So after a year, we decided to come back to Datin Ong. Di kunjungan terakhir, MaMa jatuh hati pada Claypot Rice dan Bak kut teh-nya. So, have they managed to consistently providing good Malaysian food?

Hampir tidak ada perbedaan sama sekali dari segi interior dibandingkan kunjungan kami sebelumnya. Masih sama juga dengan kursi kayu khas ‘kopitiam’ dan lagu nostalgia Teresa Teng mengalun santai.

Tanpa berpikir panjang, menu-menu istimewa disini kami order—diantaranya Nasi Claypot, Bakuteh, dan Sup Perut Babi Merica Putih (Singapore style Bakuteh).

Taste masih konsisten, very good. Claypot Rice is still the real winner, aroma smokey dari pembakaran claypot benar-benar menambah nilai masakan ini.

MaMa juga dapat info kalau proses memasak claypot ini memakan waktu lama karena beras dimasak (dibakar) langsung didalam claypot sampai matang, tidak dari nasi yang sudah ditanak duluan.

Buat yang demen Bak kut teh, disini tersedia 2 jenis Bak kut teh yaitu Malaysian and Singaporean Style. Yang Singapore style diberi nama Sup Perut Babi Merica Putih karena memang isinya ialah potongan perut babi dan sup-nya nendang dengan aroma garlic dan merica putih. Di Singapore, inilah Bak kut teh.

Di kesempatan ini MaMa juga sempet nyobain menu yang ternyata superior, Sayur Kari Nyonya. If you think ini hanya sayuran didalam kuah kari, think twice. The curry itself is different from what we have here. It’s thicker, better dan bahkan hanya dengan sayuran sudah sangat melengkapi semangkuk kari ini sebagai subtle dish. Recommended!

Nga heran kalau menurut penuturan pengelola Datin Ong, sebagian besar tamu ialah langganan tetap. They keep coming back for the same menu that reminds them of happiness.

Kalau kamu familier dengan Yong Tau Fu, disini juga tersedia namun dengan siraman kuah tauco. Berbeda dengan yang umumnya hanya disajikan dengan kuah bening.

Yong Tau Foo basically ialah hidangan tahu yang diisi dengan daging cincang. Beberapa versi memasukkan pare, sayuran dan bahkan cabai merah besar sebagai pelengkap. It’s rare dish to find in Medan.

Another dish worth mentioning is Bisua Noodle. Mie yang sekilas terlihat seperti mi kuning ini terbuat dari tebung beras dan punya tekstur legit.

It’s half udon half noodle. Legit mie ini nga seperti mie yang pernah MaMa cicipi, it’s really good, a comforting food that you can eat anytime.

The only problem with Datin Ong ialah lokasinya yang berada di Center Point Mall yang terkenal dengan macet parkirannya. MaMa merekomendasikan kunjungan pada hari biasa agak lebih nyaman cari parkir dan nyaman juga saat dine in.

And one more thing, MaMa mulai coba-coba bikin video review nih. Walaupun masih jauh dari sempurna, semoga para pembaca setidaknya bisa menikmati sedikit pengalaman MaMa saat bersantap disini. All comments and critiques are welcome :D

Datin Ong
Komp Ruko Centre Point

Sebenarnya saya sudah berlangganan disini sejak bertahun-tahun yang lalu. Namun baru belakangan ini saya tahu kalau tempat ini sudah memiliki nama official, Warung Nasi Bu Nana.

Warung Nasi Bu Nana ini terletak tepat di belakang Hotel Asean, sederetan dengan Mie Ayam Waringin.

Suasana dine-in sangat sederhana dan cukup nyaman, bisa dilihat dari meja dan kursi yang disediakan pun sangat minimalis.

Apa yang dijual Bu Nana sama dengan kebanyakan warung yang menjual sarapan,  yaitu nasi sayur, nasi lemak dan lontong sayur.
Side dish disini lumayan bervariasi, namun tidak tersisa banyak pada kunjungan saya pagi itu.

Khusus untuk gerai ini, saya suka dengan Nasi Sayur dengan lauk sambal telur, bisa dipilih telur bulat rebus atau telur bulat goreng.

Dapat dilihat pada foto diatas, topping pada nasi sayur ini tidaklah banyak, hanya telur, mie kuning, keripik kentang dan disiram dengan sayur lodeh kemudian diatasnya ditambahi saus sambal homemade.

Campuran dari semua ingredients yang saya sebutkan diatas menjadikan nasi sayur ini begitu istimewa di mata pecinta kuliner seperti saya. Customer tetap Bu Nana bukan hanya saya loh, banyak yang datang beli untuk bungkus bawa pulang (bisa hemat uang beli tehtong, at least 2 ribu. lumayan kan? hehehe)

Nah, ini yang saya makan pada kunjungan terakhir saya 2 minggu yang lalu.
Lontong sayur dengan sambal telur bulat dan sate perkedel jagung. Sebenarnya perkedel jagungnya tidak enak-enak banget sih, cuma cukup memuaskan jika dimakan berbarengan dengan kuah lontong.

Karena saya menginginkan sarapan yang beda dari biasanya, pagi itu saya gandeng lontong sayur ini dengan segelas teh manis hangat.
Dan ternyata dengan merogoh kantong sebanyak Rp. 18 rebu, saya dapat menikmati sarapan yang ajibbbb rasanya!

Meskipun gerai yang serupa dapat dijumpai dengan mudah di kota Medan ini, akan tetapi Warung Bu Nana mendapat pasokan cinta yang lumayan besar porsinya dari saya, besides yang satu ini.
Dicoba yaaa, MaMa-nia and let me know how you think of it!

Another additional information for you MaMa-nia :
This stall’s food is tend to sweet taste and not many will like it.
So to be fair, you guys got to try yourself and you’ll find out what’s so special about it.

Dan guyyyysss, jika ada yang mengenal Abang Tukang Parkir diatas, tolong diinfokan bahwa dia masuk ke ‘makanmanadotnet’ yaa.
Thanks for the help! Happy hunting and happy eating!

Warung Nasi Bu Nana
Jln. Waringin no 7, tepat di belakang Hotel Best Western.
Operational hours : Daily, 06.30am-11.30am (approx)

We all know Lippo Plaza itu sebuah mal yang relatif kecil dengan trafik pengunjung yang boleh dikatakan sedikit juga. On top of that, sudah hadir beberapa restoran dan cafe, bahkan diantaranya ialah cabang yang sudah well known.

So when The Big Eyed opened its door, I was like…seriously, another Cafe?

Mendengar kata ‘Cafe’ di Medan taon 2016 ini udah bikin ilfil sebenarnya. It’s mostly fancy interior with average taste, overpriced food. The Big Eyed beg to differ. Dengan tagline ‘Brunch, Lunch, Dinner’ brand ini berusaha utk keluar dari zona tersebut.

Lokasi The Big Eyed bersebelahan dengan Cinemaxx. Design interiornya boleh dibilang sederhana, paduan kayu dan batu dengan warna yang earthy dan pale, tren coffee shop 2015-an.

Tempat ini berhasil memadukan cahaya alami dengan lampu pijar, creating balanced cool & warm ambience.

Susunan barisan meja juga sederhana, berhubung luas tempat ini juga terbatas. 3 baris meja makan tersusun berderet, dengan meja komunal di tengah. Bagian samping menjadi area bar dan kitchen.

Kedatangan kami jatuh di hari minggu, kurang lebih jam 11-an untuk mencicipi menu brunch. Daftar menu diberikan dengan lembaran berisi tulisan–with fancy menu names. Lalu disusul foto-foto makanan dalam satu album, walau tidak komplit.

*Oh ya, saya berkunjung 2 kali sebelum menulis review ini, and I lost my first bill.

Secangkir latte mengawali penungguan orderan kami. Tasting note: lighter body, cocok buat casual coffee drinker, walau personally gw lebih suka yg lebih bold. Well trained barista, otherwise the expensive La Marzocco would have been a waste :)

Mushroom on Toast

Mushroom on toast, basically toast topped with egg, sauteed shimeji dan shiitake. Quite a light meal yang didampingi potato dan kidney beans. Aroma dan kombinasi jamur yang disauteed udah bikin hidangan ini effortless-ly good.

Pasta dengan pesto sauce yg berbahan dasar basil ini creamy dengan warna sedikit kehijauan. Cocok buat kenyang sekalian skip lunch. I found the taste good, but not remarkable.

To kill the curiosity, ordered The Big Benn yang mana ialah egg benedict. Poached well with its runny yolk and sauteed spinach. Tasty hollandais sauce and overall not disappointing.

Alright, foto-foto diatas merupakan menu kunjungan pertama. I was trying to be more adventurous on 2nd visit, so here we go…

Well seasoned salmon dan sauteed spinach yang dibungkus puff pastry. Lalu digarnish dengan selada dan diletak diatas mashed potato yang dikelilingi oleh saos yang diolah dengan proses reduction.

Menu yang satu ini agak lama keluarnya karena pastry harus dipanggang dulu. But it’s worth the wait…

Dengan hati-hati saya membelah potongan salmon yang dibalut pastry yang puffy dan fragile. Lalu dengan pisau, diolesi saos yang terasa sedikit red wine hasil proses pengentalan.

And I put it in my mouth, silenced me for a while.

Damn. this.is.good.

None of the element taste dull, dari salmon hingga ke puff pastry. It’s a clever combination of puffy outer skin, meaty salmon, a little bit of veg and winey sauce—exploding in your mouth. This menu is highly recommended.

Marinara pasta dipesan awalnya untuk anak saya. Turned out to be above my expectation as well. Springy prawns, I assumed it’s fresh dan saos nya juga ada sedikit hint of red wine. My daughter finished ¾ of the portion alone.

The typical cafe pizza, only unique topping yang terinspirasi dari Texan Mexican cuisine. Pizza tasted good, hanya saja menurut saya sebaiknya guacamole dan sour cream dipisah karena mengakibatkan pizza lembek dan basah.

Overall, pleasant dining experience. Walau berada dalam mal, tempat ini nyaman dengan interior yang not overly done dan kombinasi pemanfaatan cahaya matahari & lampu dalam ruangan yang baik.

Lokasinya yang berada dalam mal bikin agak males aja sih sebenarnya kalo harus sengaja datang buat dining, unless you have something else to do before and after.

Tapi disamping itu, rasa makanan dan minuman disini memuaskan, berikut servisnya yang baik. Harga makanan disini ga murah, but it’s one of those few places I’m happily spending my money on.

The Big Eyed
Lippo Plaza Medan Lt 1-12,15
+6261-80511150
Brunch Menu serve from 10.00 – 18.00
Dinner Menu serve from 18.00 – 22.00

Bila dibandingkan dengan beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Malang, dapat dilihat bahwa komunitas startup di Medan masih kurang berkembang. Padahal, kota Medan terkenal dengan jiwa kewirausahaannya.

Festival StartupLokal Medan 2016 yang akan diadakan pada Jumat, 12 Februari dan Sabtu, 13 Februari 2016 mendatang akan menghadirkan berbagai pembicara yang memberikan Keynote Presentation. Para praktisi startup di Medan juga akan memiliki kesempatan untuk Startup Pitching serta berinteraksi dengan investor melalui Community Presentation dan Investor Speed Dating.

Clapham Collective, sebagai salah satu coworking space di Medan bekerja sama dengan komunitas StartupLokal untuk mengadakan acara ini. Harapan kami, festival ini akan membawa dampak pada ekosistem startup di Medan. Selengkapnya, rincian acara Festival StartupLokal Medan 2016 yang disponsori oleh Bhinneka.com, Castrol, Lumut Communication, dan Universitas Pelita Harapan (UPH) Medan adalah sebagai berikut:

Jadwal:
12 Februari: 16:00-21:00 WIB
13 Februari: 12:00-17:00 WIB

Tempat:
Clapham Collective
Komplek Ruko Centerpoint No. G III / IV

Pembicara dan topik yang akan dibawakan:

• Culture Character Mindset
  Darwis Taniwan – Aplaus Magazine
• How to Build a Million Dollar Startup in One Year
  Andy Zain – Kejora
• Angel Investors’ Role in Startup Ecosystem
  David Soukhasing – ANGIN
• Health on Demand : Tech-focused, Tech-enabled
  Herry Budiman – Gorry Gourmet
• Breaking the Culture, Creating the Future
  Chris Angkasa – Clapham Collective
• M-Commerce : The Rise of Mobile
  Lily Suriani – BerryBenka
• The Unlikely Story of Early Medan Startup
  Anwar Yunus – Deal Medan
• Toward East: Opportunity and Challenge on Indonesia Startup Landscape
  Melisa Irene – East Venture

Dalam acara ini, akan ada presentasi dari 12 startups dan komunitas. Ini adalah kesempatan bagi para peserta untuk mengenal lebih dalam landscape startup di Medan. Para praktisi startup juga akan diberi kesempatan untuk bertemu langsung dengan investor bukan saja untuk mendapatkan pandangan tetapi juga untuk mendapatkan komentar dan masukan untuk startup mereka.

MakanMana.net akan turut serta mendukung acara ini. Semoga ini bisa menjadi ajang bertemu dengan pembaca MakanMana yang juga ikut dalam acara ini.

Informasi acara dapat dilihat di http://www.eventbrite.com/e/festival-startuplokal-medan-tickets-21313561436

Belakangan ini mungkin MaMa banyak nge-post artikel maupun snapshot di instagram tentang vegetarian food. Tenang, bukan berarti MaMa goes vegetarian, tapi justru semakin banyak masukan dan rekomendasi rumah makan vegetarian yang bikin MaMa penasaran.

Dalam 1-2 tahun ini emang makin banyak bermunculan restoran / rumah makan vegetarian dengan menu yang lebih variatif dan kreatif, seakan-akan mau melempar jauh-jauh kesan vegetarian dari “boring” dan “makanan nga enak”.

Salah satu yang boleh MaMa rekomendasikan ialah IPO Vegetarian yang berlokasi di jalan Perak ini. Walau hanya berlokasi di ruko sederhana, masakannya nga kalah dari cafe-cafe masa kini. Salah saatu menu yang paling banyak di order, Nasi Goreng Kimchi.

Dengan harga hanya “noban” (20rb), Nasi Goreng-nya berporsi jumbo. It’s a really great value – kalau kata orang Singapore. Buat kamu yang porsi makannya imut-imut disarankan untuk sharing. Menggunakan real kimchi, the taste is good. Buat kamu yang doyan kimchi, menu ini wajib order.

Oya, sistem order disini self service ya. Jadi begitu tiba kamu langsung order duluan sebelum duduk. Rumah makan ini gabungan dari 2 ruko, jadi walau didepan terkesan sempit karena setengahnya dipakai sebagai dapur, bagian dalamnya lumayan luas dan adem walau tanpa AC.

Setelah menikmati hidangan ala korea, kita berpindah ke Nasi Goreng Japanese (juga hanya 20rb). Bentuknya biasa lah, nasi goreng dibungkus dengan telor dadar dan ada siraman saos tomat diatasnya. Walaupun namanya nasi goreng japanese, nga terlalu terasa dimana japanese-nya, but still taste good.

The real winner malam itu datang dari Mie Goreng Tomat (lagi-lagi 20rb). Mie yang di goreng agak basah, sesuai namanya punya sedikit rasa asam dan aroma tomat yang bikin seger. Must try if you’re into noodle.

Buat yang mau sedikit beda, boleh juga cobain Cheese Rice (25rb) dari IPO. Menu ini merupakan nasi goreng yang dipanggang dengan taburan keju diatasnya. *Kinda like Kim Gary style tapi ga didalam basket*. Saat disajikan, melting cheese di bagian atas nasi supposedly looks like pizza. Namun realita-nya terlalu dry dan kurang terasa cheese-nya.

Overall rumah makan ini berhasil membuang jauh-jauh kesan vegetarian yang isinya sayur melulu. Indeed, beberapa menu disini lebih enak daripada banyak rumah makan non vegetarian.

For the value and taste, recommended!

IPO Vegetarian, Jalan Perak.
Buka: 18:00 – 14:00
17:00 – 21:00

Waktu denger kalau ada tempat makan baru di Jalan Makmur, hati riang gembira. Maklumlah, tinggal didaerah jalan Karya dan sekitarnya susah-susah gampang mencari makanan yang cocok di lidah. So apakah Warung Sup bakal bakal bikin seneng, atau kecewa?

Awal denger namanya kirain tempat ini beneran warung. Ternyata lokasinya cukup decent, dengan penyejuk ruangan, karyawan yang ramah, dan lokasi makan yang bersih.

Sesuai nama, sup jadi nilai jual disini. Sup yang tersedia berbeda-beda tiap harinya. Karena beruntung, kami datang pas di hari tersedianya salah satu sup yang best seller, Sup Kambing (25rb).

Buat yang demen kambing, sup ini recommended. Aroma khas dari daging kambing yang dimasak dengan berbagai rempah dan sayuran berhasil “kick in” di lidah MaMa.

Sup Ikan (25rb). Another soup yang kami order taste just OK. Entahlah, mungkin MaMa memang bukan penggemar berat ikan, taste quite light. Namun potongan daging ikannya lumayan generous.

Di hari lain, mereka punya menu Sup Sapi yang konon juga laris manis. Will come back to try it.

Nasi lemak (15rb). Taste really good, nasinya harum dengan condiments yang nga pelit. Will be happy to have this as breakfast. Oya Warung Sup sudah mulai berjualan pagi hari, jadi kamu bisa breakfast dulu disini sebelum ngantor.

Ayam Bawang (40rb) dipesan karena namanya unik. However this is just another fried chicken. It’s good but no different than any other “ayam goreng”.

Selain sup, disini juga ada menu-menu prasmanan ala restoran minang yang disajikan di piring-piring kecil. Menu-menu seperti terong sambel, ayam goreng bumbu, tauco udang, sambel kentang dan perkedel bisa kamu “add on” ke meja.

Karena diberi nama ‘warung’, tentu dessert juga harus tradisional. Dari 2 dessert yang MaMa cobain, keduanya taste really good. However kalau boleh memilih hanya satu, MaMa will go for Pisang goreng renyah yang disajikan diatas eskrim vanilla dan dituang saus santan alias Pisang Eskrim (10rb). Try it!

In conclusion, tempat ini bikin senang. Deket dari rumah, taste good, reasonably prized.

Warung Sup, Jalan Makmur No.123R
Buka Senin – Sabtu, 09:00 – 21:00
Minggu buka setengah hari

Pilastro, cafe yang berada di jalan Bukit Barisan depan lapangan merdeka, kini hadir dengan beragam menu baru.

Yuhhuuu, MaMa-nia!
I’m back bringing you guys some new and fresh information!

A new Penang-infused eatery was opening at Cemara Asri barely 2 weeks ago! First in town? Nope!
But wait, first in town serving Pan Mee? Yes yes!

Rumah makan ini diberi nama “Poh Cih”, quite a distinctive name.
Poh Cih berasal dari terjemahan dari 寶姐 yang saya duga adalah panggilan untuk owner tempat ini.

Pelayanan di tempat ini patut diacungi jempol, kami disambut dengan sangat baik dan ramah oleh staff-staff disana, tidak terkecuali juga the lady boss herself yang menyapa kedatangan kami dengan anggukan kepala dan senyuman. This point is already a plus point even before we start eating!

Lantai pertama ruko satu pintu ini disulap menjadi rumah makan dengan hampir tidak ada desain yang tipikal. Hanya beberapa foto menu makanan yang dibingkai dalam bingkai-bingkai foto berwarna hitam dan digantung pada kedua sisi tembok ruko yang berwarna putih.

Kombinasi warna hitam pada meja petak dan warna oranye pada kursi-kursi membuat suasana dine-in tampak lebih terang dan kontras. Ditambah lagi dengan sinar lampu yang sangat terang, a good thing for a food blogger, you know what I mean if you are one. LOL.

Namun entah apa salahnya, ventilasi di dalam ruko tersebut terasa sangat tidak memadai. Saya dan ketiga sahabat saya pun berlomba menyeka keringat, like literally non stop.

Jejeran stelling yang terlihat sangat baru diletakkan pada bagian paling depan rumah makan, tapi saya tidak perhatikan dimana letak kitchen.

Hal pertama yang menarik perhatian saya begitu masuk ke dalam rumah makan adalah stelling berisi potongan buah-buahan yang ditusuk dengan tusukan sate. So this is so-called Penang Rujak Buah Sate. We didn’t try it though.

Nahhh, foto diatas adalah menu-menu yang tersedia di Poh Cih.
Not many choices, not sure whether ini adalah menu permanen atau akan ada tambahan menu-menu baru in future.

Now, let’s start eating, people!
Saya akan review satu persatu makanan yang kami order siang hari itu. Dimulai dengan Bubur Seafood dibawah ini.

• Bubur Seafood, Rp. 53,000.-
  Bubur plain saja dihargai Rp. 10,000.
  Tambahan lobster (Rp. 13,000), cumi-cumi (Rp. 10,000) dan Ikan Krapu (Rp. 20,000). So the total came out to Rp. 53,000.-Bubur disini bukan jenis bubur yang biasanya kami temukan di TaWan atau Bubur Taiwan. What they call ‘porridge’ here is actually 稀飯 (soup with rice soaked in it).
  Question is, is this good? I will say yes, its a light meal but still packed with decent flavor.
  Enak dan cocok untuk yang sedang sakit flu juga. Hahaha.
  

• Penang Kari Mie Seafood, Rp. 30,000.-
  Menu yang satu ini dihidangkan dalam wadah mangkok yang cukup besar. Aroma kari yang tercium sangatlah menggugah selera. It smells like Indian curry, but it was not as dense as the smell suggested. We personally feel that the taste was close to plain.

• Chili Pan Mee Kering, Rp. 22,000.-
  Tadaaaaa! This is the star here! We liiike this!
  Pan Mee mirip dengan bakmie. Topping nya disini adalah daging cincang, ikan bilis, jamur dan of course the dry chili.Keunikannya adalah tambahan sebutir telur diatasnya.Sesuai selera, kita bisa memilih telur matang atau medium well.
  Sesuai selera juga, kita bisa memilih mengaduk semuanya atau memakan telur tersebut secara terpisah. Sensasi baru makan mie!

Kualitas homemade mie disini sudah bisa dipastikan chewy and springy. Proses pembuatan mie bisa disaksikan langsung oleh customers.

Mau Anda pandang dari jauh juga boleh, mau dipelototin dari dekat juga tidak ada yang melarang.
So, just go brave and take some pictures just like me and my foodie partner! Hahaha…

Oh ya, satu lagi guys, semua menu di Poh Cih no pork loh.
So to our Muslim friends, this is a new place to celebrate!

Poh Cih Bubur Seafood Aneka Masakan Penang
Jl. Boulevard Timur No. 8 UU, Komplek Cemara Asri.
(Setelah Enjoy dan sebelah Manisan Sumatra)
Telp : (061) 6613616 / 087768216212
Operational hours : Daily, 10am – 11pm.

Tgl 22 kemarin, JW Marriott Hotel Medan mengadakan sebuah gathering kecil-kecilan buat blogger dan media lokal. MakanMana sebagai media kuliner juga turut diundang untuk menghadiri acara casual sekaligus jamuan makan malam.

Acara yang dinamakan ‘Hello Gathering’ ini bertujuan untuk memperkenalkan jajaran manajemen baru di hotel berbintang 5 ini.

Kata sambutan pun digelar di ruangan VIP Jade Restaurant, restoran yang menyajikan hidangan chinese, cantonese, Sze chuan dan dimsum delight.

Setelah tur singkat, waktu sudah menunjukkan pukul 19.40. Ga sia-sia ternyata skip lunch buat icip menu bufet di Marriott yang beragam hidangannya, mulai dari hidangan khas chinese seperti dimsum, sushi, Indian, Western, dan tak lupa juga sajian nusantara.

We know that when it comes to Indian food in Medan, we’re left with not much choice. Dibawah manajemen Amit dan Alwin yang berkebangsaan India, I was told that Indian Culinary festival is being planned, probably di bulan Mei.

Dari sekian menu bufet yang tersedia malam itu, indian food yang disajikan memang rasanya lebih special dibanding hidangan lainnya.

Well, dari feedback positif mengenai festival middle east cuisine yang Marriott hadirkan tahun lalu, I highly look forward to the event.

JW Marriott Medan
IG: @jwmarriotthotelmedan
FB: JW Marriott Hotel Medan

Let’s go to Doffee. Wait! What? Goofy? or Dovey? When you can’t decide a name, combination is sometimes the best. Doffee, singkatan dari Dough & Coffee, hadir meramaikan kuliner di kawasan Multatuli.

Cafe seluas 1 ruko yang terletak di sebelah Randy’s cafe ini dulunya ialah Grill Potluck, sebuah resto yang menyajikan hidangan hot plate.

Sayangnya, konsep awal tersebut kurang mendapat respon yang baik, sehingga memaksa pengelola untuk merubah tempat tersebut dengan menambah embel ‘coffee’ sebagai senjatanya.

Memasuki cafe, langsung jumpa bagian bar dan display area, dan okupansinya hampir setengah panjang ruko!

Dengan demikian, semakin terbataslah tempat duduk. bagian depan terpampang display yang menjual berbagai dessert dan cemilan bungkusan.

The length is a bit unnessary though. I mean look at how empty the space is…

Selain itu, penempatan mesin kopi yang hampir setinggi kepala baristanya juga kurang ergonomis menurut saya, resulting fatigue in long term. Whoever design it should probably learn more from Starbucks on efficiency.

Talking bout small place, kehadiran kami di minggu siang itu sedikit kecewa, karena meja yang available itu ternyata direserve (and ironically only occupied saat kami hampir selesai).

Kami memutuskan untuk pindah ke luar, which was another mistake as well, it’s super hot!

• Aglio Olio (35)
  A little al dente, spicy, and a bit dry. Just an average pasta.

• Marcopolo Chicken Ham (22)
  It’s polo bun with chicken ham and telur mata sapi. While it’s supposed to be signature product dr Doffee, plating was too plain honestly.

• Marcopolo Buffalo Chicken (27.5)
  The same bun with different condiments. Ayam bakarnya mirip dengan resep Grill Potluck dulu, and it’s good, marinated well. If you had to choose chicken ham or buffalo chicken, go for this.

• The Blue Cow 200gr (98)
  Not sure why they name it so, tapi dengan harga yang lumayan terjangkau untuk daging steak sapi, you can’t expect premium meat. However, it’s marinated and grilled well, tidak alot but not juicy either. I’d say it’s still enjoyable to eat.

• Grilled Chicken Steak (45)
  Grill daging yang sama dengan polo bun, hanya saja lebih besar ukurannya, paired with cross cut french fries and vegs. 45rb is a good bargain.

• Chicken Curry Pizza (80)
  Thin crust based pizza dengan topping ayam dan saos kari. Yang demen pedes cocok pesan ini. Good for sharing too.

Overall harga makanan disini wajar dengan tempat yang disediakan, and the taste is not bad either.

• Red Glory & Mango Tango (35 each)
  And here it comes to the fancy mixed juice with overpriced tag. Red Glory is simply beet, carrot and orange. Mango Tango is Mango, pineapple, passionfruit smoothie.

• Hazecocado (38)
  Avocado coffee topped with hazelnut gelato. I couldn’t say much karena yang mesan ialah keponakan saya. Portion was a bit small with the price offered.

• Coffee is priced at competitive price as well. Latte at 35 (belum termasuk pajak). Perhaps yang ketinggalan saya order ialah Espresso Julep (28), karena awalnya saya pikir hanya espresso shot.

There’s not much you can do dengan luas usaha yang terbatas. And with the nature of ruko shape, it’s dark inside. Kalau kamu suka yang lebih remang tempatnya, this one is for you, tapi dengan jarak antar meja yang dekat, quietness is not guaranteed.

Kawasan Multatuli yang padat cafe ini juga kompetensinya tinggi, terlebih lebih kalo genrenya sama. Strategi Grill Potluck yang menggunakan resep sama dikemas dengan kulit baru memang tampaknya berhasil.

But has it succeeded among coffee shops around? Time will tell.

Doffee – Dough & Coffee
Jalan Multatuli no FF11
Mon – Sun: 10.00 – 22.00
0813-2757-6409

Dengan komponen-komponen yang sangat sederhana, sebilah pisau dan sebuah ulekan, jadi deh yang namanya KETOPRAK.

Saya demen banget lihat pemandangan foto diatas ini.
Perbedaan kontras antara gedung tinggi pencakar langit yang mewah dengan sebuah gerai kecil yang amat sangat sederhana.

Hidup ini keras, kawan!

Gerai Ketoprak Jakarta yang satu ini telah eksis di Medan lebih dari 2 dasawarsa dan sekarang menjadi salah satu gerai Ketoprak yang selalu dipadati oleh pengunjung setiap malamnya. Tiada hari tanpa antrian.

Mereka semua adalah pelanggan loyal si Bapak, ada juga yang mungkin hanya penasaran dengan ramainya pembeli dan ended-up menjadi fans si Bapak juga. Si Bapak memang top markotop!

Ini foto si Bapak yang saya jepret pada kunjugan saya yang kesekian kalinya (yeahh, proud that I’m one of his loyal customer!).

Pada foto diatas, si Bapak tampak sedang cemas menunggu kiriman tahu yang belum kunjung tiba, padahal pengunjung sudah mulai berdatangan pada saat itu.

Bapak bercerita bahwa usaha Ketoprak ini bukanlah usaha yang instan langsung dikenal oleh customer. Si Bapak juga mengalami masa-masa sulit pada saat awal merintis usaha ini di kota Medan, namun mereka tidak pernah menyerah.
And for now, I can say that all the hard work is paid off, the long queue speaks for itself how popular the Bapak is now!

Ini perlengkapan perang si Bapak untuk menghasilkan seporsi Ketoprak Jakarta yang lezat.
Kacang yang telah ditumbuk halus, garam, bawang putih dan cabe rawit serta sebuah piring dan sebuah ulekan.
Kelihatan sangat simple dan mudah, bukan?

Namun tentulah Si Bapak menguasai teknik khusus dalam cara mengulek dan mencampur bahan-bahan tersebut diatas, sehingga ketoprak yang maknyus yang dulunya hanya bisa dinikmati oleh penduduk Jakarta kini bisa dinikmati oleh seluruh kalangan di kota kita tercinta ini.

Ini dia tahu yang ditunggu-tunggu oleh si Bapak pada foto diatas barusan. Ketoprak tidak akan disebut ketoprak jika tidak ada si putih nan lembut ini.

Actually suasana dine-in disini cukup nyaman, ditemani angin sepoi-sepoi dan ramainya suara kenderaan yang berlalu lalang menambah indahnya pemandangan disini.

Namun ada kesaksian yang mengaku kalau seluruh indra harus siaga selama dine-in disini, sebab tikus-tikus dan kecoak-kecoak sering bersileweran dari segala arah, Hiiyyyyy, dekat got kali yaa. Hahahha.

Mari kita beralih ke soal rasa, soal penyajian saya skip saja ya.
Ketoprak ini terdiri dari 4 potong lontong (atau bisa juga disebut ketupat), tahu, bihun, timun, tauge dan sebutir telur rebus. Kemudian dilengkapi  dengan saus kacang, kecap manis dan ditaburi bawang goreng serta kerupuk sebagai pelengkap.

Walaupun agak sedikit kecewa dengan tekstur lontong yang agak jemek atau lembek, kecewa dengan saos kacang yang tidak cukup banyak untuk saya, dan juga kecewa dengan kerupuk yang sudah tidak begitu garing, tapi teuteep ketoprak ini sangat asyik untuk dinikmati malam-malam! Telur dan tahu nya asyikk, euy! Saos kacangnya dibanyakin donk, Pak ee..

Oh ya, satu lagi. Mengapa antrian selalu lama disana?
Selain faktor pengunjung yang selalu padat, si Bapak menggunakan sistem one-on-one untuk setiap pesanan pengunjung.

Saya bertanya ke Bapak mengapa tidak diulek sekalian 5 porsi atau lebih untuk tingkat kepedasan yang sama, sehingga bisa menghemat waktu dan mungkin bisa meraup lebih banyak penjualan,

Bapak menjelaskan bahwa rasa yang dihasilkan akan berbeda dari hasil ulekan 1 porsi dengan 5 porsi sekaligus. Dan si Bapak tidak ingin mengambil resiko.
Wow, passion si Bapak begitu kuat dan menginspirasi.
Bravo Bapak, semoga makin sukses ya!

Oiya, ada juga cabang Ketoprak Jakarta ini di Jln. Wahid Hasyim (seberang Tribun Medan if not mistaken) yang dikelola oleh anak si Bapak dan jam operasionalnya adalah pagi hingga siang hari.  Coba ditelepon ke Bapak untuk alamat pastinya ya, guys!

Ketoprak Jakarta.
Jln. S. Parman, di depan Toko Baby Planet dan di seberang Nasgor Surya.
Telp : 082161607205 (bisa ditelepon dulu agar tidak mengantri lama)
Operational hours : Daily  jam 19.00 – 23.00 (estimasi)

NYONYA HOUSE, this name literally gives me a Peranakan’s feeling, but it apparently isn’t one. Lalu apa yang ditawarkan rumah makan ini?

Nyonya House menempati hook antara Jln. Imam Bonjol dan Jln. Cut Nyak Dien. Mungkin diantara MaMa-nia ada yang menyukai posisi hook, dikarenakan ada tanah kosong yang dapat dimanfaatkan.
Demikian juga dengan saya. I feel like I can house a team of 11 for a football match! Hahaha.

Before I show you the “football field”, let me escort you to the indoor seating area.

Steling makanan ini dalam keadaan kosong pada saat kunjungan saya sore hari itu.
Bagaimana tidak? Steling ini memang diperuntukkan untuk sajian menu chinese food yang tersedia pada pukul 10 pagi hingga pukul 3 sore setiap harinya.

Saya sangat paham dengan kondisi owner yang mencoba memanfaatkan semua ruang dan sudut yang ada untuk mengakomodir semua tuntutan kebutuhan.

Yeahhh, susunan indoor seating yang meliputi meja, kursi, letak wastafel serta letak toilet memang agak tidak mengena dengan apa yang ada di gambaran saya ketika melihat tampilan luar rumah makan ini. Dan saya dan teman-teman memilih untuk duduk di outdoor.

But, please think back, melakukan transformasi pada tatanan ruang yang sebelumnya merupakan rumah tempat tinggal menjadi sebuah restoran bukan hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan loh… So dimaklumi ya guys…

As mentioned above, I prefer to be seated at outdoor seating (here is the football field I said previously).
It was quieter and more peaceful, with additional chirping sound from the birds and the roaring engine sound from the cars.
And oh wait! The mozzies joined us too! Hahaha. *garuk sana sini*

Before going into the food review, I think it’s important to mention that the service at Nyonya House is a standout. Kami disambut dan dilayani dengan senyuman ramah setiap staff.

Ohkaaayy, let’s dig in now!

Ini orderan kami pada sore hari itu.
Cumi Saus Padang, Tumis Genjer, Terong Goreng Mentega, Ayam Cabe Hijau dan Kepiting Rajungan Goreng.

Ijinkan saya bahas satu-persatu ya, itu fungsinya blog kan? Hehe…

• 6 ons Goreng Kepiting Rajungan (Rp. 150,000.-)
  To be honest, this is not close to what we expected. Daging rajungan sedikit sekali. So much hard work, but so little revenue. Phew…

• Cumi Saus Padang (Rp. 25,000.-)
  Well, saya merasa excited ketika pertama kali mendengar nama menu ini. Sebab, biasanya saus padang hanya pernah saya cicipi pada kepiting. But, again…, we were pretty disappointed with this too.
  Daging cumi yang dihasilkan terasa agak alot dan rasa saus tidak cukup representatif.
  In my friends’ and my opinion, cita rasa gurih khas cumi akan lebih terasa jika cumi tidak digoreng dan rasa saus padang pun akan bisa lebih meresap ke dalam. Anyway, there’s always room for improvement.

• Genjer Terasi (Rp. 20,000.-)
  Gurih dan cukup enak, perpaduan terasi, cabe dan bawang membuat tumisan ini terasa lezat. Actually it’s sweet based.

• Ayam Goreng Cabe Hijau (Rp. 30,000.-)
  Ayam goreng digoreng hingga garing, namun tekstur dari dagingnya lembut dan empuk. Tapi sangat disayangkan, bumbu cabe hijau kurang nge–kick dan terkesan manis.

• Terong Goreng Mentega (Rp. 25,000.-)
  Nahh, yang ini maknyussss, guys! I like this very much!
  Terong dipotong-potong dan digoreng dengan mentega.
  Bisa dirasakan penggunaan mentega disini tidak pelit, campuran mentega dengan codiment yang lain terbalut secara merata di setiap permukaan potongan terong. Walaupun overall terong telah menjadi lembek, kamu masih bisa merasakan sedikit kerenyahan pada bagian luar, terasa krenyes di lidah. Bisa dibayangkan ga, guys? Hahaha.

So, dari review saya di atas, kira-kira sudah tau kan menu apa saja yang recommended di Nyonya House?  Hehehe…

To be honest, I’m very much sure there must be something tasty other than that we ordered. So, do drop me some comments below if you have visited them ok? Give me some inputs. Thankssss, guyss!

Rumah Makan Nyonya House
Jln Imam Bonjol Simpang Cut Nyak Dien No. 2 C
Operational Hours : Daily 10.00-15.00 / 18.00-22.00

Kedai Meneer Yongkie ini termasuk salah satu restoran baru di taon 2016. Nasi Ayam Hainan—Diklaim mereka sebagai signature dish, membuat kami bertiga penasaran. Is it that delicious?

Untuk menjawab rasa penasaran itu, kami pun bergegas ke Jalan Mojopahit. Agar lebih mudah mencapai tempat ini, masuknya dari restoran Koki Sunda, lalu pada simpang pertama yang ada gerejanya, belok kanan.

Pada awalnya kami sempat heran, kenapa koq rumah makan ini menjual nasi ayam hainan, dan nasi kuning gurih? 2 jenis cuisine yang totally berbeda. Ternyata stiker nasi kuning tersebut merupakan konsep awal yang telah discontinued.

Restoran ini dibagi menjadi 2 bagian, luar untuk smoking area, dan bagian dalam ruangan ber-AC. Untuk kebutuhan foto, kami duduk depan, agak gerah tapi lumayanlah dibantu kipas angin. Oh ya, di bagian luar ini juga terdapat bagian kitchen dengan sekat kaca, dimana bubur dan nasi ayam dipersiapkan.

Nah, sebenarnya menu-menu yang dihidangkan disini bervariasi, dari nasi ayam Hainan, bubur, serta hidangan ala carte untuk makan bersama. Celakanya kami hanya bertiga siang itu, semuanya ngidam nasi ayam pula!

Apa boleh buat, terpaksa salah satu dari kami ngalah, mesan Nasi Goreng Yang Chou.

Terkejut ngeliat porsinya. Lumayan besar, and it’s aromatic. Nasi yang digoreng pas pulennya. Ada sedikit wok burnt flavor ketika nasi dilahap. Awalnya saya sedikit underestimate dengan menu yang satu ini, but turned out I liked it!

Untuk nasi ayamnya, I have to admit it’s beautifully presented. Masing-masing lauk dipisah di piring dan mangkuk, lalu dihidangkan disebuah wadah plastik dengan tema warna hijau, lengkap dengan saos cabe, kecap dan saus jahe.

Porsinya juga lumayan besar, sepadan dengan harga yang dibayar. Bagi sebagian masyarakat Medan yang sudah terbiasa dengan potongan ayam yang lebih kecil, melihat tebalnya daging ayam yang disajikan mungkin sedikit mengejutkan, tetapi di negara lain, hal ini lumrah.

Lalu bagaimana rasanya? Rasa harum berhasil menaikkan selera makan, mungkin waktu itu fresh baru selesai dimasak. Rempah meresap baik kedalam daging. Nasi hainannya juga pulen dan aromatic. It’s a good combination, hanya saja saya merasa supnya sedikit keasinan.

Hidangan yang hampir identik dengan menu barusan ialah nasi ayam Hainan juga, tapi ayamnya digoreng. This too, fresh from the fryer, which you can tell from the gesture “Aduh panas…” tangan diangkat, lalu hembus bentar, motong lagi..repeat.

Dengan kondisi panas seperti ini, tentunya rasanya yang ditawarkan baik sekali. Kulit ayamnya masi crispy, minyak-minyak sisa gorengan juga belum sepenuhnya kering. Sedikit rasa asin hasil marinate yang bertemu dengan lidah, boom….mouthwatering.

Salah satu menu yang beruntung kami pesan juga siang itu ialah Sapo Tahu. Awalnya kami pikir hidangan ini disajikan didalam claypot, ternyata tidak. Again, porsi lumayan besar dan pas untuk kami bertiga. Taste good too, and can you believe it’s only 20rb?

Salah satu kelemahan kedai Yongkie Meneer saat ini ialah sebuah brand dan image yang masih belum terbentuk, terutama bagi orang awam.

Dari tampak luar, calon pengunjung bakal bingung, apa sih yang sebenarnya ditawarkan resto ini? Nasi kuning tapi ga nampak hidangannya, Nasi ayam hainan, tapi foto2 yang terpampang ialah masakan khas Indonesia, kemudian ada bubur meneer yongkie.

Selain nasi ayam, nasi goreng, dan sapo tahu yang kami pesan, sebenarnya masih banyak lagi menu yang belum sempat kami cicipi. Untuk saat ini, the food gave good impression, hanya saja minimnya investasi di tata ruang dan branding membuat orang ragu dan kurang yakin.

But for now, at least you know there’s a new place to find good Hainanese Chicken Rice :)

Kedai Meneer Yongkie (Halal No Pork)
Jalan Mojopahit No 2D
08116332399
Buka: 09.00-22.00
Minggu Libur

Wong Solo, siapa yang ga tau brand ini? MaMa sendiri pernah berlari sambil main petak umpet di pekarangannya yang luas dulu waktu kecil. Lagi asik bermain, papa memanggil kami untuk makan siang. Dua puluh tahun kemudian, tempat ini tidak banyak berubah.

Ayam Bakar Wong Solo Polonia ini termasuk salah satu restoran keluarga berkapasitas besar pertama di Medan. Sudah berdiri sejak tahun 1992, dan masih menawarkan citarasa dan suasana yang sama.

Usut punya usut, ternyata ini merupakan restoran pertama Wong Solo di seluruh Indonesia (saat ini punya seratusan cabang di Indonesia dan negara tetangga).

Cepat-cepat melepas rindu, MaMa langsung order beberapa hidangan istimewa disini. Tentu saja harus ada Ayam Bakar yang merupakan menu andalan disini.

Ayam bakar istimewa ini disajikan lengkap dengan nasi, terong dan tempe goreng. Taste-nya masih sangat baik, tingkat kematangan pas dan seperti hidangan khas Jawa lainnya, ayam bakar so pasti sejalan dengan bumbu kecap. Buat yang lebih suka tekstur crispy, ada juga option Ayam Penyet.

Selain ayam, MaMa juga order Nila Bakar yang ternyata jadi favorit Anton, sang videographer Makanmana. Menurutnya ikan Nila disini enak karena tidak berbau dan tingkat kematangannya pas, tidak terlalu kering.

Tapi serasa kurang pas kalau mampir disini tanpa order beberapa menu andalan lain seperti Tumis Kangkung, Sate Ayam, dan Ikan Asam Manis.

Menu sate ayam disini recommended. Sate dengan bumbu kacang ini begitu lembut dan racikan bumbunya juga pas. Ada rasa seimbang antara kacang dengan kecap manis yang digunakan.

Tapi dari semua menu diatas, satu yang paling unik ialah Tumis Kikil. Menu ini tidak pernah kami jumpai sebelumnya di restoran khas Jawa, umumnya hanya di restoran padang. Kikil dengan potongan sebesar dadu ditumis dengan saos pedas manis, hasilnya…mantap euh!

Sembari kami bersantap, menajemen Wong Solo Polonia menjelaskan kalau disini ada fasilitas gedung untuk berbagai acara seperti wedding, gathering, meeting dan lain sebagainya dengan kapasitas hingga ribuan orang. Tentu lokasi ini juga didukung parkiran luas yang selam ini sudah jadi icon Wong Solo.

Another additional untuk fasilitas Wong Solo ialah menyediakan fasilitas delivery makanan dan nasi kotak. Jadi buat kamu yang punya event dan perlu delivery makanan, tumpeng atau nasi kotak, boleh dicoba deh sistem delivery mereka. Ayam bakar at your doorstep :D

Untuk informasi lebih lanjut mengenai sistem delivery dan berita terbaru seputar Restoran Wong Solo:

http://www.wongsolo.com
http://www.wongsolodelivery.com
Instagram : @wongsolo_resto
Twitter : @wongsolo_resto
Hotline (WA/SMS/LINE) : 0811 635 2222

Setelah puluhan tahun nga mampir kesini, ternyata tidak banyak yang berubah selain penambahan fasilitas ballroom dan delivery service. Taste masih konsisten enak, harga pun bersahabat.

Next time MaMa main ke daerah Polonia, nga bakal bingung lagi milih-milih restoran.

Kwetiaw Alien pernah saya review 6 tahun lalu. Terakhir pergi beberapa minggu lalu, ada 2 perubahan yang mencolok. Apakah itu?

Pertama: Interiornya, lebih rapi dan bersih sekarang dengan keramik yang menempel di lantai hingga dinding. Sedangkan untuk meja kursi masih sama, bangku dan meja sponsor salah satu brand teh.

Posisi memasak masih konsisten, hanya saja ada satu hal yang berbeda. Ciri khas Bu Alien yang memakai songkok ini sudah tiada. Saat ditanya kenapa tidak dikenakan lagi, beliau berucap bahwa sebenarnya songkok itu ialah pengobatan alternatif sakit kepala.

Saya pikir songkok itu buat ngejaga biar rambutnya tetap kinclong dan ga bau, eh ternyata… ya sudah lah, yang penting:

Anyway, untuk menu yang ditawarkan, masih juga sama, tidak ada tambahan, tidak ada yang berkurang juga, jadi inilah yang kami pesan malam itu.

Yang ini dipesan karena anak saya ga bisa makan pedas *yah jelas lah*. Tapi ternyata setelah dipesan enak juga euy.

Oh ya, disini tidak menggunakan babi/minyak babi sih jadi kalo yang mau coba silahkan, cuman saya ga tau apakah diluar itu halal atau nggak.

Potongan seafood seperti udang yang lumayan gede, fishball, prawn cake, dan capit kepiting menjadi signature disini. Tak heranlah kalo satu porsi ini harganya 30rb.

Untuk menu selanjutnya, Mie Kwetiaw Kangkung Belacan.

Nah, disini bedanya ialah penambahan kangkung dan belacan serta penyajiannya yang lebih basah.

Harganya juga sama dengan yang kering, 30rb. Setiap tahun, ekspektasi menu ini naik seribuan, soalnya 6 tahun yang lalu harganya masih 20rb, pretty reasonable.

Oh ya, rumah makan ini buka mulai sore pukul 18.00 – 21.30 setiap hari.

And like I mentioned earlier, girls…you don’t have to wear pretty here. It’s gonna be smoky all night long.

Recommended!

Kwetiaw Alien
Jalan Asia simpang Bakaran Batu
Seberang bank BCA yang gede
Buka mulai pukul 18.00

Setelah absen posting minggu yang lalu, saatnya saya untuk setor tulisan ke MaMa-nia lagi nihh.

So, before I start blabbering, just one brief question to you guys.
How updated you are with Medan’s culinary?
If you are now reading this site.., then congratulations! You are already updated to the latest version! Hahhaa.

(And so the blabbering begins..)
RM. Batavia, demikian nama rumah makan ini, terletak di Jln Prof. H.M. Yamin, 15A (sebelah Telkom), Medan.

Seperti dikutip dari pemilik rumah makan ini, RM. Batavia ini ternyata adalah pindahan dari Jln. Yos Sudarso.
Dengan demikian, adakah dari teman-teman MaMa-nia yang sudah pernah mencicipi Gepuk Sapi, Soto Betawi atau Ayam Presto pada saat mereka masih berada di tempat sebelumnya?

Memang tidak ada yang istimewa dari penampilan luar rumah makan ini, namun ada sesuatu yang WAH pada menu-menu makanan yang ditawarkan.

What I always like the most from a restaurant or eatery is the service.
Lady-owner disini sangat ramah dan communicative dengan pengunjung sehingga membuat kami merasa betah dan nyaman.

However, ventilasi disini tidak berjalan dengan baik pada saat kunjungan kami malam itu. Sekeliling rumah makan berasap tipis karena kegiatan memasak, menumis, memanggang atau menggoreng yang dilakukan di dapur yang terletak di bagian belakang. Ternyata terjadi kesalahan pemasangan sistem ventilasi dan sedang dalam proses perbaikan. Mudah-mudahan pada kunjungan MaMa-nia nanti, perbaikan sudah selesai dikerjakan.

Ini dia daftar menu dan harga yang dapat MaMa-nia pesan dan nikmati bersama dengan nasi uduk atau nasi putih, tersedia juga paket ekonomis guys.

Nahh, ini dia pesanan kami berdua.
You see what you want to see, tadaaaa!
Ada gepuk sapi, ada ayam goreng presto, ada ikan cabe ijo, ada tahu kipas dan ada juice juga! Woohoo!
Are you guys excited already? Here we go!

• Juice Kasturi (13) + Juice Jagung (12)
  Juice Kasturi ini dipadu dengan semboi, sehingga menciptakan rasa yang asem, manis dan seger. Very refreshing and thirst-quenching!
  Juice Jagung dikatakan adalah minuman andalan Batavia, namun kami tidak begitu menyukai rasa nya. The corn flavor was just not there.

• Tahu Kipas (13)
  Just another normal tofu with shredded vegetable fillings, nothing special to shout about. Ga berbentuk seperti kipas juga.

• Ikan Kakap Cabe Ijo (15)
  Nahh, ini juga akan direkomendasikan oleh waiter ke customer.
  Fish was indeed fresh, but the green chili didn’t seem to cling to it.
  It was somehow not my pick of spicy kicks. Menurut hemat saya, cabe hijaunya akan terasa lebih nikmat jika ditumis dengan mentega.

• Paket Nasi dan Ayam Presto (20)
  Jika berbicara tentang ayam goreng, siapa sih yang tidak menyukainya? Ayam goreng ini diproses dengan cara PRESTO, sehingga menghasilkan daging yang empuk dan lunak.
  Saus belacan nya tidak terlalu pedas, namun asin dan gurihnya pas.

• Soto Betawi Sapi (25)
  We like this, guys! Soto betawi ini tidak mengandung santan, sehingga lebih terasa ringan dan nyaman di perut.
  No guilty feeling, it’s important for us ladies. Hahhaa.
  Tuangkan saus cabe pada soto, diaduk, kemudian disiramkan ke atas nasi. Hmmmmmm, rasakan kelezatannya!
  One thing for sure. jangan dibandingkan dengan soto betawi asli di Betawi atau Jakarta ya.

• Paket Nasi Uduk dan Gepuk Sapi (30)
  MaMa-nia sudah pasti bisa menebak bahwa ulasan terakhir ini adalah menu yang menjadi primadona disini (applause!) as I always save the best for the last! Lol.
  
  This is so good, man! Thumbs up!
  Nasi uduk disini memang bukan yang pertama dihatiku, tapi Gepuk Sapi disini telah merebut posisi pertama dihatiku.
  Hmmmm… (feel the love…)
  Ohkayy, seriously, this is really good!
  Jika MaMa-nia pernah bersantap di Istana Koki, gepuk sapi disini boleh diadu dengan yang disana. Potongan daging sapi yang begitu lembut dengan dominasi rasa manis dan gurih ini membuat siapapun yang mencicipinya akan merasa ketagihan.
  I did fall into the trap and waved to the waiter to get us another portion. 30rb  memang tergolong mahal, tapi sepadan dengan quality-nya.

So MaMa-nia penggila kuliner Medan, sudah tahu ya kan apa-apa saja menu yang menggoda dari tempat ini?
It’s your turn now to give me some feedback! Ciao!

RM. Batavia,
Jln. Prof HM. Yamin No. 15A (Sebelah Telkom)
Tel. 0853 5902 7202
Operation hours : Daily / 10.00-21.00 (estimate)

Bagi sebagian besar warga Medan terutama etnis Tionghoa, nama Acuan sudah tidak asing lagi. Dari rekam jejak lama berjualannya, rumah makan yang berada di kawasan jalan Asia ini sudah termasuk salah satu senior pemain kuliner khas Chinese di Medan.

Lokasinya di Jalan Asia simpang jalan Kuningan, Ruko 1 pintu yang posisinya pas di persimpangan pun memberikan advantages, penyusunan meja makan, ventilasi, dan pencahayaan di dalam ruangan baik.

Stelling terletak di depan, disinilah rata-rata makanan dipersiapkan, mulai dari bubur ayam, pek cam ke (ayam rebus), leng poa (santapan dingin), dan tentu saja nasi ayam.

Nasi ayam dihidangkan dengan sepiring nasi dan sepiring lauk, serta semangkuk kuah. Ada ayam goreng, ayam rebus, sambel kentang, sayur asin (kiam chai), telur kecap dan sambel ikan asin.

Soal rasa, ada citarasa dan karakter tersendiri dari Acuan yang lebih mengarah ke ‘sweet’. Yah, rata-rata makanan disini ada sweet after taste, kecuali sambel cabenya. Nah, saos cabe disini mantap rasa dan pedasnya.

Nah, berhubung datangnya bareng @zhoueats dan dua penikmat kuliner Medan, kami pun berhasil memesan Leng Pua. Leng Pua ini kalo di-Indonesia-kan artinya Santapan Dingin.

Kalau biasanya di kuliner Barat ada appetizer, kurang lebih ginilah appetizer-nya khas Chinese. Menu ini kerap dijumpai di jamuan pesta pernikahan etnis Tionghoa.

Isinya ada pek cam ke (ayam rebus), udang saos mayonaisse, ampla ayam, ubur-ubur, telur pitan (century egg), sambel ikan asin, sayur asin dan daun ketumbar. Sekilas hidangan ini mirip dengan lauk nasi ayam sebelumnya yah.

Ada pesan bubur juga, tapi yang polos aja berhubung udah ada leng pua barusan. Untuk buburnya sendiri juga nikmat, permainan kaldu dan rempah terasa.

Semakin maju sebuah kota, semakin modern dan bervariasi pula kuliner kuliner yang disajikan. Disaat orang berlomba lomba membuka coffee shop ataupun bisnis yang keliatan lebih ‘keren’, Acuan tetap humble mengusung hidangan tradisionalnya.

Acuan Pek Cam Kee
Jalan Asia simpang Kuningan
Buka: 10.30 – 20.00

MaMa ketemu tempat ini waktu lewat di Jalan Sekip. Karena beberapa kali pernah dimention di IG, akhirnya coba deh merapat ke Pempek Dempo 88.

Tema warna Merah Kuning ini lumayan menyolok, jadi ga rada susah nyari tempatnya. Dengan stelling sederhana, disinilah beberapa jenis mpek-mpek dihidangkan.

Saya kurang tau kenapa dinamai Dempo 88, yang jelas ini ga ada kaitannya ama Densus 88. Menurut penjualnya yang hanya merupakan karyawan, usaha ini didirikan oleh pemilik yang berasal dari Palembang, kota asal Mpek-Mpek.

Walau bukan kualitas premium, rasanya lumayan. Tentu saja, harganya juga lebih terjangkau.

Pempek Dempo 88
Jalan Sekip no 21 (depan sekolah Rainbow)
11.00-22.00 setiap hari
082277768088