disediakan lebih banyak komposisi daging daripada lemaknya. Satu hal, sambal andaliman untuk cocolan samcan nya best! Pedasnya nampol!

Jika dilihat dari menu yang tersedia, Lau Yu menyediakan cukup banyak pilihan menu dengan harga yang tergolong relatif tinggi.
Salah satu menu yang berkali-kali dibanggakan Acek Lau Yu adalah Io Ci Cha Jahe (Ginjal masak jahe), tidak kami coba sebab kami tidak suka dengan Ms. Ginger! Maaf, ginger fans!

Manteman, agar manteman bisa men-adjust keinginan makan dengan kemampuan kantong, nihh menu-menu yang tersedia di Lau Yu lengkap dengan harganya.
Jangan heran, informasi dari Makanmana selalu paten! No worries, you may thanks us later!

Lau Yu Bak Kut Teh
Jln. Adi Sucipto No. 8R, sederet O’Flaherty’s
Tel : 0852 7573 1999 / 0822 0412 7189
Operational hours : 07.00-14.00 / 18.00-21.00 (daily)

Ah…it’s the Prime again after 4 years. Akhirnya balik lagi setelah boleh dibilang tempat ini mati suri. Lho koq mati suri? Jadi menurut desas desus dan berita yang barusan didapat, sejak review terakhir, Prime sempat mengalami krisis chef.  Artinya, chef ‘impor’ yang biasanya berasal dari Marriott network ini sempat absen selama beberapa saat.

Nah, gw sendiri aja baru tau kabarnya setelah dikasi tau kalo kunjungan saya kali ini sebenarnya ketemu chef yang baru aja masuk 4 hari.

Chef Amin yang aslinya orang Medan ini pernah menimba ilmu dan pengalaman di Dubai dan Maldives. Well, I guess I was lucky then, considering this place ain’t cheap at all.

As usual, tempat ini menjadi pilihan untuk merayakan wedding anniversary. (I was absent for 3 years karena anak masih terlalu kecil untuk ditinggal :p)

Things are still remain the same. Dari segi penataan cahaya, layout meja, suasana, lagu, dan mood yang dibawa restoran ini masih tetap sama seperti dahulunya. Yang noticable hanya staff yang sudah berubah.

I was greeted by a friendly manager, and then escorted to the desired table. Kami berdua pun dipersilahkan duduk, kemudian sosok berjas itu pun mengayunkan table napkin, lalu meninggalkan kami berdua sesaat untuk mempelajari menunya.

But there’s not much to learn really, it’s still the same menu (except the price is now different hehehe). Learning from my past experience (being charged 80rb for 2 cup of tea), we skipped the appetizer.

Setelah memesan dan menunggu, kami dikejutkan dengan sebuah surprise kecil. I wasn’t expecting this but it was expected (karena dulunya dapat free dessert). This time dapatnya appetizer, gw lupa namanya tapi bentuk bola tersebut sepertinya terbuat dari kentang dan daging.

On to the main course, 220gr Grilled Black Angus Beef Rib Eye with Homemade green salad, baked potato with sour cream and Beef bacon (IDR 285k ++).

As you can expect, dagingnya lembut hanya dengan sedikit marinasi salt and pepper. Ada beberapa pilihan sauce untuk menemani steak ini, dan utk yang satu ini pilihannya jatuh ke black pepper.

Steak kedua yang hadir malam itu ialah Grilled Australian Wagyu Beef with sautéed mushrooms and potato au gratin (IDR 850k ++).

Harganya memang selisih jauh dengan Black Angus. Gw pesan karena penasaran aja sih pengen ngebedain tekstur dan citarasa dagingnya.

Ada sedikit yang berbeda pada cooking style Chef Amin. Dulunya, steak yang saya pesan di grill, namun hidangan steak kali ini dagingnya di pan fried. Pada hidangan pertama di meja, saya merasa dagingnya masih terlalu mentah, maka direquest dan dikembalikan lagi untuk diproses agar lebih matang.

So, dengan perbedaan harga yang lumayan jauh antara daging biasa dengan daging premium (wagyu), is there any difference? Yes, there is, but not so obvious unless you put both on the table.

I mean, kalo disuguhi good meat and great meat, tentu saja anda bisa membedakannya. Daging Wagyu lebih buttery and overall ‘sweeter’ than Black Angus.

Untuk minuman, Berry Fizz (Fresh strawberry, lychee, orange and cranberry juice with a dash of hazelnut syrup) dan Pineapple Kaffir Lime (Fresh Pineapple, lemongrass, kaffir lime leaves and caramel syrup) menemani makan malam. Both priced at 80rb, a bit too expensive, but there’s not much choices kecuali go for mineral water (Equil at 40rb).

Total bil malam itu Rp 1.135.000 untuk makanan, Rp 160.000 untuk minuman, plus Rp 129.500 for service tax, and another Rp 142.450 for tax, a whopping Rp 1.566.950. #usapdompet

Ain’t cheap, but you get what you paid for, classy service, good food, good vibe. Untuk sebuah special occasion, saya tidak menyesal merayakannya bersama sang istri yang pengertian, karena pada akhirnya kami setuju utk makan mie instan selama sepekan.

Prime Steakhouse + Bar
Dinner
Weekday: 06.30 PM to 10:00 PM
Weekend: 06.30 PM to 10:30 PM
Acoustic Band
Friday – Saturday starting from 07.00 PM – 10.00 PM
For reservation: +62 61 4100 6600

Saya kurang tau dari mana asal Tau Kua He Ci sebenarnya. Hidangan yang terdiri dari kombinasi gorengan, rebusan, dan siraman kuah kental ini dapat ditemukan di beberapa spot di Medan dan Deli Serdang.

Tau Kua He Chi yang populer dan notable berada di Sunggal dan Brahrang, Binjai. Rata-rata memang agak jauh dari pusat kota. Nah yang satu ini juga ga kalah… daerah Titi Kuning!

Sun Sun 89, angka tersebut mungkin didapat dari nomor rumah. Lokasinya di tepi jalan Titi Kuning (dekat Gek Lan Chinese food/ Aroma 88).

Menurut yang punya, sebelumnya pernah jualan di Jakarta, kawasan Duta Mas. Mungkin karena orang-orang Jakarta yang belum terbiasa makan ginian, Sun Sun akhirnya ngalah dan reopen di Medan.

Kek ginilah penampilannya, kuahnya kental berwarna kemerahan, sedikit asem manis ditemani kangkung rebus, tauge, udang goreng, rajungan goreng, tahu goreng, dan yang paling diantisipasi: Kerupuk udang, remah-remah-renyah!

Dengan harga 25rb, ada yang missing disini, yakni bakwan udang. Rupanya sang pengelola kewalahan karena ga cukup anggota.

Nah, katanya sih kalo traffic udah bagus nanti mau dibikinkan bakwan campur daging kepiting.

Tau Kua He Ci Sun Sun 89
Jalan Brig Jend Hamid (Seberang Pabrik)
11.00-19.00
Tidak libur

Jika dilihat dari penampilannya—pake baso udang dan braised pork, bihun bebek ini mirip sekali dengan bihun bebek Akien. Memang, Aliang ini rupanya adik dari Akien.

Kedua bihun bebek (Aliang dan Akien) ini memang terbilang out of radar. Namun, berhubung jualannya udah lama dan sudah punya customer base sendiri, lokasi no worry lagi.

Bihun bebek Aliang ini menempati Jalan Perniagaan Baru. Ada 2 cara menempuh lokasi ini, jika dari jalan Perniagaan, pantengin sebuah jalan kecil sebelum keluar ke lapangan merdeka. Atau kalau dari jalan kereta api, cari jalan kecil perta di sebelah kanan.

Selain bihun bebek, rumah makan ini jual menyediakan Mie Hokkien dan Mie Sop. Mumpung highlightnya bihun bebek, itulah yang dipesan.

Rumah makan ini sepertinya sudah punya operating procedure sendiri. Daging bebek sudah dipilih sebelumnya, jadi daging yang dikasih pun sudah diseleksi dan minim kulit.

Begitulah penampakannya. Aslinya sih braised pork atau daging kecap tidak diikutsertakan, karena biasanya disajikan untuk Mie Hokkien. Berhubung gue nya udah terbiasa makan Akien merasa heran dan akhirnya request.

Buat yang ga request ini itu, dapatnya seperti foto diatas yah. Kuah langsung disiram. It’s all matter of preference, kalo mau pisah, sebaiknya request dulu sebelum terlambat.

Soal rasa sih, keduanya identik (lah toh 1 resep warisan), walau menurut yang udah terbiasa makan ngotot ada sedikit perbedaan.

The good thing is, you now have choice, terutama di hari minggu dimana apabila salah satunya lebih cepat sold out.

Bihun Bebek Aliang
Jalan Perniagaan Baru No 15A
07.00-14.00
17.00-20.00
+6285922850563

I know your frustation.

Banyak request yang datang ke kami terutama dari visitor luar kota yang datang ke Medan. Ada ga sih sebuah daftar tempat makan Vegetarian di Medan?

Well, worry not now. Makanmana bekerja-sama dengan IVS (Indonesia Vegetarian Society) untuk menghadirkan tempat makan vegetarian di Medan.

Daftar ini akan selalu diupdate. Jika anda mempunyai rekomendasi tempat baru, silahkan hubungi kami atau cukup tambahkan komentar dibawah.

Terima kasih.

Acin
Jl.Timor Baru II No 52/73
061–4533945

Acu Vegetarian
Jl.Yose Rizal No 63/121
061–7355379/76254813

Agek Vegetarian
Jl.gajah No 81/63
085261259688

Agiok Vegetarian
Jl.Rotan 81, Petisah
061–4528557

Aily Vegetarian
Jl.Sutrisno № 215, Simp Thamrin
081361537249

Alai tc
Jl.Kapt Sumarsono Helvetia, Karang sari
061–8467804

Aniang
Jl.Sumatera No 68 E
08196014275

Aroma Maitri
Jl.Wahidin No 140/24 G
061–4521079/75071629

Biduk
Jl.Orion No 45
061–4522468–08126080661

Brayan
Jl.Pertempuran No 72 P.Brayan
061–6618103–6620296

Cahaya Mulia
Jl.Rahayu No 95B
061–4501850

Cendana Kitchen
Jl.Asia Megamas Blok N No 26
061–7357773

Chai hong
komp. asia mega mas No 2 DD
085362151551

Dazam Raya Vegetarian
Jl.Dazam Raya No 26
061–4524169

Fo yuan
Jl.Yos Sudarso No 142
061–6628244

Fo Guang
Jl. Rambutan, Cemara Asri

Fortunate Coffee
Jl. Timor Blok I-V
080501793

Fortunate Coffee
Jl Boulevard Utara No 8, Cemara Asri
085262088989

Green Village
Jl. Timor, Caribia Boutique Hotel
061–4552933

Green Bean (Review)
Jl. Sun Yat Sen No.7
+62 852-6268-9980

Happy Life
Jl.Thamrin No 75 U
061–7344119

Harmony
Jl.Gajah Simp.Wahidin No 114A
061–4510969

Joti Vegetarian
Komp Multatuli Blok B No 3.4.5
061–4575420–4575421

Lotus
Jl.Sabaruddin No 3
061–7356339–77082791

Loving hut
Jl.Mataram No 2B
061–4151195–4151814

Loving hut
Jl. Wajir

Lovely Café
Jl. Boulevard Raya No 08 K
061–80033818

Mawar Vegetarian
Jl.Dazam Raya No 42
061–75053370

Medan vegetarian
Jl.Airlangga No 23 A-25
061–4155570–4155572

Mei Sor Damai Vegetarian
Jl akasia 1 no 6
0812-6510-178

Nie nie
Jl.Prof Hm Yamin No 23 W
061–4568307

Rm. Vegetarian
Jl.Bambu I No 57
061–6617495/08126094428

Rm.Pik Ik
Jl.Asia Baru No 50
061–7360554

Rm.Tapanuli
Jl. Tapanuli No 21
061–4516537

Rm. Vegetarian (Review)
Jl. Perpustakaan (2 pintu sebelum Sop Sumsum Langsa)

Socrates
Jl.Airlangga No 14-C
061–4568950

Suranggama
Jl.Perak No 11H
061–7365206

Sutta Caferia
Jl. Selam I / Industri No 26 A
085362261188

Syukur Vegetarian
Jl. Krakatau, Bukit Barisan II No 49
085275752215

Teko Healthy Resto (Review)
Jl.boulevard utara No 8, Komp cemara asri
061–77061938

Timah Vegetarian
Jl.Timah Putih No A 11(depan rumah Susun)
085275613838

V bread
Jl.Kelapa 8-I Komp Cemara Asri
061–6632173

Vegetarian Jemadi
Jln Jemadi (komp Mega Jemadi)
061–36635729

Vegetarian
Jl.Berlian No 12 (Sebelah Vihara)
061–7367926/081375129049

Veggie Et
Komplek Asia Mega Mas Blok EE No 1
061–7351624

Vetran Vegetarian
Jl.Veteran No 32(simpan Timur)
061–77738721/0812659260

Veggie Hut
Jl.Strawberry Kompl,Cemara Asri No 88
061–6644438

Vegetarian Indonesia
Jl.Gandhi No 222
061–7363300

Visakha (Review)
Jl. H Misbah Multatuli Blok G 19–20 Medan
061–4514066

Vegetarian Sumatera (Review)
Jl. Gatot Subroto (Dekat monumen Guru Patimpus)
061-4149480

Waringin
Jl.Waringin No 09
061–4511521

Xiu Lien Vegetarian
Jl.Warna No 9 Pasar Warna
061–77013050

Yoga life
Jl.Hindu No 10
061–4565145

Yi Po (Review)
Jl. Perak No. 11-H
+62 61 7365206

Zuc Mozaic
Jl. Dr.Cipto No 11B

This article is supported by

Kadang kita merasa, sebuah tempat yang aduhai cakep dengan budget selangit, pelayan dengan seragam apik, ber AC, fancy menu dan mengusung konsep dari negara-negara maju, belum tentu menyajikan sebuah hidangan yang dapat membuat balik lagi.

Sebaliknya, sebuah gerobak kecil dengan fasilitas seadanya, terletak di lokasi yang ‘kurang meyakinkan’ toh akhirnya dapat memberi sebuah kesan.

Meet Pide Anne. Pide, dalam bahas Turki artinya pizza, sedangkan Anne ialah ‘ibu’. Pide Anne sendiri merupakan bisnis kecil yang dirintis Ria, seorang wanita berjilbab yang sebelumnya pernah menghabiskan waktunya selama 9 bulan di Turki.

Ria yg menyukai pizza itu pun mencoba membuat sesuatu untuk masyarakat Medan. Pizza sendiri sudah bukan makanan yang asing lagi, namun kalau hanya mengandalkan pizza ala Italia atau Amerika, persaingan pasti keras tentunya.

Lalu apakah pizza Turki ini hanya gimmick? Dari segi penampilan well… hanya bentuknya yang berbeda, seperti bentuk bibir. Saat ini tersedia 3 rasa, yaitu tavuk (ayam), Et (sapi), dan Cocuk (polos) *cocok untuk vegetarian*. Harganya Rp 25.000 kecuali yang polos Rp 20.000.

Setelah topping dan bahan pelengkap lainnya selesai ditabur, pizza pun dimasukkan kedalam oven, dipanggang selama 5-6 menit.

Setelah keluar dari panggangan, bagian tepi yang tadinya dilipat pun mengembang, sedangkan bagian tengah lebih tipis, alhasil lebih crusty. Panjangnya sendiri kurang lebih 1 jengkal setengah, porsi yang pas buat 1 orang.

So, to answer previous question ‘Is this just a gimmick?’ maka kami pun mencicipinya selagi hangat. Taaaareeeekkk manggg…..

Kami yang awalnya agak skeptis pun akhirnya nyerah juga. Yes, we’ve found another hidden gem. Ciri khas pizza ini jatuh di pilihan dagingnya yang sudah dirempahi. Permainan rempah yang sedikit mendominasi pizza inilah yang unik dan tak dijumpai di pizza lain.

Belum lagi cabenya yang juga awalnya kami pikir cuman sambel botolan, eh ternyata beda. Ada sedikit hint Tabasco yang kemudian dicampur dengan ingredient lain dan sedikit lebih kental agar disesuaikan dengan selera lokal. Perfect combination buat kamu yang ga tahan kalo ga makan pedas.

Malam itu, Pide Anne berhasil meraih kepuasan kami. Bagaimana sebuah gerobak kecil dengan penampilan seadanya, bahkan berjualan di sebuah tempat yang mereka sebut ‘Warkop Pokemon’ sanggup merubah persepsi kami.

Sometimes, you can’t judge a book by its cover. Kami baru saja memilih sebuah buku dengan kover yang tidak begitu mengesankan, namun menyelesaikannya dan berharap untuk membaca chapter selanjutnya, berharap untuk kreasi Pide Anne berikutnya.

Pide Anne Pizza Turki
Jl. Monginsidi  no 12 (Di dalam warkop Pokemon)
15.00-22.00
Setiap hari kecuali senin libur
+62813-7702-1572

“Chef at Home”, series baru dari MaMa mengangkat ‘local food hero’ yg mengedepankan hasrat dan idealisme dalam mengolah masakannya. Real people, real food, real story.

Di seri perdana ini ada @leo_nelvin, sosok dibalik @mrprawns yang dikenal akan olahan prawn noodle dan yam ricenya.

Yuk ikuti cerita selengkapnya di channel youtube “Makanmana”. Like & subscribe ya buat dukung terus agar MaMa tetap semangat berkreasi.