Quantcast
Channel: Makanmana
Viewing all 739 articles
Browse latest View live

Sagye Korean: Hallyu Way of Eating Clean in Medan

$
0
0

Sejak kemunculan Hallyu Wave atau persebaran kultur pop Korea secara global, berbagai budaya intrinsik Korea juga menjalar ke Indonesia. Termasuk juga dalam hal kuliner.

Mendengar kata Kimchi, Ramyeon, Tteokbokki dan Budae Jjigae (makanan ‘darurat’ para tentara Korea) sudah menjadi hal yang umum. Sagye Korean is just one simple and closest (literally) example of it. ‘Close’ karena Sagye Korean ini memang berada tepat di seberang BaseCamp Makanmana.

Actually, I’m not really into this “interior stuffs” tapi setidaknya, gue merasa cocok dengan atmosfir ruangannya yang cozy nan sejuk, a place I would like to visit for me-time. Oh ya, I couldn’t figure out fungsi dari meja dengan bingkai besi di keempat sisinya karena menurutku kurang nyaman untuk pengunjung dengan anggota lebih dari 4 orang (butuh dua meja yang digabung). This is minor, anyway.

Sagye, yang dalam bahasa Korea berarti empat musim, menyiapkan empat set menu berbeda yang mencirikan masing-masing musim di Korea. Meski begitu, pengunjung dipersilahkan memesan menu dari ‘musim’ manapun. Sampai saat kunjungan terakhir yang melahirkan artikel ini, menu Sagye masih dalam perkembangan hingga set/musim kedua.

Menu-menu dari Sagye juga diklaim oleh Chef asal Korea (one of the owner) sebagai menu dengan konsep ‘clean eating sebagai bagian dari healthy lifestyle para pengunjung Jelim, skincare treatment yang berada di lantai 3 gedung yang sama.

Cobb Salad Meal, merupakan menu yang paling dulu disajikan sebagai appetizers. Cara penyajian salad dengan memasukkan bahan-bahan ke dalam tabung khusus memang cukup membantu serta terbilang unik dan menarik. Kami tinggal mengocok tabung untuk mencampur selada, potongan kecil dada ayam, olive, tomat ceri, jagung, potongan keju, dan telur. Campuran salad kemudian dituangkan ke dalam mangkok dan ditambahkan salah satu pilihan dressing (atau boleh dicampur sesuai selera).

For a carnivore like me, dressing is the element that I enjoy more than the salad itself. Yuja yang berbahan dasar yogurt akan sesuai untuk kamu yang menyukai rasa asam yang cukup kuat pada saladmu, sedangkan dressing sesame yang dicampurkan dengan saus mayo akan sesuai untuk kamu yang menyukai rasa asin dengan sedikit hint gurih dari biji wijen.

Cobb Salad Meal (60rb)

Not so long after, menu-menu lain seakan kehilangan kesabaran untuk memuaskan selera kami dan kian berdesakan di atas meja. Dimulai dari disajikannya Tteokbokki, Beef Bulgogi, Chicken Galbi, JapChae, Kimchi Fried Rice, Hot Stone Bibimbap, Kimchi Pancake.

Seperti sudah seharusnya, an appetizer must be appetizing and their Tteokbokki met this criteria. Appetizing. Terutama fish cakes yang chewy, lembut dengan sedikit hint aroma ikan yang digunakan untuk mendampingi rice cakes pada menu ini.

Butuh perhatian khusus untuk memastikan rice cakes agar tingkat kematangannya sempurna. Terlalu cepat mengangkatnya dari rebusan akan menyebabkan bagian dalamnya menjadi tidak matang, sedangkan terlalu lama mengangkatnya membuat rice cakes menjadi lembek, hancur dan lengket.

Without further explanation—the thick Gochujang sauce was great with a lil spicy and salty taste.

Tteokbokki (45ribu)

Chicken Galbi dan Beef Bulgogi yang menjadi korban keberingasan kami selanjutnya. Kalau Tteokbokki dimasak sedikit becek dengan bumbu Gochujang, maka Chicken Galbi sedikit kering dengan bumbu Gochujang sudah menempel pada daging karena proses marinate.

Meat was juicy, tasted sweet and nice; our favorite, though. I didn’t try the Beef Bulgogi but it suit others’ palate.

Jap Chae was my personal favorite. Not only me, but others found that this menu was interesting, too. Rasanya mirip char-char ala kota Medan namun sedikit lebih manis dengan tekstur mirip seperti mie sagu yang lembut dan mudah hancur. Meski kelihaan oily, tapi percayalah kalau penampilan tersebut semata hanya karena warnanya yang bening.

Cukup banyak menu-menu yang kami cobain di Sagye Korean. Mungkin karena rasa penasaran kami dalam mengeksplorasi kuliner ala Korea, dan most of the menu suit us.

“Mostly”, not all. Sampai akhirnya kami dihadapkan dengan Kimchi Pancake yang kurang sesuai dengan selera kami. It’s a lil bland and less savory. Texture was nice but we couldn’t find any pleasure from this menu.

Kimchi Pancake (25ribu)

If you’re as curious like us dalam mencoba Korean Cuisine dengan konsep “clean eating”, feel free to take a visit! Ajak kami bila perlu! ^^

Sagye Korean

Jalan Brigjen Katamso, Komplek Centrium
12.00-22.00
#no pork
Lokasi: https://goo.gl/maps/eDDsAgkB5Z92

The post Sagye Korean: Hallyu Way of Eating Clean in Medan appeared first on Makanmana.


Kedai Arthur dan Baksonya yang Tak Biasa

$
0
0

Karena statusnya yang non-halal, bakso jenis ini termasuk jarang ditemukan di Medan, tidak seperti bakso sapi. ayam, atau ikan yang sudah banyak dijual. Yuk ikuti kisah petualangan MaMa yang satu ini!

Atas rekomendasi salah seorang anak MaMa, berangkatlah MaMa and the crew menuju daerah Padang Bulan demi mencoba semangkuk bakso “tak biasa”. Ya, bakso ini memang cukup langka dan berbeda karena bahan bakunya dari daging b2.

Kedai Bakso Arthur

Kedai bakso pindahan dari Sidikalang ini tidak terlalu sulit ditemukan di tengah kepadatan daerah Padang Bulan karena posisinya pas di seberang Komplek Citra Garden dan di depannya sudah ada sebuah plang besar sebagai petunjuk.

Interior sederhana dari kedai bakso Arthur

Dari daftar menu yang dibuat seadanya, kami memesan seporsi Bakso Kosong (IDR 12 ribu) dan Bakso Indomie (IDR 15 ribu) untuk dicoba. Sambil menunggu pesanan disiapkan, diam-diam kami menemukan beberapa hal yang cukup menarik dari kedai ini.

“MaMa cukup salut dengan usaha dari sang empunya kedai untuk meyakinkan pengunjung bahwa daging yang digunakan telah teruji aman dikonsumsi dan bebas pengawet formalin.”

Sertifikat Pengujian Bahan Baku Bakso

Pertama, MaMa cukup salut dengan usaha dari sang empunya kedai untuk meyakinkan pengunjung bahwa daging yang digunakan telah teruji aman dikonsumsi dan bebas pengawet formalin. Meski cuma hasil fotokopi, sertifikat hasil uji bahan bakunya dipampang di steling depan dan digantung di ruang utama.

Seandainya saat itu pemilik kedai ada di tempat, MaMa pengen sih ajak ngobrol soal ini.

Di sini juga dijual bahan bakso dan nugget mentah kiloan.

Next, kedai ini nggak cuma menjual hidangan bakso siap makan tapi ternyata juga menjual daging bakso dan nugget mentah kiloan, mulai dari ¼ , ½ , sampai 1 kilo. Yang lebih unik lagi, kalau beruntung, di sini kamu juga bisa mencoba bakso yang terbuat dari daging babi hutan dengan harga 10 ribu rupiah per porsi. Sayangnya, hari itu stok lagi kosong.

Bakso B2 Arthur

Sebenarnya siang itu teriknya bukan main, tapi begitu dua mangkuk bakso panas disajikan, tetap saja penampilannya menggoda selera. Setiap mangkuknya terdiri dari beberapa bakso kecil dan satu bakso jumbo.

Tastewise, tekstur baksonya lembut dan halus dengan aroma lada yang kuat. Cukup nikmat untuk harga yang terjangkau. Hanya saja menurutku, tidak ada yang menonjol dari kuah baksonya selain aroma penyedap rasa.

Bakso Arthur

Jl. Jamin Ginting No. 701 Pd. Bulan (seberang Komp. Citra Garden)
Buka: 11.00-21.30 Setiap Hari.
Lokasi: https://goo.gl/maps/SZ9w8gtJ8NR2

The post Kedai Arthur dan Baksonya yang Tak Biasa appeared first on Makanmana.

Rekomendasi Kwetiau Goreng dari Berbagai Sudut Kota Medan

$
0
0

Kwetiau, terutama kwetiau goreng a.k.a. Char Koay Teow, mungkin menjadi makanan favorit bagi sebagian besar populasi orang Medan. Tidak heran, berbagai olahan kwetiau dengan cita rasa yang berbeda kian menjamur di kota Medan. Dari streetfood hingga ke level proper dining seperti restoran, selalu bisa ditemukan menu kwetiau.

Tipikal kwetiau di Medan menggunakan bahan dasar tepung kanji yang terlihat bening dan sedikit berminyak. Tapi tidak hanya itu, Medan juga ada kok kwetiau yang menggunakan bahan dasar beras. Kwetiau beras namanya. Sebuah sensasi yang berbeda untuk mereka yang mencari variasi lain dari kwetiau bening pada umumnya.

Di bawah ini, MaMa sudah rangkumin beberapa lokasi, baik kwetiau beras maupun kwetiau kanji, yang shouldn’t be missed di Kota Medan.

Kwetiau Beras

Kwetiau beras adalah kwetiau yang berbahan dasar tepung beras. Dibanding tepung kanji, kwetiau beras berwarna lebih putih dan teksturnya less chewy dan padat daripada kwetiau berbahan dasar kanji.

Kwetiau beras cukup mudah ditemukan di Medan. Ada Kwetiau Ong yang terkenal dengan tekstur kwetiaunya yang lembut dan gak hancur padahal telah melewati proses memasak serta penggunaan telur bebeknya.

Ada juga Kwetiau Kai Seng Tebing Tinggi yang memisahkan antara lap cheong dengan kwetiau dan antek-anteknya saat dimasak, serta Kwetiau yang dibuat secara homemade dengan bambu khusus di Kwetiau Beras Pangkalan Brandan.

And MaMa’s personal favorite goes to……

Kwetiau Beras Yiu Huat (a.k.a Kwetiau Ong)

Ah Yee Kwetiau Yiu Huat

Kwetiau Ong merupakan salah satu pejuang kwetiau beras yang cukup melegenda di kota Medan, yang juga didapuk menjadi King of Char Koay Teow versi MakanMana beberapa tahun lalu.

Pindah dari Jalan Asia, Kwetiau Ong yang sekarang berlokasi di Jalan S. Parman tetap menarik hati para kwetiau-ers di Medan. Meskipun demam Kwetiau Ong sempat mereda setelah 4 tahun wafatnya salah satu legenda Char Koay Teow Selat Panjang, Ah Yee tetap semangat memutar wajan, menggoyang spatula, demi sepiring Char Koay Teow beras andalannya.

Char Koay Teow ala Kwetiau Yiu Huat (Kwetiau Ong)

Tekstur kwetiau berasnya yang lembut nggak hancur dan lengket ketika dimasak. Kalau kamu perhatikan, Ah Yee sering buka-tutup kipas angin mini di bawah kompor demi mempertahankan suhu kwetiau nya. I’d say that this kwetiau was cooked with extra effort.

Kwetiau Ong

Selain kwetiau beras yang jadi main hero-nya, Ah Yee melengkapi seporsi kwetiau-nya dengan 2 ekor udang medium-sized, serta lauk-lauk lain seperti char siew dan irisan hu wan (bakso ikan). To top it all up, Kwetiau Ong memakai telur bebek untuk meningkatkan intensitas rasa dan warna.

Kwetiau nya sendiri dimasak menggunakan api arang, which they say, masakan apapun rasanya jadi lebih nendang. Meski begitu, gak ada terasa aroma burnt dalam sepiring char koay teow milik Kwetiau Ong. Tiap-tiap elemen pada seporsi kwetiau-nya pun turut berkontribusi dalam memberi kenikmatan yang bikin nagih untuk pelanggan setia Kwetiau Ong.

Kwetiau Beras Yiu Huat (Kwetiau Ong)

Jalan S.Parman (dekat simpang Jalan Karo/Bundaran Tugu)
Buka: 6.30 p.m.
Non-halal
Directions: https://goo.gl/maps/cHeyLYQdj3v

Kwetiau Kanji

Berbeda dengan kwetiau beras, kwetiau kanji adalah kwetiau yang berbahan dasar tepung kanji. Teksturnya lebih chewy dan berminyak, serta tampilannya lebih bening daripada kwetiau beras. Kwetiau kanji sendiri jauh lebih mudah ditemukan dibanding Kwetiau Beras.

Kamu mungkin sudah familiar dengan gaya memasak Kwetiau Pek Mo yang energik dan menarik, atau dengan Kwetiau Andalas yang tetap masuk di hati bahkan dengan kwetiau dan mie polosnya, serta Kwetiau Jalan Porsea yang bikin kami kagum dengan aroma harum dari gabungan minyak dan bumbunya.

Favorit MaMa sendiri jatuh kepada…

Kwetiau Goreng Jalan Porsea

As I said before, rasa kwetiaunya agak sulit dijelaskan. It’s good, in a subtle way. Bukan aroma kwetiau nya yang menonjol, tapi campuran bumbu dan minyak, serta dimasak dengan bara api tinggi membuat Kwetiau Jalan Porsea ini mustahil untuk dilupakan. “Don’t judge a book by its cover” may be the suitable saying for this context.

Kwetiau Goreng Jalan Porsea

Ada hal lain yang bikin Kwetiau Goreng Porsea ini menjadi pilihan MaMa selain porsinya yang cocok buat sarapan. Rasanya yang tidak terlalu asin dan berminyak pun seakan jadi salah satu alasan MaMa sering banget sarapan di sini. Mungkin karena disesuaikan dengan customers nya yang mayoritas kalangan berumur.

Just in case you want to add that salty kick, sebotol kecap asin juga disediain di meja. As I said before, masing-masing elemen dalam sepiring kwetiau Porsea ini sama kuatnya, which is why kita bisa lihat kenapa banyak yang minta tambo, karena gak akan bikin eneg.

Kwetiau Goreng Jalan Porsea
Jalan Porsea No. 16, Pasar Baru, Medan Kota
Buka: 5 a.m. – 10 a.m.
Non-halal
Directions: https://goo.gl/maps/6bUhQ7gPPWS2

Those may be MaMa’s preference, but hey, selera tiap-tiap orang beda kan? I’m sure you have your own favorite kwetiau stall. Kalo kamu punya rekomendasi lain, feel free to tell us in the comment section below!

The post Rekomendasi Kwetiau Goreng dari Berbagai Sudut Kota Medan appeared first on Makanmana.

Regale Palace Restaurant: Sebuah Tradisi Makan Malam Imlek

$
0
0

Makan malam Imlek mungkin menjadi sebuah momen yang wajib untuk berkumpul dan berbincang bareng keluarga, terutama dengan mereka yang terpisahkan jarak. But, who said that Lunar New Year’s Eve dinner must be spent calmly and solemnly at home?

Spending Lunar New Year’s Eve at a restaurant, like Regale Palace Restaurant—and their Lunar New Year Celebration event which invited two abroad singers and hosted by our fellow MC Freddy Kesuma, have been a kind of lifestyle adapted by Tionghoa in Medan.

Lalu, apa saja yang mereka sediakan untuk setiap keluarga yang merayakan Malam Imlek di Regale?

Bukan. Jangan terkejut melihat foto bahan-bahan di atas. Kamu nggak akan disuruh masak sendiri ataupun disuruh membeli bahan belum jadi dengan Regale. Pasalnya, ke-enambelas bahan yang harganya cukup premium di pasaran di atas akan diubah menjadi sebuah menu yang cukup upscale pula.

PenCai,

menurut literatur yang kami kumpulkan dan penuturan dari pihak Regale, dimulai dari akhir Dinasti Song. PenCai bermula ketika para penduduk Hakka mengumpulkan bahan makanan apapun yang mereka punya untuk dijadikan makanan para prajurit perang yang kelelahan.

Despite mengalami modifikasi atau tidak, PenCai mengalami sejumlah perubahan pada bahan-bahan yang digunakan. Termasuk juga dengan PenCai dari Regale yang menggunakan bahan-bahan yang cukup luxury bagi segelintir orang Tionghoa di Medan. Beberapa di antaranya adalah abalone, scallop, teripang, dan fatchoi.

Jangan menganggap remeh benda sejenis ganggang yang hairy-like di bagian atas set PenCai. Fatchoi namanya, yang memiliki cara baca yang homonim dengan fatchoi/facai yang berarti keberuntungan yang berlimpah. For me, Fatchoi tasted great dengan sedikit rasa asin yang dominan. Kalau dinikmati bersama saus abalone, kombinasinya terasa sesuai.

Ngomong-ngomong, saus yang digunakan pada set PenCai ini adalah saus dari kaldu abalone. Rasanya sedikit asin dengan hanya sedikit saja aroma amis yang terasa, yang mengingatkanku kalau menu ini adalah menu “seafood”.

Bahan-bahan pada PenCai juga tidak kehilangan profil masing-masing. Abalone dengan daging yang chewy dan sedikit manis; teripang yang masih kenyal dan sedikit crunchy; serta scallop yang terasa lembut dan tidak alot.

PenCai

PenCai (ala carte)

Takeaway (Free Claypot) dan dine in – IDR 3.988.000,- nett untuk 10 orang
Pre-Order minimal 1 hari sebelum hari H

Set Menu at Regent Hall

Selain PenCai, Regale juga menyediakan satu set menu dengan Yee Sang di dalamnya. Let’s skip Yee Sang as kita sudah pernah bahas Yee Sang pada artikel-artikel sebelumnya.

Yang menjadi highlight kami pada set menu ini adalah Bebek Panggang Spesial ala Regale yang disajikan dengan saus Hongkong (begitu sebutannya). Saus Hongkong berbeda dengan saus ala Beijing dengan salah satu cirinya adalah penggunaan kacang tanah di menu ini.

Dalam waktu singkat, Bebek Saus Hongkong ini menjadi favorit dari tim Makanmana yang datang ke lokasi. Mungkin kulit bebeknya yang crusty dan garing, dagingnya yang lembut dan terasa manis serta saus pendamping yang wajib banget untuk dinikmati bersamaan dengan setiap potongan bebek menjadi alasannya.

Tumis Udang dan Sayuran dengan saus XO

Tumis Udang dan Sayuran dengan saus XO menjadi jawara kami berikutnya. OF COURSE karena main hero-nya yaitu si udang yang terasa garing dan crunchy. That is all I, personally, need from enjoying a shrimp dish.

Tim Ikan Janang Merah dengan Saus Hongkong
Sup Sirip Kepiting dengan Scallop Kering dan Daging Kepiting
Angsio Hoisom dengan Irisan Top Shell Abalone dan Sayuran

Banyak menu yang kami cobain saat itu dan mostly suit our taste. Termasuk makanan penutupnya yaitu Manisan Peach dengan Bokni dan Angco. Manisan Peach atau Peach Gum sebenarnya sudah pernah kami bahas di artikel sebelumnya.

Peach Gum yang terbuat dari getah pohon peach versi Regale ini terasa lebih kasar dan bertekstur. Menurut Adrian, salah satu staff Regale, peach gum memang seharusnya tidak dimasak, melainkan cukup direndam hingga lunak.

Meski sedikit kemanisan saat disajikan, menu ini turut hadir menghiasi posisi yang spesial di dalam hati.

Anyway, we did tossed the Yee Sang back then.

Yee Sang versi Takeaway

Kamu bisa baca penjelasan tentang Yee Sang pada artikel sebelumnya atau nonton video Sa Cap Meh tahun 2018 yang lalu.

Set Menu at Regent Hall

IDR 5.888.000 nett untuk sepuluh orang
Tersedia set menu senilai IDR 3.888.000 nett untuk sepuluh orang dengan varian menu yang berbeda

Regale Palace Restaurant (@regale_medan)

Jalan H. Adam Malik No 66-68
061-6626555/081269172029 for reservation
#no pork
Lokasi: https://goo.gl/maps/mWFJnk7oJ6E2

The post Regale Palace Restaurant: Sebuah Tradisi Makan Malam Imlek appeared first on Makanmana.

Proyeksi Bisnis Kuliner Kota Medan Tahun 2019 dari Kacamata MaMa

$
0
0

Apa saja yang mungkin terjadi dengan industri kuliner Kota Medan di tahun 2019 ini? Apa saja yang kami antisipasi untuk beberapa tahun kedepannya? Mari kita terawang…

Memasuki tahun yang baru, nggak terasa situs kesayangan kita ini sudah berusia 12 tahun. Kalau diibaratkan dengan manusia, umur segitu artinya sudah beranjak remaja, bukan? Sudah waktunya masuk SMP!

Masa remaja awal seperti ini memang termasuk masa peralihan yang tanggung. Dibilang dewasa belum, dibilang anak-anak juga bukan, sehingga biasanya seorang remaja selalu sibuk mencari jati diri dan ingin mencoba hal yang baru. Seperti itulah MakanMana selama lebih dari satu dekade ini, terus mencoba bereksplorasi dengan berbagai macam platform dan konten yang berbeda agar semakin berkembang dan bisa menghasilkan karya yang lebih baik lagi untukmu.

Konsistensi selama 12 tahun ini ternyata tidak sia-sia. MakanMana yang awalnya terlahir sebagai sebuah passion project berbentuk blog yang mengulas kekayaan kuliner lokal, sekarang berkembang menjadi sebuah startup yang menciptakan lapangan kerja dan ikut memajukan dunia usaha F&B maupun UMKM di Kota Medan selama setahun terakhir ini. Last year, we formalized our company under PT. Mana Aktiva Kreasi.

Seiring dengan membesarnya Mana Aktiva, pengalaman yang didapat tentu saja bikin MaMa jadi selalu up to date dan lebih memahami tentang perkembangan industri F&B di Medan dari tahun ke tahun. Lantas, kira-kira apa sih yang mungkin bakal terjadi di sektor kuliner Medan di tahun 2019 ini?

Ada pasang surut yang bakal terjadi pada bisnis kuliner lokal di sepanjang tahun 2019.

On Business Opportunity & Franchise Invasion

Tampaknya tahun ini kita bakal kedatangan lebih banyak lagi franchise F&B dari luar Kota Medan, mengingat pesatnya pembangunan apartemen berskala besar, seperti Podomoro City Deli Superblock, banyak yang sudah hampir rampung.

Demografi Medan yang ‘terpusat’ ini menciptakan persaingan yang sangat keras, dan biasanya jalur cepat yang ditempuh pengusaha ialah dengan membeli franchise. Oh well, kapan kita yang ‘ngekspor’ franchise…

Street Food should be more convenient…

Tahun 2018 saja kita sudah melihat rapid shifting dari tradisional ke conventional. Beberapa vendor kerap melakukan kerjasama dengan penyedia jasa kirim online dan online payment seperti OVO, Grab, dan Gojek. Dipastikan tahun 2019 akan semakin gencar lagi, dan tentunya di fase ini mulai dibutuhkan pengetahuan dan melek tentang teknologi.

Coffee itself has matured, we need fresher concept

Sebaliknya, dunia per-kopi-an mungkin tidak akan begitu bergelora seperti tahun-tahun sebelumnya. Demam kopi akan mereda tahun ini karena industri kopi lokal sudah hampir mencapai level stagnan dengan pesaing yang banyak dan penyajian yang hampir sama. Akan tetapi, boutique coffee shop yang berkonsep unik, seperti Me&Co & Fore Coffee dengan misi sosialnya, mungkin akan lebih dilirik dan diminati. Selain itu, model hole-in-the-wall coffee atau takeaway coffee yang praktis juga masih berpotensi untuk muncul tahun ini, terbukti dengan komitmen Indomaret unutk menghadirkan model coffee yang lebih premium, seperti Point Cafe di Indomaret, di beberapa selected outlet.

Saya sih berharap ke depannya bisa lebih banyak lagi muncul tempat-tempat ngopi lokal yang tidak hanya menyeduh kopi berkualitas tapi juga sekaligus berfungsi sebagai one-stop meeting point yang nyaman untuk bekerja bagi para eksekutif muda.

More & More Creative Online F&B Business

Bisnis online tetap akan menjadi lahan yang difavoritkan oleh para pengusaha UMKM yang bergerak di bidang F&B. Hanya saja jika tidak dibarengi dengan konsistensi, strategi penjualan, serta kualitas produk dan pelayanan yang baik, bisnis online yang dijalani tentu tidak akan menarik perhatian netizen yang selektif, maha tau, dan maha benar. We’ve seen couple home business yang sekarang udah take off dan become a proper business. Expect more in 2019 as technology emerge. Sistem payment digital, delivery on demand, digital marketing dan beberapa hal berbasis teknologi kian memudahkan penggiat usaha untuk memulai langkah bisnis.

And what we’re planning ahead…

Melihat potensi dan perkembangan digital yang massively rapid and disrupting, mau ga mau kita juga harus agile in growth. Di sini, “Basecamp” baru MaMa terbagi menjadi 3 bagian besar:

Di dapur produksi, ada tim photography yang menawarkan 2 jenis commercial photography service, yaitu Savorsnap yang berkualitas premium dan Managrafi untuk foto profesional berharga terjangkau. Sedangkan tim videography utamanya menangani pengerjaan konten video untuk channel MakanMana di Youtube dan commercial project dari para client-nya Mana Aktiva.

Selanjutnya ada divisi Content yang bertanggung jawab membuat ulasan tentang kuliner lokal dalam format multimedia, yaitu melalui postingan reguler di media sosial Instagram, Facebook, dan situs kesayangan kita ini, Makanmana.net.

Last but not least, ada Digital Marketing sebagai layanan promosi digital dan perencanaan strategi untuk memasarkan brand/bisnis kuliner di Medan dengan lebih efektif.

Inilah keluarga besar MakanMana! Dari yang awalnya cuma 3 orang, sekarang tim MaMa sudah bertambah menjadi lebih dari 20 orang, and we’re still hiring.

Being food blogger selama beberapa tahun tentu saja sudah stagnan, but it served as good foundation to understand how the F&B landscape in Medan works. Equipped with strong and growing team, we’re ready to push harder in 2019.

We now have bigger mission to carry, clearer vision for couple years forward, and we’re always looking potential talent. If you think you fit and would to join our passionate team, submit your application through this link (Don’t forget to choose your position):

bit.ly/mamaloker

In the meantime, if you’d like to have a glimpse on our culture and people, hit the play button below

The post Proyeksi Bisnis Kuliner Kota Medan Tahun 2019 dari Kacamata MaMa appeared first on Makanmana.

Song Fa BKT – The First Michelin Guide’s Bib Gourmand Award Restaurant in Medan

$
0
0

I am more than excited to visit Song Fa as soon as their first day of Grand Opening in Medan.

I don’t know about you, but “Michelin” is a thing to me. That’s why gue thrilled ketika mengetahui kalau kota Medan ini kedatangan restoran yang berhasil memasuki jajaran Singapore Michelin Guide’s Bib Gourmand Award untuk yang pertama kalinya.

Song Fa BakKutTeh pertama kali dimulai oleh Mr. Song pada tahun 1969. Mr. Song mempelajari berbagai kemampuan memasak BakKutTeh pada umur sekitar 19 tahun dan memulai bisnis pada umur 21 tahun dengan gerobak sorong di daerah Johor. Display dari gerobak dorong ini bisa kamu temukan di pintu masuk Song Fa BakKutTeh di Lippo Mall Medan.

Pada tahun 1971, Mr. Song membuka kios pertamanya di Victoria Street dan 2007 menjadi tahun pertama Mr. Song menjual nama Song Fa sebagai franchise BakKutTeh. Sejarah berapa lama Mr. Song menjual BakKutTeh bisa menjadi sebuah bukti keseriusan beliau dalam menyajikan BakKutTeh, hingga akhirnya berbuah manis dengan memasuki jajaran Bib Gourmand’s Award dari The Michelin Guide Singapore.

Ms. Diana menjelaskan sedikit kriteria tentang Michelin Guide, “to make it to the list of Bib Gourmand’s list, one must serve GOOD food under S$45 with GOOD service.”

Note: Kamu bisa cari tahu lebih banyak tentang “Singapore Michelin Guide” di berbagai situs yang disediakan oleh Google Search.

Back to the future,

Tanggal 12 Januari 2019 yang lalu, kami diundang untuk menghadiri Grand Opening outlet Song Fa BakKutTeh pertama di kota Medan. Mr. Song sendiri dan Ms. Diana, anaknya, yang kini menjadi generasi penerus franchise Song Fa BakKutTeh asal Singapore turut hadir ke acara pembukaan ini.

Langkah pertamaku memasuki outlet Song Fa memberikan sedikit getaran yang membuat bulu kuduk merinding. Keseluruhan faktor dari betapa legendarisnya Song Fa, penghargaan Bib Gourmand mereka dan suasana yang cukup remang dan hangat merupakan penyebabnya. Literally, mungkin suasana benar-benar akan terasa hangat dan sedikit pengap mengingat susunan meja yang cukup padat dan basis menu yang memancing keringat untuk bercucuran.

Belum lagi ketika gue melangkah ke bagian belakang (dilihat dari pintu masuk Song Fa dalam mall), cahaya alami dari luar masuk ke dalam ruangan yang ditata cukup rapi. Hmm… Tidak butuh waktu lama untuk memenuhi smartphone gue dengan foto-foto berbagai sudut ruangan ini. Instagrammable.

Long story short,

setelah bermain game—tata cara penyeduhan teh secara tradisional, dan penyampaian sepatah dua patah kata dari Ms. Diana, tibalah waktunya pesanan-pesanan kami diantarkan.

Of course, BakKutTeh yang menjadi fokus utamanya menjadi bagian dari pesanan kami, diikuti oleh Spicy Pork Belly, Braised Large Intestines dan Cai Xin dengan semangkuk Cakwe yang terpisah disajikan ke hadapan kami.

Gue bisa merasakan aroma “peppery” yang cukup kuat pada seruputan pertama BakKutTeh-nya yang berwarna putih keruh. Aromanya so strong dan terasa rich. Meski menurut pihak Song Fa Medan kalau rasa “peppery” yang kuat pada BakKutTeh mereka sedikit dikurangi untuk menyesuaikan lidah orang Medan, gue pribadi tetap merasakan rasa hangat yang kuat pada tenggorokan. Wajar saja, mengingat ini pertama kalinya gue menikmati BKT seperti ini.

Some of us said that it wasn’t really peppery compared to Song Fa from Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Don’t forget to ask for more free flow BKT soup.

BakKut (ribs) yang disajikan berukuran cukup besar sehingga memenuhi mangkuk gue. Ada beberapa bagian ribs yang bertekstur sedikit alot namun ada bagian ribs yang terasa sangat lembut.

Spicy Pork Belly came second in my Song Fa’s personal favorite menu list. Pedas dan manis menjadi sensasi pertama yang gue rasakan, sesuai ekspektasi. Dagingnya sendiri terasa lembut dengan beberapa bagian yang berlemak sehingga bumbunya yang kental juga terasa sedikit oily. Gue juga menemukan potongan cabai kering dan ikan teri pada seporsi Spicy Pork Belly ini.

We did tried another menus. Seperti Large Intestines yang terasa clean, jauh dari kata amis dengan rasa manis dan aroma “non” to the “halal” ala B2 yang khas.

Cai Xin……… Well, vegetable have hardly been a menu that I enjoyed the most. Apalagi ketika dihadapkan dengan tipikal sayur yang sedikit garing dengan rasa pahit aftertaste yang notabene bukan favoritku. You? I don’t know. Give it a try!

Before I end this article and shut my laptop down, I just wanna say congratulation for once again for the Grand Opening of Song Fa Bak Kut Teh Lippo Plaza Medan.

Kalau kamu ingin berkunjung ke Song Fa, make sure untuk ajak kami ya! Soalnya we’ll come back again A.S.A.P for sure!

Song Fa Bak Kut Teh

Lippo Plaza GF-07
08.00-22.00
#nonhalal
Lokasi: https://goo.gl/maps/igDYAMgzBht

The post Song Fa BKT – The First Michelin Guide’s Bib Gourmand Award Restaurant in Medan appeared first on Makanmana.

5 Top Video MakanMana Tahun 2018

$
0
0

Gak terasa nih, kita sudah di bulan kedua di tahun 2019 (how time flies….).
However, there surely are some things in 2018 yang susah banget dilupakan, which goes the same for MaMa.

Therefore, kita pengen ajak kamu flashback ke tahun 2018 dengan melihat apa aja video Youtube MaMa yang mendulang paling banyak viewers selama 2018, starting from the fifth. Check it out!

5. “Nasi Goreng Anti Mainstream – Alternatif Nasi Goreng enak di Kota Medan” (16k Views)

QUIMAK Nasi Goreng Unik Medan

Dengan viewers yang mencapai lebih dari 16 ribu, we can see that minat masyarakat Medan terhadap nasi goreng lumayan tinggi. Maklum aja, makanan yang menjadi favorit sebagian orang Medan ini temptation nya memang susah ditolak. You won’t be able to resist the heaven in every grain!

Buat kamu yang masih bingung mau makan nasi goreng di mana, kami udah review 4 kedai nasi goreng yang tersebar di berbagai penjuru kota Medan, sekaligus kedai yang menjadi pilihan masing-masing anak MaMa. Untuk selengkapnya, check out the link above!

4. “Sedapnya Sarapan Lontong Medan Ini” (19k Views)

QUIMAK Lontong Medan

Kalau hidangan yang tadi lebih identik dengan makan malam, this is the opposite. Mengambil menu sarapan yang juga berbahan dasar beras, kemudian dicampur dengan berbagai macam lauk, seperti sayuran, telur, sambal, serta bihun dan krupuk, video MaMa yang satu ini meraih lebih dari 19 ribu viewers hanya dalam waktu 2 bulan!

Beda kedai beda rasa, seperti yang pernah kami bilang, beda tangan beda jurus. And that’s why, we hand down nyobain 3 kedai lontong rekomendasi anak-anak MaMa, sekaligus kedai yang menjadi personal favorite anak-anak MaMa. Interested? Check the link above for details!

3. “Hunting Kue Gunting Tradisional Legendaris Seputar Medan” (20k Views)

QUIMAK Kue Gunting

Juga dikenal dengan sebutan “kue-kue”, yang paling diingat dari makanan ini mungkin dari penjualnya yang bersepeda keliling kota atau bertengger di depan sekolahan sambil bunyiin gunting besinya buat menarik customers. Yang dijual pun beragam, mulai dari Turnip Cake (Chai Thau Kuih), hingga Ciong Fen. Nama “Kue Gunting” sendiri berasal dari cara penyajiannya yang digunting into bite-size pieces.

Pengen nostalgia masa sekolahan, MaMa terjun langsung ke 3 tenant kue gunting, two of which berlokasi di almamater anak MaMa. Tiap-tiap tenant pun punya keunikan sendiri yang membedakan tenant mereka dengan tenant-tenant lain. Pengen tau apa aja ciri khas masing-masing tenant? Check the link above!

2. “Pulang ke Medan Cheng beng? Pasti singgah dulu ke lokasi kuliner ini” (24k Views)

QUIMAK Kuliner Cheng Beng

Menurut ajaran Konghucu, tiap tahun etnis Tionghoa wajib mengunjungi kuburan leluhur mereka untuk berziarah dan sembahyang, sebagai wujud hormat kepada para leluhur, atau lebih dikenal dengan Cheng Beng. Selain itu, etnis Tionghoa yang berziarah juga membersihkan pusara leluhur mereka serta “mendandani” pusara mereka dengan makanan, teh, dupa, kertas sembahyang, dan aksesoris lainnya sebagai wujud persembahan kepada para leluhur.

Bagi etnis Tionghoa yang berkampung halaman di Medan, tentunya harus makan-makan juga dong selepas menghormati para leluhur. Untuk itu, MaMa udah merangkum 5 tempat makan non-halal yang sekiranya bisa mengobati rasa rindu akan makanan Medan. Check them out!

1. “Bagaimana Cara Makan Babi Panggang Karo di BPK Sagoli Ala Anak Medan” (36k Views)

QUIMAK BPK Sa Go Li

Ini nih top video MakanMana year 2018! Winner kita tahun 2018 adalah BPK Sa Go Li!

Gak afdol rasanya kalo ke Medan gak nyobain Babi Panggang Karo (BPK). Dengan popularitas yang tinggi, salah satu makanan khas Batak yang non-halal ini punya tempat tersendiri di perut orang Medan. Cara memasaknya pun boleh dibilang unik. One of the most popular cooking styles adalah daging babi yang dimasak dengan gravy darah babi.

However, BPK di Sagoli agak berbeda dengan BPK pada umumnya. Menurut anak-anak MaMa yang berada di TKP, BPK di Sagoli lebih ke fusion antara Bataknese food dengan Chinese food. Penasaran? Just check it out!

What We Learnt in 2018…

Nah itu dia 5 top video dari MaMa, yang berhasil memperoleh paling banyak viewers selama tahun 2018. As we can see, all of our top 5 adalah video QUIMAK (Quick Makanmana Guide), in which MaMa bisa conclude kalau konten yang paling dicari tahun 2018 adalah Street Food seputar makanan khas kota Medan. Last but not least, kalau kamu punya rekomendasi konten apa yang sebaiknya dibuat oleh MaMa, don’t hesitate to leave a comment down below!

The post 5 Top Video MakanMana Tahun 2018 appeared first on Makanmana.

Martabak Yurich dan Kebab House, konon pelopor martabak Gulung & Hitam

$
0
0

Dengan adonan tepung yang dibuat fresh setiap hari, Martabak Yurich berhasil membuat rasa dan tekstur yang konsisten for every single piece of their martabak. Rasa dan tekstur yang konsisten pun membuat mereka mendapat pelanggan loyal yang senantiasa menunggu untuk menikmati martabak ini.

How Luis started Yurich

Awal mulanya terbentuk Martabak Yurich ini sebenarnya dimulai dari hobby owner yang kerap dipanggil Luis untuk membuat kue. Dengan motivasi untuk mebuat martabak yang lebih enak untuk temannya, Luis pun ber-eksperimen sebelum akhirnya membuat martabak yang buat temannya mendorong dia untuk buka toko jualan Martabak.

Dengan support dari temannya, ia pun membuka Martabak King di Cemara, but due to the place, dia memilih untuk buka di lokasi yang sekarang karena lebih accessible.


After experimenting, Luis pun menjadi pelopor beberapa jenis martabak yang sekarang sangat populer, contohnya Martabak Toblerone, Martabak Gulung, dan Martabak Hitam di Medan. Kualitas bahan-bahan yang ia pakai dan konsistensi rasanya yang menjadi salah satu alasan kenapa banyak pasukan jaket ijo yang mangkal disini.

Ada empat base rasa untuk Martabak Yurich; Original, Pandan, Black Padded, dan Red Velvet yang dicampur buah naga. Karena gue pecinta martabak klasik, so we got the original martabak with sugar and condensed milk, dan salah satu martabak populer Yurich; The Black Orchis (read: oreo cheese).

Most popular: The Black Orchis

Black Orchis (IDR 85rb)

Black Orchis ini terbuat dari adonan martabak yang dicampur oreo yang dipanggang. Next, selagi serat-serat martabak masih panas, martabak diolesi dengan butter Wysman. Butternya pun menyusupi setiap celah terbuka, memastikan all parts of the martabak are well coated.

Taburan oreo di atas olesan keju

Untuk kejunya, Black Orchis menggunakan mixed cheese ala Yurich yang terdiri dari Parmesan Cheese, Gouda Cheese, Cheddar, dan Mozzarella. Keempat keju ini sudah diolah dalam bentuk krim so gua sempat kirain kakaknya olesin butter Wysman dua kali. Ternyata olesan kedua itu adalah krim pekat dari keempat keju tersebut.

Close up Black Orchis

The final product ditaburi bubuk orea yang berlimpah dan di akhiri dengan a round of condensed milk. Meskipun warnanya hitam dan isinya terlihat sangat berlemak, surprisingly gua bisa makan lebih dari 3 pieces of Orchis. Tidak hanya harum, tapi rasanya yang manis dan buttery benar-benar meleleh di lidah. Perpaduan manis adonan oreo, butter, dan cream cheese homemade rasanya seperti Romeo and Juliet punya happy ending karena bikin kita bahagia. Apalagi buat pecinta gula seperti daku.

Back to Basic: The Original ala Yurich

Original Martabak

As for the original one, rasa mentega yang cenderung gurih lebih terasa. Tapi many people feel the original taste is as sweet and good as it is. Memang tastebud setiap orang berbeda which was why for me it’s not too sweet. But perpaduan dari mentega, gula, dan susu kentalnya overall sudah pas. Kalau kalian punya lidah seperti gua yang cenderung suka lebih manis can ask for more taburan gula.

Martabak Original (IDR 45rb)

Tekstur martabak original sangat lembut dan terasa seperti bika ambon, which is one of Medanese’s specialty cake. The original martabak was less heavy than the Black Orchis so those who enjoy to savor their martabak may like this more. Buat yang suka martabak lembut nan bertekstur tak bikin eneg, martabak yang original satu might be cocok for you.

Next Best Menu: Kebab

Kebab Sosis (IDR 25rb)

Since we were already at Yurich Martabak, kami juga harus dong nyobain Kebab mereka. Kata Luis, sayuran yang mereka pakai itu hydroponik atau organik, dimana mereka dapatin sesuai musimnya. Untuk kulit kebabnya sendiri mereka pakai kulit kebab yang terbuat dari tepung gandum, which explained kerenyahan kulit kebab yang masih garing meskipun kebabnya sudah hangat.

Sosisnya sosis premium juga, terasa dari teksturnya yang ga alot dan lembut pas digigit. Meski sudah dipanggang, bagian luar sosisnya ga sulit digigit unlike kulit tahu yang sudah lama direbus.

Kebabnya punya basic ingredients seperti sayur selada, timun dan sosis ayam. Kami setuju kalau yang membuat kebab satu ini worth it itu kulit kebabnya. Gabungan dari tekstur renyah kulit kebabnya dan isi kebab yang cenderung basah, memang membuat the overall experience pretty tasty.

Personally, I had eaten better kebabs in terms of taste, tapi kalau di Medan this one is good enough.

MaMa sekarang tau kenapa Martabak Yurich ini populer dan banyak pelanggannya. Dengan bahan berkualitas dan harga yang setimpal, Martabak Yurich pun menjadi salah satu cemilan berkualitas buat dompet yang baru gajian.

Yurich Martabak dan Kebab House

Jl. Putri Merak Jingga No.8H, Kesawan, West Medan, Medan City, North Sumatra 20111
10:30AM-11:30PM
0813-6108-8885
Lokasi: https://goo.gl/maps/eF351djnkWM2

The post Martabak Yurich dan Kebab House, konon pelopor martabak Gulung & Hitam appeared first on Makanmana.


Toge Panyabungan, Kuliner Warisan Budaya Sumut yang Bikin Segerrr

$
0
0

Nggak cuma endes rasanya, dessert tradisional ini juga punya status istimewa. Apa tuh?

Penjual mengambil bahan-bahan dasar untuk membuat Toge Panyabungan

Seperti kata Pak Presiden Jokowi, kita ini adalah bangsa yang besar. Meski kulturnya beragam, tapi kalau soal selera sepertinya nggak jauh berbeda. Baru-baru ini setelah makan siang di sekitar Gatsu (Jl. Gatot Subroto), aku dan 2 anak baru MaMa, Christine dan Cindy, berangkat lagi ke Jl. Gereja, kira-kira 10 menit bermobil dari Gatsu, demi mencari dessert yang sudah lama nggak kunikmati.

Toge Penyabungan close up
Toge Panyabungan Br. Nasution dibanderol dengan harga IDR 12 ribu per porsi.

Pencuci mulut yang satu ini mungkin sekilas terlihat mirip Es Cendol atau Es Dawet dari tanah Jawa, tapi kalau diaduk dan dimakan akan terasa bedanya. Inilah Toge Panyabungan, makanan khas Kota Panyabungan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Sumut oleh Kemendikbud di tahun 2017.

Toge Panyabungan warna hijau
Ini dia bentuk dari Toge dengan bulir-bulirnya yang pendek mirip sayur tauge.
Gula merah dituang ke atas pulut
Gula merah dituang ke atas campuran candil, beras pulut, dan lupis. Nyam!

Semangkuk Toge Panyabungan isinya bukan sayur tauge, lho. Dessert pulut-based ini berisi 5 komponen utama, yaitu Toge (bulir-bulir pendek dari tepung beras ketan berwarna hijau), beras pulut, gula merah, candil, dan lupis. Berbeda dari es cendol yang biasanya memakai es serut, Toge Panyabungan lebih simpel memakai bongkahan es batu. Sebelum disajikan, seporsi Toge Panyabungan diakhiri dengan siraman kuah santan.

Sebelum disajikan, akhiri dengan menambahkan es batu dan siraman kuah santan.

Christine dan Cindy yang belum pernah mencobanya langsung takluk pada suapan pertama. Rasanya yang manis dan menyegarkan memang bikin dessert satu ini pelepas dahaga yang mantap siang itu. Selama bulan puasa, Toge yang terjual bahkan bisa mencapai lebih dari 100 porsi per hari.

Risol

Selain menu es, di tempat ini kita juga bisa memesan snack tradisional lainnya, seperti risol dan serabi. Meski kami semua masih kenyang sehabis makan siang, tapi kami pesan juga serabinya karena menu ini tertulis di steling.

Serabi dan Toge Panyabungan
Toge Panyabungan (depan) dan serabi (belakang) menyempurnakan santap siang kami hari itu.

Tak lama, dua potong serabi yang dicelup dalam saus kental pun disajikan di depan kami dan lagi-lagi memancing selera makan. Serabi ini kabarnya tidak dibuat dengan 100% tepung beras, tapi ditambah campuran tepung roti agar teksturnya lebih empuk. Saus manisnya sendiri memakai tepung hun kwe, tepung beras, dan gula merah. Soal rasa, tentu saja lezat untuk kami yang punya sweet tooth tapi overall sih, tidak ada yang istimewa.

Warung pinggir jalan tempat menjual Toge Panyabungan
Warung Boru Nasution berada tepat di pinggir Jalan Gereja, Medan.

Kalau makan di tempat, warung kecil ini cuma menyediakan sebuah meja kayu dan beberapa bangku plastik. Jelas kurang nyaman kalau pas cuaca lagi panas. Pembeli pun biasanya lebih banyak yang mampir untuk beli bungkus. Meski cuma di pinggir jalan, warungnya boru Nasution a.k.a Ibu Khodijah Nasution ini diam-diam sudah berjualan selama 16 tahun.

Nah, daripada kelewat “mengagungkan” Bubble Tea yang ngehits itu, bukankah kita lebih baik bangga dengan keunikan kuliner lokal seperti Toge Panyabungan?

Toge Panyabungan Boru Nasution

Jl. Gereja
Telp. 082161294291
Jam Buka: 11.00-17.00 Setiap hari

The post Toge Panyabungan, Kuliner Warisan Budaya Sumut yang Bikin Segerrr appeared first on Makanmana.

MARIKENA! Icip-Icip Masakan Karo Halal yang Melegenda

$
0
0

MaMa sampai takjub melihat kondisi dapur dan cara masaknya…

RM Marikena

Bagi sebagian besar orang Medan, daerah Padang Bulan memang terkenal “banyak Batak-nya” alias menjadi tempat pemukiman bagi masyarakat yang mayoritas bersuku Batak, apalagi Batak Karo. Kalau bicara kuliner khasnya pun pasti nggak jauh-jauh dari yang namanya Saksang dan BPK. Tapi pada eksplorasi MaMa kali ini, ada sebuah rumah makan yang justru tampil stand out di antara kompetitornya karena satu alasan: masakannya HALAL.

Seperti namanya Marikena yang berarti “marilah kemari!” dalam bahasa Karo, rumah makan Muslim ini selama lebih dari setengah abad mengajak kita semua untuk mencoba masakan khas Batak Karo yang nggak kalah enak rasanya meski tanpa B2. *BaBi*

Kiri-kanan: Leo, Bintang, dan Bobby asyik melahap masakan khas Marikena sambil syuting video untuk Quimak (Quick MakanMana Guide)

Jika bukan karena BPK, lantas demi apa MaMa datang jauh-jauh kemari? Konon, menu tradisional Karo yang menjadi primadona di sini adalah Ayam Cipera. Petualangan kuliner MaMa kali ini pun terasa spesial karena selain kru inti, MaMa kedatangan seorang “bintang tamu”. Ya, namanya Bintang Turnip dan dialah tamu yang memandu MaMa menelusuri RM. Marikena hingga masuk ke dapurnya yang luar biasa (sederhana).

“Biring, apa sih menu khas di Marikena?”
“Ayam Cipera dan Ayam Petai, Nak ku. Pakai ayam kampung. Ikan Mas Arsik juga.”

Nenek Biring
Kakak beradik nenek Biring sedang memilah Andaliman saat ditemui MaMa.

Melewati area cuci piring, kami langsung bertemu dengan 2 orang nenek yang sedang duduk memilah-milah andaliman. Ternyata mereka berdua kakak beradik. Dari penuturan sang cucu perempuan yang nggak mau disebut namanya, sang kakak sudah berusia sekitar 80-an sedangkan adiknya sudah 75.

Bintang sih memanggil sang nenek “Biring” (sebutan untuk nenek bre Sembiring dalam Bahasa Karo). “Biring, apa sih menu khas di Marikena?”
“Ayam Cipera dan Ayam Petai, Nak ku. Pakai ayam kampung. Ikan Mas Arsik juga.” jawab beliau dengan logat Batak yang kental.

Waktu itu sekitar jam 11 pagi menjelang siang, dapur tempat memasak di belakang mereka pas lagi sibuk-sibuknya menyiapkan makanan yang akan dijual di steling depan. Aku dan kru MaMa langsung dibuat takjub dengan pemandangan unik di depan mata: panci-panci besar seukuran meja makan berisi sayuran tengah dimasak di atas tungku kayu bakar. Apinya yang berkobar melepaskan hawa panas yang cukup menyengat, bikin kami kesulitan untuk mendekatinya.

Mungkin karena sudah terbiasa, para juru masak yang sibuk menuang dan mengaduk masakan itu sama sekali tidak kelihatan kesusahan bekerja di tengah kepulan asap yang menusuk mata. Salut!

Sambil menahan pedihnya mata, aku pun berbincang dengan cucu nenek Biring yang mengawasi pekerjaan di dapur. Ternyata tumpukan kayu yang menggunung di salah satu sisi dapur adalah kayu bakar yang diperoleh dari sisa bangunan. Karena pancinya besar, tentu butuh nyala api yang besar juga untuk memasak. Pakai gas pasti mahal, jadi solusinya pakai kayu bakar. Tapi akibatnya, asap jadi menjalar ke mana-mana.

Setiap harinya, kesibukan dapur sudah dimulai sejak jam 6-7 pagi. Anggota keluarga Biring akan standby untuk mulai memasak dan nenek Biring yang mengontrol langsung penggunaan bumbu-bumbu masaknya. Sekitar jam 10-11 biasanya menu masakan sudah selesai dimasak dan dibawa ke rak depan untuk dijual, terutama untuk diborong para driver ojol yang sudah mengantri di samping kedainya.

Sebenarnya menu yang dijual di kedai nasi ini tidak banyak macamnya. Selain menu standar seperti tauco dan sayur jipang, makan di sini so pasti wajib memesan menunya yang terkenal, yaitu Ayam Cipera dan Ayam Petai, keduanya menggunakan ayam kampung yang jarang dijumpai di rumah makan di Medan pada umumnya.

Ayam Cipera IDR 23 ribu/porsi

Sekilas, Ayam Cipera penampilannya mirip gulai kari ayam tapi bedanya menu tradisional Karo ini tidak menggunakan santan sehingga sausnya cenderung lebih encer dari gulai. Warna kuning dan teksturnya diperoleh dari serutan tepung jagung dan rempah-rempah, seperti bawang, serai, dan lainnya. Rasanya sendiri asin gurih, pas banget disantap bersama nasi.

Sementara bagi kamu pencinta P-E-T-E, you should try cita rasa ayam kampung yang dimasak dengan sambal tomat dan petai yang segar, gurih, dan nge-blend dengan petainya. Mantul pokoknya!

Ayam gorengnya juga enak, apalagi kalau bumbu serundengnya dicampur bersama sambal tomat dan nasi hangat, hmm…nikmat Tuhan apa lagi yang mau kamu dustakan?

Selain ayam, menu Ikan Mas Arsiknya yang dimasak dengan andaliman dan asam cakalang juga nggak kalah sedap. Oh ya, ada tips menikmati ikan Mas dari Bintang, nih!

Ikan Arsik IDR 19 ribu/porsi

Jadi dalam kultur orang Batak/Karo, bagian ikan yang paling diminati adalah perut atau kepalanya. Khusus untuk Ikan Mas Arsik Batak Toba, biasanya dilengkapi dengan “uram-uram” atau sayur-sayuran yang dimasukkan ke dalam perut ikan mas, misalnya bawang batak muda utuh. Bahkan ikan mas yang sudah bermalam, bisa digoreng beserta uram-uramnya untuk mendapatkan cita rasa yang lebih mantap lagi.

MaMa suka dengan Ikan Mas Arsik-nya yang terasa fresh dan gak amis. Menu lainnya yang tersedia adalah Ikan Nila Goreng Sambal, Ikan Nila Gulai, Ayam Bakar, Ayam Goreng, dan Telur Dadar. Biasanya, kalau makan di sini, hidangan dasarnya adalah sepiring nasi putih, nasi tambo, sambal tomat terpisah, dan kuah gulai daun ubi.

Air Nira IDR 6 ribu/botol

Setelah makan, jangan lupa untuk pesan sebotol Air Nira dinginnya yang dikirim langsung dari Sibolangit. Manis dan menyegarkan rasanya! Karena Marikena adalah rumah makan Muslim, tentu saja minuman ini non-alkohol. Persediaannya juga terbatas dan biasanya tidak dianjurkan untuk dikonsumsi lagi lewat dari sehari.

Jika mau mampir, MaMa anjurkan datang lebih awal agar kebagian bangku dan tidak kehabisan menu pilihan. Marikena juga menerima pesanan katering partai besar untuk keperluan berbagai acara. Akhir kata, *Ekenaaaa Man!

*Mari Makan! (Bahasa Karo)

Special Thanks to Ms. Bintang Turnip for taking us around.

RUMAH MAKAN ISLAM MARIKENA

Jl. Letjend. Jamin Ginting No. 94 Padang Bulan, Medan
Telp. 081264612261
Jam Buka: 10.00 – 21.00 WIB (Setiap hari)
Tidak ada cabang.

The post MARIKENA! Icip-Icip Masakan Karo Halal yang Melegenda appeared first on Makanmana.

Ayam dan Ikan Bakar Halimah – BBQ à la Indonesia

$
0
0
QUIMAK Ayam dan Ikan Bakar Halimah

Quimak di Ayam Bakar Halimah kemarin menjadi kali pertama gue pribadi mengunjungi tempat ini meskipun kiprahnya di dunia F&B sudah melegenda. Tidak tanggung-tanggung, sejarah perjuangannya mengenyangkan perut dan memuaskan selera masyarakat Medan sudah terukir sejak tahun 2002 silam.

Bang Ujang dan Kak Halimah lah yang menjadi generasi penerus tempat ini sekarang. Sebelumnya, Ayam Bakar Halimah memulai bisnis di pelataran parkir gedung Rasa Bunda (sebelum dibangun restoran) dan berjualan selama 10 tahun. Orang tua Bang Ujang dan Kak Halimah menjadi “co-founder” pertama usaha ayam bakar ini.

Bang Ujang

Warung + Bakar-Bakar,

I’ve expected that this place will be a lil bit messy. Benar saja, tempat pemanggangannya cukup berantakan dan bekas-bekas tumpahan bumbu berceceran ke sana kemari. But, hey! What’s the point of having barbecue without getting messy, that’s what I thought.

Aroma asap yang berasal dari bumbu yang dipanggang menyambut kami lebih dahulu, bahkan sebelum tiba di depan pintu gerbangnya. Menurut mereka, bumbu yang digunakan untuk memanggang ikan tidak menggunakan penyedap buatan melainkan dibuat dari campuran beberapa jenis rempah-rempah asli.

Gurami Bakar

Bumbu dengan rempah-rempah tadi ternyata berhasil meresap dengan sempurna ke dalam sela-sela serat dagingnya yang lembut, sedikit berair dan manis karena ikannya fresh. Gosh! I’m drooling just by visualizing my memories when I had this fish right there. Every bite of its meat simply bring you back to the seashore you miss and enjoy your grilled fish at dusk after you’re tired of having fun.

I believe ikannya bener-bener fresh. Warung ini menghabiskan sekitar rata-rata 220kg total semua jenis ikan perharinya—sekitar 40kg perhari untuk daging ayam. Ibu Bang Ujang bahkan menghitungnya secara manual dengan kalkulator. This kind of genuinity can’t be faked for me.

We were here for the fish actually, since we’re recommended that way. But, okay. Let’s try the grilled chicken. Warung Halimah sepertinya menonjolkan ayam bakarnya dengan mencamtukan menu itu pada spanduk yang terpasang di pintu masuknya.

Hampir-hampir gue setuju dengan Bang Ujang, mengingat daging ayamnya yang lembut dan juicy; mengingat bumbunya yang meresap; dan mengingat lapisan bumbu pada kulit ayam; JIKA, ikan panggang tidak pernah disajikan ke meja kami.

Menu ikan mereka masih menjadi yang paling menawan di hati.

WARNING:

I may sound cheesy, but this whole article will be about me praising the menu Warung Halimah offered.

Tidak terbatas pada ikan dan ayamnya, sambal yang disediakan juga termasuk pantas menjadi jawara di sini. Sambal kecapnya dominan manis dengan rasa yang gurih dan tingkat kepedasan yang berada jauh di bawah ekspektasi gue. Bahkan pori-pori keringat gue tidak bergeming menikmati sambalnya.

Ada manis, pasti ada lawannya, asin. Sambal Terasinya lebih dominan rasa asin. This a good balance to the sweetness of Sambal Kecap.

What else that shouldn’t be missed here?

Tahu Sumedang, I’ll say. Tahu Sumedang di sini bukanlah tahu yang diisi sayur, atau tahu yang berbentuk balok panjang dan berwarna kuning cerah seperti yang dijual dengan sepeda keliling. Tahu Sumedang di sini berbentuk kubus dan isinya padat dengan tahu.

Cocol dengan sambal kecap yang disediakan, then you won’t stop munching. Rasanya mirip dengan sambal kecap untuk ikan tadi, hanya saja, sambal untuk tahu ini lebih cair.

Selain itu, kamu juga bisa menikmati Air Kelapa dan Rujak Buah untuk minumannya dan makanan penutupnya.

Hmmm… I don’t want this article to end this soon, but, there’s nothing more than this that I can tell. To be honest, I myself will be going back to Warung Halimah for another hit. Will you accompany me?

Warung Halimah (@halimahkitchen)

Jalan Bima Sakti
10.00-17.00
No Pork
Lokasi: https://goo.gl/maps/p6APB9qsVDU2

The post Ayam dan Ikan Bakar Halimah – BBQ à la Indonesia appeared first on Makanmana.

Istri Vs Suami—Siapa Jagoanmu di Kwetiau Akok?

$
0
0

Beranggotakan enam orang, food photography termasuk salah satu bidang yang tim Makanmana tekuni. Sylvia adalah salah satu dari enam orang tim fotografi itu.

We have been shocked ketika mengetahui orang tua Sylvia menyajikan Kwetiau Goreng sebagai bisnis utama. What shocked us more is ternyata Kwetiau ini termasuk dalam jajaran Kwetiau legendaris kota Medan. Keep reading on.

“Kenapa tulisan ‘est 2011’ disebut legendaris, Ma?” begitu ‘kan kira-kira pertanyaan yang akan kamu tanyakan.

Kwetiau Akok has a very very long story, inside and out. Kwetiau Akok bermula dari family business yang dimulai oleh orang tua Si Akok itu sendiri, which is neneknya Sylvia. Kwetiau yang awalnya bernama Bukan Kwetiau Akok Kwetiau Madong Lubis, ini berjualan tepat di jalan utama Madong Lubis. Lalu, semenjak nenek Sylvia mulai terbatas pergerakannya karena faktor U maka diwariskanlah “spatula” legendarisnya ke ayah Sylvia.

Long story short, Kwetiau Madong Lubis kemudian dilanjutkan oleh adik Akok sedangkan Akok sendiri pindah ke Jalan Galang. Lahirlah Kwetiau Akok dengan “est. 2011”.

Kwetiau Goreng

‘Wing Chun was first created by a woman’

Resep pertama kali dikenalkan oleh Sang Nenek kepada Istri Akok setelah mereka menikah. Teknik, skill dan resep juga dititipkan dan dipercayakan kepada Istri Akok, selain kepada Akok sendiri. Bahkan belakangan, Istri Akok yang lebih sering perform untuk menggoyang wajan.

Istri Akok

Telur tampak bercampur dengan merata pada kwetiau atau sering disebut “orak-arik”. Memang kalau diperhatikan dari cara masaknya, telur mentah langsung diceplok ke atas kwetiau dan diaduk secara bersamaan. Begitulah style goreng Istri Akok.

Dari presentasinya bisa gue simpulkan kalau kwetiaunya cukup kering dan tidak terlalu berminyak. Suapan gue yang pertama membuktikan kesimpulan gue tadi benar. Nothing intense—in a positive way—, less salty, less savory dan gue enjoy banget saat menikmatinya. Lebih terasa rasa asin dan gurih asli dari minyaknya.

Pork Lard

Yes, minyak…..babi. Bukan loe babi, maksudnya bukan loe yang babi. Minyak yang digunakan adalah minyak dengan rasa asin dan gurih dari lemak babi. Bocoran: minyak ini dibuat dengan cara melelehkan Bak Phok ke dalam minyak yang akan digunakan untuk menggoreng kwetiau.

Akok, The Authentic Kwetiau Style

Okay, nggak afdol rasanya gue nikmati Kwetiau Akok, tapi bukan main hero-nya yang turun tangan. Ibarat film dengan judul Ip Man Legacy kemarin, tapi yang diceritakan justru adalah kisah orang lain, gue nge-down bro.

Mr Akok himself

Menjawab tantanganku, Akok langsung turun tangan. Tentu saja tempo pertarungan berubah. Tampak skill yang diasah bertahun-tahun ditampilkan Akok tanpa harus bersusah payah—minyak yang mulai memadat karena dingin dicairkan terlebih dahulu dan wajan lebih dahulu dipanaskan sebelum menggoreng. Those details and atmosphere, I can only feel it from a master.

You can see it clearly kalau telur tidak dicampurkan langsung ke kwetiau. Kalau benar-benar-benar-benar-benar dan benar kamu perhatikan, Akok berusaha menghindari menghancurkan telur yang diceplok ke atas wajan. You can see his effort clearly.

Personally, gue lebih suka presentasi Kwetiau Akok yang tidak terlalu hancur kwetiaunya dan warnanya lebih gelap. Dari segi rasa, masakan Akok lebih salty dan oily dibanding masakan Istriya. Somehow, gue masih menemukan beberapa potong bakphok lunak yang tidak sepenuhnya hancur pada kwetiau ini.

I acknowledge his skills and experiences.

Gue sempat frustasi ketika menanyakan menu di Kwetiau Akok. Tidak ada Nasi Goreng, tidak ada indomie goreng dan tidak ada goreng seafood, goreng daging maupun goreng-goreng dengan add-ons lainnya. Hanya digoreng dengan telur saja.

Sebenarnya kamu bisa pesan menu dengan goreng seafood atau daging kalau kamu request sehari sebelumnya dan dengan minimal pesanan 5 porsi. Kadang-kadang kamu bisa memesan nasi goreng secara langsung, KALAU PERSEDIAAN NASI ADA. :D:D:D

Don’t ask me, I will come back again for sure. Will you?


Kwetiau Akok (@kwetiau.akok)

Alamat: Jalan Galang No 10A
Buka: 06.30-13.00
Harga: 13ribu
No. Telp: 085102657388
Non Halal
Lokasi: https://goo.gl/maps/e5TEdon4ybq

The post Istri Vs Suami—Siapa Jagoanmu di Kwetiau Akok? appeared first on Makanmana.

Ini dia 5 Martabak Manis “TipKer” Medan yang wajib dicobain

$
0
0

Ada momen-momen tertentu dimana gua ngidam banget sama sesuatu yang manis, terutama saat sedang bersedih hati. Sayangnya aja gue pribadi nggak begitu suka pastry ataupun es krim, therefore I need another alternative! For my mood-fix, Martabak Manis comes to the rescue.

Why TipKer?

Martabak Manis, in general, ada dua jenis: tipis dan tebal. Saat butuh teman hangat sih nikmatnya makan martabak manis yang tebal. Tapi untuk daily snackand also my personal favouriteI’d eat the thin one anytime! Lebih tipis dan crispy kayak makan kripik gitu!

Lapisan tipis adonan tepung yang diratakan dan dipanggang di atas piring kemudian diolesi dengan lapisan mentega serta taburan gula pasir benar-benar bikin hati gue luluh. Coklat ceres, keju parut yang lezat, dan taburan kacang, not just completed the Martabak but my life.

Berikut ini adalah list beberapa tempat di mana kamu bisa nyobain martabak-martabak “TipKer” atau tipis kering di Medan yang hopefully bisa juga luluhin hati kamu.

Martabak Kapuas

Terletak di persimpangan Jalan Sutomo, Jalan Kapuas dan rel kereta api 😁, Martabak Kapuas hanya muncul di malam hari dengan waktu yang tak tentu (umumnya jam 7 sudah rede). Meskipun begitu, banyak penggemar yang tetap datang untuk menikmati Martabak ini.

Martabak yang satu ini memiliki tekstur yang crispy dengan bagian tengah yang sedikit lembut (not entirely crispy). Entah kenapa martabak jenis ini tidak pernah disajikan dalam ukuran besar sehingga martabak piring ini selalu habis dalam 4 gigitanku. Of course, one is never enough!

Martabak saat proses pemanggangan.

Harum lelehan mentega yang merebak di udara adalah surga untuk organ pernapasan kami. Fix, gua auto-like dengan kombinasi aroma yang harum dan rasanya yang bikin gua ketagihan. Gabungan dari meses, margarin dan kacang membuat setiap gigitannya make it worth the buy. Definitely coming back for more!

Final result :d

Martabak Kapuas

Jl. Kapuas simpang Jl. Sutomo Medan, Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara 20212
0813-6150-3660
Buka: 18.00 – 24.00
no pork
Lokasi:
https://goo.gl/maps/UYnhFXUdhu72

Martabak Agus

Di sebarisan gerai-gerai makanan di Jalan Gedeh, di pojokan antara Jalan Gedeh dan Jalan Selamat, bisa ditemukan gerai ini. Usaha martabak yang sudah turun-temurun itu pun berbaur dengan banyaknya usaha-usaha di sekitarnya, without feeling intimidated. Aroma martabak di atas piring, yang sudah dipanaskan lebih dahulu di atas arang, cukup menggugah selera.

Martabak Piring Agus

They tasted like the average martabak TipKer’s taste, sweet and crispy, but there’s nothing that stands out. If you’re around the area and you need to please your tummy before the main dishes kick-in, it’s wise to enjoy this Martabak.

Martabak Agus

Jl. Selamat No.2d, Pusat Ps., Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara 20212
0812-6338-1986
Buka: 6AM – 10PM
no pork
Lokasi:
https://goo.gl/maps/ZKMZxNk4upo

Martabak Piring Lia

Kebanyakan martabak piring teksturnya lebih renyah, tetapi martabak ‘TipKer’ yang satu ini lebih lembut meskipun tipis. Meskipun begitu, teksturnya yang lebih lembut di tengah ini memberikan kesan nyaman yang cocok untuk dinikmati pelan-pelan.

cr: berbagaiwisatakuliner.com

Definitely as tasty and more preferable for some people rather than other ‘TipKer’ types because of its softer texture. Rasanya yang sweet dan buttery memanjakan lidah di malam hari yang dingin.

Because of its pillow-like texture in the middle, the margarine melted perfectly with the inner side of the martabak. Each bite is full with bursting savoury and sweet flavour that keep your hand coming for more!

Martabak Piring Lia

Jl. Tjong Yong Hian No.88, Ps. Baru, Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara 20212
0812-6435-4436
Buka: 5PM-
no pork
Lokasi:
https://goo.gl/maps/x2VmAU6obX92

Martabak Terang Bulan “Chandra 99”

Hangatnya diatas panggangan.

Of course nggak semua martabak beradonan tipis itu crispy. Kali ini, kami cobain martabak tipis dari Chandra 99. Martabak tipis yang kami kira bakalan crispy ternyata hanya merupakan versi lebih tipis dari martabak tebal pada umumnya (READ: martabak TipKer di sini lebih dikenal sebagai Martabak Piring).

Tekstur lembut martabak yang lebih tipis terasa nyaman dinikmati. Taburan coklat meses, biji wijen dengan taburan kacang yang memanjakan lidah memunculkan atmosfir klasik, seakan-akan memori dari tahun lawas kembali berputar di pikiran. Sayang sekali kami skip pilihan keju karena intensitas rasanya terlalu berat untuk perut kami yang sudah terisi sebelumnya. But if you guys mau coba, GO AHEAD!

Martabak tipis Chandra 99

Martabak Chandra 99

Jl. Bimbingan Belajar Plus, Jalan Sumatera, Pandau Hulu I, Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara 20211
0813-6114-001
no pork
Lokasi: https://goo.gl/maps/21wnVUzYuCJ2

Martabak Piring Murni

Last but not least. First stall to greet you when you’re hunting for food along the legendary street food alley, Selat Panjang, Martabak Piring Murni is there to accompany your lil’ journey. Terkenalnya Martabak Piring Murni terjadi pasca diliput TV Nasional karena disponsori oleh Ceres, meses coklat yang dipakai dalam pembuatan cemilan ini.

Martabak Piring Tebal di atas tungku arang yang membara.

Ada dua adonan berbeda yang digunakan untuk membuat martabak tebal dan tipisnya. While yang tebal—dengan adonan yang lebih kental dan tebal—takes more time than the thin one saat dipanggang, yang tipis—dengan adonan yang lebih cair—butuh durasi pemanggangan yang lebih singkat.

Crumble meses dan sugar di dalam martabak tipis

Martabak Manis Tebal is great but, personally, the Tipis one is definitely the steal! Berbaurnya taburan gula dan olesan margarin are like having a match made in heaven – they complement each other perfectly!

By the way, make sure not to go too late karena semakin malam, semakin lama nunggunya nih!

Martabak Piring Murni

Jalan Bogor simpang Jalan Selat Panjang
Tel: 0813 6109 1126
no pork
Lokasi: https://goo.gl/maps/1933gFD68HwJ

Nah, anak-anak MaMa, sekarang udah tahu kan mau kemana buat makan martabak manis tipker? Kalau kamu ada rekomendasi martabak tipker top lainnya, comment aja di bawah!

The post Ini dia 5 Martabak Manis “TipKer” Medan yang wajib dicobain appeared first on Makanmana.

Kelakuan MaMa Selama Januari ini Terekam Kamera, Apa Saja?

$
0
0

Rasanya baru kemarin kita ngerayain Tahun Baru 2019. Tanpa terasa, bahkan bulan Februari juga akan segera usai. Nah, MaMa sendiri udah create banyak banget video selama bulan Januari lalu. Apa aja itu? Yuk kita “lempar balik”!

1. “Makanmana Recap 2018 – Lebih Dari Sekedar Youtube Rewind”

Recap MaMa 2018

Mengawali tahun 2019, Ronny dan Irvan pengen ngajak kamu lempar balik ke milestones yang sudah tercapai selama tahun 2018. Apa aja yang terjadi sama MaMa selama 2018? Hit the play button above!

2. “Kuliner Bakso Babi Kuah di Medan”

QUIMAK Bakso B2 Arthur

Berbekal pengalaman Irvan yang terpuaskan menikmati bakso daging babi di tempat ini, tim Makanmana langsung tancap gas untuk mengambil video Quimak di lokasi ini. Turned out good or bad? Cari tahu di video di atas!

3. “Legenda Ikan Bakar 18 Tahun Halimah”

QUIMAK Warung Halimah

Halimah sudah menjadi bagian dari “to-visit-list” Makanmana selama beberapa lamanya. Memang lokasi ini bukan lagi “hidden gem” yang belum diketahui, namun untuk kami, tempat ini menjadi pengalaman baru menikmati BBQ a la Indonesia.

4. “MaMa Pesta Kepiting di Purezza [Giveaway Alert]”

Makan-makan MaMa Full Team di Purezza Cafe

Kalau mengutip hashtag dari @ram_yu (salah satu foodies kota Medan), tempat ini mengalami symptoms #MakanmanaEffect. Berkat kunjungan kami sebelumnya, impact terhadap restoran cukup besar. Auntie Mita kemudian invited us, again, untuk acara syukuran. We’re having a lot of fun and games! Check it out!

5. “Q&A Jilid 2 (Edisi Imlek 2019) – Penjelasan Imlek dari Cocoh Handy”

Q&A Versi Imlek

Mengatasi rasa nggak ikhlas mereka dalam pemilihan host Q&A sebelumnya, mereka kembali maju sebagai calon tunggal untuk bikin Q&A eps 2 edisi Imlek. Meski banyak lelucon garing yang ditampilkan, ada penjelasan yang cukup berfaedah loh dari Handy.

7. Jadi itu saja video-video yang pernah MaMa buat di Januari 2019.

Total ada 5 video yang MaMa produksi selama bulan Januari—kamu pasti nggak nyadar kalau ternyata nomor 6 tidak ada. Garing ya? Anyway, pastikan kamu support MaMa terus dengan SUBSCRIBE Youtube Channel Makanmana dan LIKE video-video Makanmana biar kami semangat terus ngulas kuliner-kuliner sekota Medan. Ya, mana tahu kalo Subscriber udah banyak ‘kan MaMa bisa review yang kota lain :D.

The post Kelakuan MaMa Selama Januari ini Terekam Kamera, Apa Saja? appeared first on Makanmana.

Hidangan Teras Asyifa: ‘Nasi Khas Minang ini Belum Pernah Mengecewakan’

$
0
0

Adalah sebuah kesalahan

kalau gue pernah ngeremehin lokasi ini hanya dari penampilannya saja. Sebelum berpindah lokasi, Teras Asyifa berjualan di depan sebuah rumah sewa dengan sterling yang cukup sederhana dan hanya dua atau tiga meja yang disusun di bagian dalam. Rasa enggan gue untuk singgah semakin diperkuat lagi dengan ekspresi flat namun menyeramkan dari si Abang yang jualan.

Bukan sebuah keharusan memang, namun di Padang dan/atau daerah lain, Rumah Makan Padang biasanya bergaya Rumah Gadang, lengkap dengan ciri khas etalase sterling berupa piring yang disusun hingga sedemikian rupa. Tapi tidak dengan Hidangan Teras Asyifa (begitu nama rumah makannya). Pada lokasinya yang baru pun juga tidak ditemukan ciri-ciri khas rumah makan padang, kecuali piring yang hanya ditumpuk sebanyak dua lapis pada sterling.

Hidangan Teras Asyifa

Adalah sebuah penyesalan

ketika gue akhirnya menyadari kalau rumah makan ini more than what I have assumed before. Rumah tempat barunya berjualan ini mungkin saja belum sepenuhnya dimiliki si Abang, yang tersirat pada kalimat yang diucapkan sambil tersenyum kecil: “Ya, doakan sajalah ya.” Tapi saya melihat adanya harapan dan belakangan baru gue sadari growth dari bisnis si Abang.

Gue akui, dari kuah-kuah gulai ikan/ayam dan kuah sayur nangkanya yang sedikit kental dan berlemak sudah cukup untuk memunculkan anggukan kecil dari kepala gue. I don’t know about you, tapi tipikal gulai yang kental dan berminyak pada nasi padang adalah sebuah keharusan buatku :D. Jangan berani-beraninya Anda bahas kesehatan samaku kalau lagi bahas naspad, bisa kena bacok.

Gulai Ayam

Jika nasi Kapau terkenal dengan gulai tambunsu yang merupakan usus sapi dengan adonan telur dan tahu; lalu nasi Pauh lebih identik dengan aneka olahan ikan seperti gulai kepala ikan, maka nasi Padang cenderung lebih terkenal akan rendangnya.

Beranjak dari pernyataan itu, gue rasa Hidangan Teras Asyifa bisa jadi gabungan di-antara-nya atau justru bukan salah satu di antara ketiga itu sama sekali. Teras Asyifa tidak memiliki tambunsu berarti bukan nasi Kapau. Gulai Kepala Ikan dari Teras Asyifa memang memiliki kuah gulai yang menggugah selera dan berwarna kuning kecerahan, daging yang masih menempel pada kepala ikan juga terasa lembut. Namun, ukurannya yang tidak lebih besar dari menu kepala ikan beberapa gerai rumah makan khas Minang lainnya mengurungkan niat gue untuk mengkategorikannya sebagai nasi Pauh.

Rendang Ayam

Nah, kalaupun memang rendangnya ingin ditonjolkan, maka gue akan memberinya predikat “RM Padang dengan Rendang yang Unik”. Masih ingat dengan kejadian salah satu juri Mast*rchef UK yang mengatakan rendang harus bertekstur crispy? Mungkin rendang ini bisa jadi salah satu contohnya.

Potongan ayam digoreng terlebih dahulu hingga kering dan garing pada bagian luar, lalu dibalut dengan bumbu rendang yang juga cenderung kering dan berminyak. Menu rendang ayam ini benar-benar memberi arti kata “kering” yang sesungguhnya.

Rasanya terbilang unik in a very positive way. Di satu sisi, gue nggak ngerasa ini rendang. Di sisi lain, setiap suapan ayamnya terus memberikan kesan kalau gue sedang menikmati rendang. Hard to say! Seperti perasaan saat kamu sedang mendekati seorang yang kamu suka. Kamu tidak tahu apakah dia juga menyukaimu atau dia memang bersikap seperti itu kepada semua orang.

So, kamu yang menilai sendiri Hidangan Teras Asyifa tergolong nasi apa.

Anyway, Ladies and Gentlemen, these are our heroes of the day! Sambal Ijo dan Ikan Nila Goreng (terutama bagian perut).

Untuk yang sering takeaway nasi dari sini, kemungkinan besar akan mengira kalau sebungkus nasinya yang dominan asin berasal dari kuah gulai. Nyatanya, ada faktor lain yang menciptakan rasa asin. Yes, sambal ijo tadi.

Dari berbagai sumber yang gue telusuri, Sambal Ijo Padang umumnya berwarna hijau cerah sesuai namanya, diikuti dengan minyak yang berwarna hijau kekuningan cerah. Lagi-lagi, Hidangan Teras Asyifa seakan melanggar “peraturan” tersebut dan memberikan penampilan Sambal Ijo yang lebih berbeda—of course dengan rasa yang lebih asyik, that’s why it’s called as hero of the day by me. Atau mungkin tidak bisa lagi kita sebut Sambal Ijo dan mengubahnya menjadi Sambal Teras Asyifa?

Ikan Nila Goreng X Sambal Ijo

Oh, apa? Ikannya? Well, aku suka ikan. Haha! Tapi ikan nila goreng di sini menurut gue adalah sebuah keharusan. Entah sudah berapa kali secara berturut-turut gue memesan nasi dengan ‘topping‘ ikan nila goreng. Terutama bagian perut, yang masih terdapat bagian yang chewy, lunak dan berlemak. The part that I can enjoy the most!

Mohon bedakan dengan Ikan Nila di bawah ini! Menunya berbeda.

Sorry, gue lupa nama menu ini. Jarang gue pesan soalnya. 😀

Di Italia, hidangan-hidangan yang disajikan biasanya berukuran besar dan sangat mengenyangkan. Hal tersebut berlanjut menjadi sebuah nilai yang tertanam pada masyarakat dan menjadi sebuah keharusan. Maka dari itu, munculnya Chef Massimo Bottura dengan restorannya yang berkonsep private dining (yang biasanya menyajikan ukuran hidangan yang lebih kecil namun beragam) di kawasan lokal menjadi sebuah tantangan dan cukup menuai banyak pertentangan pada awalnya—sekarang berperingkat No. 1 di The World’s 50 Best Restaurants Awards tahun 2018.

Gue tidak tahu bagaimana sejarah masuknya nasi Padang ke kota Medan, namun beberapa perubahan yang signifikan membuat nasi Padang di Medan cukup berbeda dengan di tempat asalnya sendiri. Gue penasaran, apakah para penjual nasi Padang ini sempat mengalami tubrukan ideologi dari warga Padang atau setidaknya dari hati mereka sendiri, seperti pada Chef Massimo.

Salah satu perubahan yang gue maksud terdapat pada nasinya. Di tempat asalnya, gulai nangka dan daun ubi sebenarnya disajikan terpisah dan justru tidak dicampur di piring yang sama. Berbeda dengan yang sering kita lihat di beberapa gerai di Medan, termasuk Hidangan Teras Asyifa.

Terlepas dari hal itu, gue pribadi memberi nilai yang istimewa pada sepiring nasinya yang disajikan bersamaan dengan daun ubi, timun, gulai nangka, sayur tauco (kalau tidak salah), kerupuk kentang yang tipis dan manis dan campuran kuah-kuah lainnya.

Tentu saja masih banyak dan beragam pilihan lauk yang bisa dipilih di tempat ini. Gue sendiri belum mencoba semua menu yang ada di sini. Namun, dari beberapa menu yang gue coba, belum ada yang mengecewakan. TENTU SAJA, gue bakalan kembali ke tempat ini demi seporsi nasi…, ummm, nasi…, nasi Teras Asyifa-nya yang menggoda. Hehe.

Lokasinya super mudah ditemukan. Kamu cukup menemukan satu-satunya masjid di sepanjang Jalan Pukat Banting I atau Jalan Rahayu dan Hidangan Teras Asyifa berada tepat di seberangnya.

Hidangan Teras Asyifa

Jalan Pukat Banting I (seberang Masjid Rahayu)
11.00-22.00 (atau kalau duluan habis)
Nasi + ayam rendang (16ribu), ikan goreng (8ribu)
No Pork
Lokasi: https://goo.gl/maps/fMZYX6TqvSk

The post Hidangan Teras Asyifa: ‘Nasi Khas Minang ini Belum Pernah Mengecewakan’ appeared first on Makanmana.


Menjajal Menu Serba Belut di Warung Belut Mbak Sherly

$
0
0

Waktunya mengisi perut dengan menu serba belut!

Kali ini petualangan berburu kuliner bersama kru MaMa terasa istimewa. Kenapa? Kunjungan ke Warung Belut Mbak Sherly ini lagi-lagi menyadarkanku bahwa sebenarnya bahagia itu memang sederhana. Sesederhana menikmati makanan dengan rasa yang kena di hati ditemani penampilan kedai nasi yang beratap dan berdinding tepas berikut ini.

Warung Mbak Sherly
Di sisi Gang Belut inilah Warung sederhana Mbak Sherly berada.

Ya. ungkapan “never judge a book by its cover” juga cocok untuk menggambarkannya. Siapa sih yang bakal menyangka kalau kedai nasi kecil dalam gang sempit ini ternyata pernah disambangi oleh public figure sekelas alm. Bondan Winarno dan grup band Geisha? At least pengakuan dari Bu Sherly (beliau menolak kupanggil “Mbak”) ini sempat bikin aku terperangah.

Dari basecamp MaMa di Jl. Brigjen Katamso, kami berangkat jam 11 pagi dan menghabiskan waktu sekitar 40 menit untuk sampai ke warung ini. Bukan cuma karena kondisi jalan yang padat kendaraan, mencari warung ini pun perlu perlu sedikit kejelian karena di sepanjang Jalan Pringgan, kamu bakal melewati beberapa gang kecil dengan nama yang bervariasi. Cari saja papan petunjuk bertuliskan “Gg. Belut”, and there you are!

Makanan dibawa keluar dari jendela dapur
Dari jendela dapur ini, masakan yang sudah siap dibawa untuk disajikan atau diberikan untuk driver gojek yang menunggu.

Karena kami tibanya di sekitar jam makan siang, beberapa mobil tamu sudah terparkir di luar dan asap pun tampak mengepul dari jendela kecil di sisi warung. Tepat di sebelahnya terdapat pintu masuk menuju kenikmatan surgawi dapurnya, jadi sebelum masuk dari pintu depan, kami bisa intip dulu Behind The Scene-nya.

Memasak dengan kayu bakar
Biar kematangannya cepat dan merata, kayu bakar selama ini digunakan untuk memasak.

Mirip RM. Marikena, proses memasaknya ternyata masih sangat tradisional alias cuma pakai kayu bakar sehingga asap dan nyala apinya lebih dahsyat daripada pakai tabung gas. Alasannya? Seperti kata Bu Sherly, “Biar matangnya nggak separo-separo.

Interior Warung Mbak Sherly yang adem dan luas

Dari luar, kedai nasi ini mungkin terkesan agak kumuh penampilannya, tapi begitu kami masuk ke ruang makan dari pintu depan, interiornya ternyata bikin lega syaraf yang sempat shock tadi. Memang semuanya masih dari kayu dan bambu, tapi terlihat cukup rapi dan luas.

Selagi kru MaMa yang lain memesan menu-menu andalannya dan menunggu disiapkan, aku balik lagi ke dapur dan bertemu langsung dengan Bu Sherly. Meski terlihat sibuk, beliau dengan ramahnya meladeni obrolanku sambil berbagi cerita dan ceria. Ternyata wanita Jawa berusia 60 tahun ini sudah bergelut dengan belut sejak tahun 2002.

Pemilik warung
Ini nih Mbak Sherly yang masih aktif mengurusi warung belutnya bersama keluarga.

Pertama jualan minuman tapi warungnya masih gubuk-gubuk lah. Banyak anak angkatku dulu yang tentara, polisi. (Kalau) orang itu tugas luar, (bilangnya) ‘Udahlah Mak, nggak usah jual minuman. Nanti kalau ada apa-apa, kan (kami) nggak ada’.” kenangnya.

Terus kenapa dari minuman jadi jual belut?” tanyaku.

Bu Sherly terkekeh, “Tambulnya memang belut.” Nah, bagi yang belum tahu, tambul adalah makanan kecil yang disajikan sebagai pendamping minum. Jadi waktu masih menjual minuman, belut sudah disajikan sebagai teman minumannya.

“Agar terasa nikmat, belut yang dipakai adalah belut hitam yang tekstur dagingnya lebih lembut dari belut kuning.”

Daging belut segar
Setiap harinya sekitar 35 kilogram belut dipotong untuk dimasak di warungnya.

Atas bujukan anak-anaknya, Bu Sherly akhirnya fokus membuka kedai nasi dengan belut sebagai menu utama. Konon butuh waktu 3 tahun merintisnya bersama sang suami sampai akhirnya warung ini dikenal masyarakat luas dengan nama Warung Belut Mas Ben dan Mbak Sherly.

Sekarang sih sebagian anggota keluarga beliau, mulai dari anak, menantu, hingga adik ipar, sudah ikut terjun untuk membantu di warungnya. Satu hal menarik yang kami temukan di sini adalah perubahan pada “brand” mereka. Nama “Mas Ben” di kedainya sudah ditutup dengan kertas, jadinya tinggal Warung Belut Mbak Sherly.

Lho, ada apa dengan Mas Ben? Begitu ditanya, adik perempuan Mas Ben pun menjawab rasa penasaranku. Ternyata Mas Ben sendiri yang menutupnya karena memang nggak mau namanya ditampilkan. Okay, fine!

Bobby dan Leo syuting video Youtube MakanMana
Ikuti obrolan menarik dari Bobby dan Leo di video Quimak (Quick MakanMana Guide) untuk Youtube channel MaMa.

Next, akhirnya sampai juga pada bagian paling seru, apalagi kalau bukan sesi makan-makan! Ada 6 jenis menu belut yang kami pesan plus 2 menu “standar”, yaitu oseng tempe dan telur dadar. Mari kita kupas satu persatu!

Agar terasa nikmat, belut yang dipakai adalah belut hitam yang tekstur dagingnya lebih lembut dari belut kuning. Benar saja, seluruh menu belut yang kami coba memang rasanya lembut, manis, dan sedikit kenyal.

Belut Sambal Ijo
Seporsi Belut Sambal Ijo favorit MaMa harganya IDR 20 ribu.

Personally, aku lebih suka dengan Belut Goreng Sambal Hijau yang gurih dan pedas, rasanya pas banget dimakan bersama nasi panas. Tapi bukan berarti menu belut lain nggak enak ya…

Belut Sambal Merah
Belut Sambal Merah rasanya lebih manis dari yang versi sambal ijo. Harganya tetap sama.

Belut Goreng Sambal Merah juga sedap, bedanya ada sedikit rasa manis pada sambalnya. Sementara untuk Belut Goreng Kencur, belutnya digoreng kering bersama taburan bumbu kencur yang renyah dan harum.

Belut Goreng Kencur
Belut Goreng Kencur IDR 20 ribu/porsi
Belut Tauco
Dibanding belut goreng yang lebih kuat bumbunya, menu Belut Tauco seharga IDR 20 ribu/porsi ini jauh lebih ringan taste-nya.

The least favored menu of the day barangkali adalah Belut Tauco yang berkuah. Dibandingkan dengan belut goreng, menu ini menurutku lebih hambar dan amis ikannya pun masih terasa. Tapi aku kasih nilai plus deh untuk tekstur daging belutnya yang justru lebih lembut dan mudah hancur di mulut.

Oseng tempe
Oseng tempe pedas IDR 12 ribu/porsi. Nothing special but nothing bad, too.

Untuk menu non-belut lain, misalnya oseng tempe dan telur dadar, rasanya juga tidak mengecewakan meski memang nggak ada yang istimewa darinya.

Kalau dipikir-pikir, tidak heran sih kenapa Warung Belut Mbak Sherly bisa terus eksis walaupun lokasinya jauh di pelosok kota Medan. Selain karena memang tidak banyak kedai nasi yang menjagokan belut sebagai menu utamanya, cita rasa masakannya juga cukup memuaskan, murah lagi!

Warung Belut Mbak Sherly

Jl. Pringgan, Gg Belut, Dusun VI, Desa Helvetia, Kec. Sunggal
Tutup setiap Hari Jumat.
Buka: 9 a.m. – 15.30 p.m
GoFood Available

Anyway, kamu bisa nonton video Quimak Warung Belut Sherly dengan klik link berikut ini.

The post Menjajal Menu Serba Belut di Warung Belut Mbak Sherly appeared first on Makanmana.

#Throwback to What We’ve Done in February for our Youtube Channel

$
0
0

Diawali dengan Q&A Jilid 2 (oleh Cocoh Irvan dan Cocoh Handy)

Imlek memang sudah berlalu, tapi kalau kalian masih belum tau tentang sejarahnya imlek dan kelucuan yang dialami dua host ini, kamu mesti nonton video di atas! Cari tahu apakah namamu di mention juga di dalam video.

Rumah Makan Karo Halal – Marikena!

Cukup jarang MaMa berkolaborasi dengan followers MaMa untuk membawakan program Quimak. Di video ini MaMa diajak oleh salah satu anak MaMa @Bintang_Turnip untuk menjelajahi makanan khas Karo yang HALAL. Penasaran?

Coffee Shop Buat Nongkrong Dengan Kearifan Lokal

Beberapa meter dari rumah makan Marikena, kami pun lanjut buat ngopi di Warkop Geleng. Itu nama tempat ya, bukan sejenis gerakan yang dilakukan kepala. Tempat ini juga di rekomendasi sama @bintang_turnip, guest kami hari itu!

Mendekati akhir bulan, ini tempat yang cocok buat makan enak dengan harga murah!

Nasi Ayam Amin ini sudah buka lebih dari 40 tahun dan masih membungkus nasi ayam untuk disajikan kepada pelanggannya. Harganya yang affordable dengan porsi lumayan dan rasa yang enak membuat tempat ini selalu penuh! How can they survive?

Buat yang masih belum SUBSCRIBE Youtube Channel Makanmana, silahkan di SUBSCRIBE dan aktifkan notifikasinya ya. Jadi, kamu langsung dapat update-nya kalau MaMa udah upload video baru.

The post #Throwback to What We’ve Done in February for our Youtube Channel appeared first on Makanmana.

Sedapnya Ayam Penyet Bu Mai Jalan Gatsu

$
0
0
Terletak di samping Bank Mandiri. (Lewat Mawar Bakery)

Sering terlewatkan, ternyata tempat ini punya menu andalan.

Penampilan lapaknya yang kurang “ngejreng” (baca: kurang menonjol) membuat saya tidak menyadari bahwa tempat ini adalah sebuah lokasi kuliner yang sebenarnya worth a visit. Namun ketika kamu “menghentikan langkah” untuk sesaat dan melihat penuhnya tempat yang satu ini then you’ll know how much you have missed the fun!

Hal pertama yang menarik perhatian saya adalah banyaknya sepeda motor ojek online di depan. As expected, the wave of abang-abang ojol tidak menurun di sini, justru mengalami pasang naik memasuki jam makan siang bahkan sesudahnya.

Customer yang dine-in pun seakan tidak mengalah untuk turut memenuhi rumah makan Bu Mai menjelang pukul 12. Imagine how crowded this place is, in a positive way, though.

Layaknya satu ruko dengan tambahan garasi di depan, “garasi” rumah makan Bu Mai ini mungkin diubah menjadi sebuah area makan. Total terdapat dua area dine-in: luar dan dalam. Area depan dilengkapi dengan meja makan untuk 4 orang yang tertata rapi. Cahaya luar dan cuaca mempengaruhi suasana area yang lebih terbuka tersebut.

Suasana di bagian dalam rumah makan ini psychologically look real smol, but suprisingly is quite spacious inside. Di bagian dalam, cahayanya lebih remang dengan perpaduan warna dinding dan lantai keramik yang terkesan lebih gelap. Meskipun sedikit sesak, ada 3 wall-fan yang disediakan sehingga suasananya tidak begitu panas.

What to savor here?

Menu andalan mereka adalah Ayam Penyet, tapi kita juga mau cicip-cicip other dishes too. They have various Indonesian-based dishes to choose.

Both Ayam and Lele penyet yang kita pesan adalah a la carte, jadi nasinya dibayar terpisah. Harga nasinya sendiri memang cuma IDR 4rb doang, but untuk survive hingga akhir bulan, you can order the whole-set menu!

Durasi pemesanan hingga disajikannya menu terbilang cukup cepat, at least kita belum sempat meleleh karena udaranya yang panas. Note this: ketika diantarkan, harum ayam penyet dan sambalnya bertebaran di udara, mengindahkan setiap sisi ruang paru-paru. Menggiurkan banget!

Signature Dish: Ayam Penyet

Ayam penyetnya lembut dan ada sedikit rasa gurih. Less spicy, I think. Jadi dicocol aja dengan Sambal belacan untuk intensify the taste. Sambal Bu Mai ini cenderung manis dengan rasa pedas yang builds up slowly di lidah. So if you’re looking for sambal that you can eat while savoring its taste slowly, sambal pedas khas Bu Mai is for you.

What’s more from Bu Mai?

Selain ayam penyet “signature”-nya, kami juga cobain Mie Sop Ayam dan Lele Penyet.

Mie Sop (IDR 15rb)

Personally, I don’t expect anything more than just a common Mie Sop Ayam, and so was it. Mie Sop Ayam dengan penampilan seperti pada umumnya dengan kuah yang cenderung bening dan less oily. It tasted really lite at first but it was a lot more intense when it’s close to the last few slurps I made.

Surprisingly good.


Lele Penyet (tanpa nasi IDR 12rb)

Lele Penyetnya was surprisingly really good. Kulit ikan lelenya garing. Dagingnya lembut dan nggak berbau amis. Untuk mendampingi menu ini, nggak cuma Sambal Belacan yang disajikan, tapi kamu akan diberikan juga sambal kecap. Memang Lele penyetnya lebih cocok dengan saus kecapnya, tapi saya lebih suka campurin both sambal belacan dengan sambal kecap. Rasa pedas yang mengigit dan rasa manis yang menetralisir berbaur dalam keharmonisan.

Overall experience, I suggest to order the food online, karena tempatnya biasa full pas jam makan siang. Tidak ada yang berbeda mau kamu pesan pulang ataupun makan di tempat. For the food, Ayam penyetnya does taste great, but personally, Lele Penyet is slightly above it.

Ayam Penyet Bu Mai

Jl. Gatot Subroto No.349 A
 0822-7640-1761
10.30 AM – 10.30 PM
Available in GrabFood & Go-Food
Lokasi:
https://goo.gl/maps/iJ9fCF4s6FT2

The post Sedapnya Ayam Penyet Bu Mai Jalan Gatsu appeared first on Makanmana.

Recalling Makanmana’s Old Memories at Tong’s Soyamilk & Beancurd

$
0
0

Aight, kiddos. Take your time, sit for a while and let me tell you a story. A story of how everything started, how “MaMa” was born. Are you paying attention?

Make sure you do, before you move on to the next paragraph.

For over 10 years, Makanmana terus memberi ulasan-ulasan kuliner kota Medan. Achievements, milestones, bahkan both positive and negative comments sudah diterima Makanmana selama ini. We do reach a level that we’ve never expected before; build an official company, escalating anak-anak MaMa’s number and else. But, what people haven’t known yet is ‘how Makanmana was started’?

Tepat di titik ini, di pojokan sebelah mesin pendingin (atau sekitarnya), Makanmana dilahirkan. Of course, posisi dan bentuk mejanya sudah berbeda. Tapi kami masih ingat jelas posisinya. Kami masih ingat jelas keseriusan dalam keisengan yang kami rencanakan waktu itu. Adalah Bobby dan Leo yang memiliki fantasi tentang menciptakan food-blog pertama di kota Medan.

Change is inevitable…

Nggak berapa lama yang lalu, kami mendapatkan informasi bahwa sisi dalam interior mengalami perubahan besar-besaran. Langit-langitnya sedikit lebih rendah dan menggunakan plafon kayu minimalis. Pencahayaan pada ruangan kini juga lebih terang daripada sebelumnya. Well, they did change, but to be better than before we think.

Seperti ini interior Tong’s Soyamilk di tahun 2007 silam.

Dulunya, kondisi ruangan terasa remang mengarah ke gelap saat kami memulai percakapan tentang “menyimpan” pengetahuan kami yang literally sedikit tentang kuliner di kota Medan.

Yes. Dua anak muda yang kebingungan mencari makanan di kota Medan—setelah menamatkan pendidikan di luar negeri, butuh eksplorasi kuliner di kota Medan dan “menyimpannya” ke online storage berupa WEBSITE—saat itu blogging site dan sejenisnya belum ada, kalaupun ada, tidak semudah untuk digunakan seperti sekarang ini.

Menjelang akhir seruputan Soyamilk dan suapan menu Beancurd with Riceball kami, terbentuklah makanmana.net yang hanya berisi review singkat penjelasan makanan dan informasi harga—kadang-kadang hanya review 1 paragraf seperti pada artikel pertama kami, Tong’s Soyamilk. Tujuannya memang hanya untuk personal database storage.

Tong’s pertama kali dikunjungi Leo dan Bobby sebagai tim dua orang dan melahirkan Makanmana serta artikel pertamanya. Time did pass and team does grow! Di kunjungan yang barusan ini, Makanmana pergi sebagai tim lima orang, termasuk di dalamnya tim Savorsnap dan tim Content Makanmana—itu juga belum seluruhnya tim Makanmana.

Alangkah bahagianya salah satu tim Makanmana, Irvan, ketika menemukan permainan Congklak di sini. Memang, permainan-permainan tradisional seperti Congklak, Gundu/Kelereng, Ular Tangga, Catur, dll masih bisa ditemukan di sini—yang juga berperan sebagai ornamen yang mengisi kosongnya perabotan.

Still the old Tong’s we knew…

No much change on the menu. Tong’s masih mempertahankan citarasa dan pilihan menu yang sudah ada sebelumnya dengan hanya sedikit tambahan menu seasonal yang diubah menjadi menu reguler. Seperti Chilli Parmesan Truffle Fries contohnya.

Chilli Parmesan Truffle Fries
Butter Rice with Teriyaki Chicken

Makanmana’s kiddos did try some of their menu, though. Nasi Goreng Rendang Ayam, Spaghetti Aglio Olio with Salmon, Butter Rice with Teriyaki Chicken, and Potato Lovers.

Butter Rice with Teriyaki Chicken yang menjadi menu of the day anak MaMa yang datang hari itu, at least for me. Of course, kombinasi nasi dengan balutan mentega, scrambled egg, daging ayam yang juicy dengan saus teriyaki yang not too strong, dan the “game changer” nori yang justru kering dan garing-rapuh dengan mudahnya menjadi menu pilihan hari itu.

Nasi Goreng Rendang

With its kinda Oriental styled Rendang spices, Nasi Goreng Rendang Ayam came second. Sebenarnya pelanggan dipersilahkan memilih menggunakan daging sapi atau ayam, tapi berhubung gue sok-sok nggak makan sapi maka ayam pun menjadi pilihan yang paling tepat.

What I like from this menu is bumbu rendangnya yang termasuk kategori sedikit pedas dan less oily, yang menyebabkan bumbu rendang cenderung lebih kental. Nasinya juga berada pada tingkat kematangan yang pas, tidak soggy dan masih padat. One last opinion, Daun pisang yang tertinggal memperlihatkan butiran-butiran minyak goreng yang tersisa, which memperkuat pendapat gue sejak awal kalau nasi ini berminyak. This made this menu ranked second in this article.

We did try another two brilliant menus, Potato Lovers and Spaghetti Aglio Olio with Salmon. I’ve tasted Potato Lovers thousands of times and like how it’s named, it turned me into another Potato Lovers. Do you think so?

Let’s get back to that sentimental dishes again, shall we?

Ada alasan tertentu kenapa kita memesan Beancurd with Riceball dan Megastar.

Beancurd with Riceball, adalah menu yang mendampingi Leo dan Bobby selama ngobrol-ngobrol tentang ide munculnya Makanmana. Secara nggak langsung, menu ini turut menyumbang gizi untuk brainstorm selama proses kelahiran Makanmana.

I don’t know how it tasted like several years ago (when Bobby and Leo tried it), but this is extremely good, for me, who’s not a beancurd lover and can hardly enjoy beancurd before. Those three riceball just completed the sensation.

Bahkan Hardy, Handy dan gue sempat berebutan menikmati Riceball. For your information, Gue memesan riceball dengan isi yang berbeda: black sesame, peanut and red bean. Masing-masing memiliki keunikan rasanya sendiri. Gue pribadi paling suka dengan yang black sesame.

Oh ya, kalau kamu masih berencana ketik ‘apa itu riceball’ di Google Search, let me explain. Riceball itu ya mochi. 😀

Megastar

Kalau Megastar sih, karena sudah kehabisan bahan ada permintaan dari pembaca setia Blog makanmana.net yang meminta ulasan menu ini. Gue juga kurang paham maksud dibalik pemberian nama Megastar, tapi dari penampakannya, menu ini terdiri dari beancurd, boba, jelly, red bean, riceball dan barley serta dilengkapi dengan matcha ice cream dan soyamilk.

Nggak ada gula cair tambahan pada menu ini! Jadi manisnya Megastar murni berasal dari manis alami masing-masing elemen pada menu. Enjoyable, but maybe not for my sweet tooth.

Area belakang Tong’s.

Time to get back to the future, back to reality. Cukup sudah romansa masa lalu di Tong’s. Sorry, jobs are calling. Makanmana kini lebih dari sekedar foodblogging media. But, well, let’s zip it and save it for another chance. Thanks to all of our readers for your support! MaMa loves you!

Tong’s Soyamilk and Beancurd (@tongssoyamilk)

Jalan Kejaksaan No.7-D, Medan
Jam Buka: Senin – Jumat 09.30 – 21.00; Sabtu – Minggu 09.30 – 22.00
Telp: 061-4527905
No Pork

The post Recalling Makanmana’s Old Memories at Tong’s Soyamilk & Beancurd appeared first on Makanmana.

5 Referensi Martabak Manis Tebal di Medan

$
0
0

Sebelumnya, kita bahas dulu sejarah menarik dibalik Martabak Manis Tebal.

Martabak Manis yang terkenal dengan sebutan Martabak Bangka berasal dari Pulau Bangka, tepatnya di Kota Pangkal Pinang. Nama asli Martabak manis ini adalah Hok Lo Pan yang artinya ‘Kue orang Hok Lo’.

Hoklo adalah salah satu suku Tionghoa yang lebih dikenal sebagai suku Hokkien. Namun, masih ada perdebatan mengenai suku mana yang merupakan the inventor of martabak manis; Hakka atau Hokkien. Pada dasarnya, kedua suku ini datang ke Bangka dari Guangzhou, Tiongkok pada abad ke-18. Martabak Bangka sendiri memang makanan khas Indonesia yang diperkenalkan oleh warga keturunan Tionghoa.

Bahan utama pembuatan Martabak Bangka ialah tepung terigu, telur, gula, soda kue, santan, dan air. Setelah diangkat dari panggangan, martabak ditaburi dengan gula dan wijen sangrai, yang kemudian dipotong menjadi 2 bagian yang sama besar dan dilipat menjadi satu martabak tebal.

Martabak ini termasuk salah satu makanan asli dari Indonesia dan sangat dinikmati oleh banyak orang Indonesia. Walaupun banyak orang mungkin masih suka dengan authentic taste cemilan ini, tidak bisa dipungkiri bahwa evolusi Martabak Bangka ini telah melahirkan beberapa rasa martabak yang membawa Martabak Bangka ke level yang berbeda.

Di bawah ini adalah beberapa tempat Martabak Manis yang bisa kamu enjoy di Medan!

Martabak Pitstop

The first stop to get an amazing and evolved Sweet Martabak is from the Pitstop! 

Di sini, kamu bisa nemuin Martabak Pizza, Martabak Gulung, dan Martabak Lipat. Untuk basenya, ada 4 rasa yang bisa dipilih; Classic, Pandan, Red Velvet, dan Black Charcoal.

From top to bottom: Red Velvet, Pandan, Black Charcoal, & Classic

Yang paling populer sih Martabak Pizzanya, apalagi yang namanya Pitstop 12. Dengan 12 pilihan topping kesukaanmu, you can taste the diabetically-sweet sensation in your mouth. Mulai dari topping mendasar seperti kacang dan meses sampai ke topping mevvah seperti KitKat dan Toblerone, martabak Pitstop 12 ini really go all-out.

This is definitely my go-to ketika diet tidak lagi di kamusku dan saat dompet memberi lampu hijau.

Martabak Pitstop

Jl. T. Amir Hamzah No.28
0853-7110-8889
Buka: 14.00-22.30
Halal
Lokasi: https://goo.gl/maps/2Czngb59Ps72

(Baca juga: 5 Martabak Tipker Wajib Coba Medan )

Martabak Yurich and Kebab House

Quality comes with a price is good way to describe Martabak Yurich.

Dengan butter Wijsman dan topping seperti Nutella, Toblerone, dan topping mevvah lainnya, memang kualitas Martabak Yurich sebanding dengan rasa yang dihasilkan. Martabak mereka comes with various flavours, dimulai dari base-nya sendiri sampai dengan topping mereka yang mewah.

Sekotak Orchis

Brand yang satu ini sebenarnya turunan dari brand yang sama yang melahirkan Pitstop. That’s why their base may taste similar. Meskipun begitu, Yurich merupakan salah satu penjual yang memulai trend ‘Martabak Hitam’ di Medan. Warnanya yang tergolong unik untuk yang namanya martabak ini pun menjadi sangat populer di kalangan anak Medan. Apalagi signature-nya Yurich, The Black Orchis.

Kalau anak-anak MaMa mau pesan online ataupun langsung ke lokasi, don’t miss out on their signature, the Black Orchis!

Martabak Yurich and Kebab House

Jl. Putri Merak Jingga No.8H, Kesawan
0813-6108-8885
Buka: 10.00-23.30
Halal
Lokasi: https://goo.gl/maps/KLEaU8CkWGD2

Martabak Mekar

Yang MaMa coba disini namanya martabak manis special campur, di dalamnya ada coklat, keju, kacang dan wijen. Could you imagine how delicious—and sweet—it was? Cuma ngebayanginnya aja uda bikin nelan ludah melulu.

By the way, karena martabak yang kita pesan itu adalah hasil dari dua martabak full size yang ditimpa jadi satu, mungkin martabak ini may feel a tad greasy and too filling. Olesan margarinnya nggak segan-segan loh!

Mau enjoy martabak tebal dengan isi berlimpah, boleh coba Martabak Mekar.

Martabak Mekar

Jl. Haji Muhammad Yamin NO.92C Sebelah YUKI Supermarket
0821-6377-2859
Buka: 14.00-22.00
Halal
Lokasi: https://goo.gl/maps/gRStpVUcnCm

Martabak Den Bagoes

Saking terkenalnya martabak yang satu ini, gerai dengan brand Den Bagoes yang hailing dari Sulawesi pun dibuka lebih banyak di beberapa area di Medan. Rasanya yang enak dengan pilihannya yang variatif plus dengan harganya yang enteng di kantong pun membuat banyak pelanggan berbondong-bondong untuk come back.

Martabak Coklat Kacang

Untuk rasa dan tekstur, mungkin Martabak Den Bagoes ini too sweet and too soft for us, tapi for your sweet tooth, this might suits you.

Satu hal yang buat martabak ini makin populer juga dikarenakan oleh promo tukar 10 kupon dengan satu martabak. Martabak Den Bagoes ini bisa jadi pilihan utama kamu buat mendapat cemilan enak berkualitas yang harganya cocok dengan dompet bulan tua.

Martabak Den Bagoes “Khas Tegal”

Jl. Arief Rahman Hakim No.189c, Tegal Sari II
0821-9612-9222
Buka: 18.00 – 24.00
Halal
Lokasi: https://goo.gl/maps/V2M6PHYABRJ2

Martabak Piring Murni

Penaburan meses di atas martabak tebal piring

Looking for a simple martabak manis tebal yang ga mahal dan cocok buat snacking? Don’t worry, Martabak Piring Murni got you covered! Martabak yang satu ini memang sudah terkenal dengan rasanya yang consistent.

Martabak Tebal Piring Murni

Dengan adonan yang lebih kental daripada martabak TipKer mereka, martabak ini lembut dan padat di setiap gigitan. Crunchiness dari taburan wijen dan meses are perfectly matched the Martabak.

Simple and good? O HO YES.

Martabak Piring Murni

Jl. Bogor simpang Jalan Selat Panjang
0813-6109-1126
Buka: 17.30 – 23.30
Halal
Lokasi: https://goo.gl/maps/1933gFD68Hw

Overall…

Menurutku, foundation semua martabak manis itu mirip-mirip, tapi pasti ada ‘sweet spot’ masing-masing Martabak yang bikin kita semua punya favorit yang berbeda-beda. To me, I’ve always thought martabak classic would be something I’d always go back to but I’ve discovered my ultimate bias: The Orchis. 

Anak-anak MaMa, ada ga tempat martabak favoritmu? Tulis komen kamu di bawah to let us know your fav place!

The post 5 Referensi Martabak Manis Tebal di Medan appeared first on Makanmana.

Viewing all 739 articles
Browse latest View live