If there’s one most beautiful Indonesian restaurant in Tanjung Morawa, Budaya Resto is simply the best candidate right now.
Kunjungan pertama kami ialah saat melakukan sesi pemotretan menu makanan disini. It’s still not much to write about karena masih banyak yang masih dalam tahap pengerjaan dan belum selesai.
Tapi sekarang ini walaupun belum sepenuhnya selesai, setidaknya sudah open for public.
First of all, I must say this place is huuggeee.. so huge that restorannya hanya 1/4 dari total luas tanah yang masih digarap untuk tempat rekreasi. Suasana resto sendiri mengusung konsep terbuka dengan arsitektur yang kental nuansa Indonesianya.

Seating area terbagi 3, Gazebo, main hall, dan vip room. Ketiga area ini dikelilingi oleh rerumputan dan kolam ikan. Elemen-elemen kayu, batu, air pun digabungkan ke design yang wah ini.
Menu-menu yang diusung disini sudah tentu tidak asing, menu khas Indonesia. Walau tempatnya nampak mewah, surprisingly harga makanan disini tergolong wajar dan sepadan dengan suasananya.

Soda kurnia is basically soda with sirup kurnia. Kurnia special terdiri dari timun, nenas, dan sirup kurnia. If you’re wondering kenapa ada sirup kurnia, well… coz this restaurant is owned by the family of Sirup Kurnia.

Nasi kampoeng comes with 2 tusuk sate ayam, 1/4 ekor ayam goreng, telur mata sapi, kerupuk, selada dan dihidangkan di wadah tembikar. Untuk cita rasanya sendiri ya standar nasi goreng khas Indonesia.

Nasi bakar ini nasi putih yang dibungkus dengan daun pisang dan digulung, lalu isinya dikasi daging sapi yang udah dibumbui.

Ayam Budaya, one of my favorite. Warning though, this is spicy! Ya, cabenya itu astaga bikin keringatan dan ingusan abis makan. 1/2 ekor ayam ini diungkep bersama cabe dan rempah yang kemudian tersaji dengan warna kekuningan.
Dagingnya lembut dan flavorful. Kuahnya cocok dimakan bareng nasi, but I warned you though, it’s spicy.


Nasi bakar si Mbok ini hanya variasi dari nasi bakar dengan tambahan ayam goreng.

Gado-gado dengan harga 20rb probably a bit too expensive disini.
Dilihat dari design menu yang masih keliatan temporer, tampaknya Budaya Resto masih berbenah. Menu-menu masih diadjust variasi dan kreasinya agar disesuaikan dengan market, berhubung letaknya yang bukan di kota Medan.
And I wouldn’t write much about this place yet since it’s not finished. Looking forward to the next visit dan semoga kunjungan berikutnya dapat memberikan kejutan.
