Quantcast
Channel: Makanmana
Viewing all 740 articles
Browse latest View live

Trè Mont Bistro and Cafè

$
0
0
Trè Mont Bistro and Cafè

Trè Mont, or Tremont, boleh dibilang sebuah cafe yang paling luas di Lippo Plaza. Menurut Michelle, pengelola yang masih berusia 20-an, nama tersebut dipilih atas kerinduan terhadap suasana Tremont St di Boston saat menghabiskan kuliah di negeri Paman Sam beberapa taon lalu.

Well, I’m not sure how Tremont St looks like, tetapi Michelle berusaha membawa kembali suasana tersebut kedalam cafe yang dia rintis sejak Maret 2014 lalu. Menempati posisi yang cukup strategis, Tremont memaksimalkan penggunaan space, spacious indoor, spacious outdoor.

Indoor – Smoke Free

Outdoor – smoking zone

Dari segi menu yang ditawarkan, Tremont menyajikan beragam jenis makanan khas Indonesia, Chinese, dan Western. Skipping through the menus, ada beberapa jenis makanan yang belum pernah kami temukan di cafe lainnya, so here we go…

Three Buns (45rb)

As appetizer, ‘Three Buns’ ini mantou goreng dengan sosis dan saus spicy green mayo. Permukaan mantou yang berwarna kecoklatan emas itu garing luarnya, namun lembut di bagian dalamnya. Good for sharing karena lumayan filling.

fried chicken waffle sandwich (50rb)

Tremont is famous for its Waffle sandwich. As far as I remember, waffle sandwich di Tremont ini sudah hadir sebelum wabah waffle mania melanda belakangan ini. Crunchy ayam gorengnya, dan dengan adonan waffle homemade, pastikan kamu cepat menyantapnya agar tidak mulai lembek.

Tenderloin steak (175rb)

Still in Western section, Tenderloin steak dengan harga 175rb seems like a good deal. Comes with simple but nice plating—mashed potato diatas saus blackpepper, lalu daging tenderloin dan 2 potong grilled prawn dan daun mint sebagai garnishnya.

Nasi Bali (45rb)

Di sajian khas Indonesia, ada Nasi Bali yang merupakan salah satu menu rekomendasi. Menu yang satu ini terdiri dari nasi putih dengan sambel kacang, grilled chicken, dan parutan kol yang disiram homemade sauce cooked with traditional ingredients dan dilengkapi dengan setusuk sate ayam.

Kwetiaw Goreng Penang (38rb)

Untuk kwetiaw goreng yang tidak memakai lard (minyak babi) dalam masakannya, kwetiaw goreng Penang ini boleh dibilang mendekati citarasa originalnya seperti kwetiaw goreng yang kami jumpai di Penang. Sebagai tambahan, porsi kwetiaw disini juga cukup besar.

Espresso Waffle Shot (40rb)

Desserts are quite varied, kami nyoba juga dessert yang menggunakan waffle, since it’s the highlight here. Espresso Waffle Shot, waffle yang di ‘celup’ ke dalam gelas sloki dengan gula di bibir gelas dan cream yang menjadi filling waffle berbasis kopi.

Avocado chocolate waffle (40rb)

Avocado Chocolate Waffle, yang mana saat ini merupakan menu best seller di dessert department. Dengan ukuran yang sama dengan chicken waffle sandwich, hanya saja dibagi 4, waffle ini warnanya lebih gelap, hasil adonan dengan bahan coklat, dan isinya avocado dan meses. Bitter sweet symphony!

Trè Mont signature & Iced Latte

With the recent bombard of new cafes and hip places in Medan, ga mudah memang untuk menggaet pasar Medan yang boleh dibilang terbatas. Suasana yang keren bukan lagi pemicu utama agar orang datang ke sebuah cafe, karena sudah jelas cafe yang baru akan menawarkan suasana yang berbeda.

Kehadiran waffle sebagai senjata utama sempat membuat Tremont naik daun beberapa waktu lalu. Akankah Tremont membawa gebrakan baru dengan menghadirkan sesuatu yang berbeda kali ini? Let’s wait and see.

Trè Mont Bistro and Cafè
Lippo Plaza Jalan Imam Bonjol No.6 GF-04 Medan,Indonesia.
061-80511188
tremontmedan@gmail.com


Sarapan di rumah makan Nusa Indah

$
0
0
Sarapan di rumah makan Nusa Indah

Nusa Indah, sebuah rumah makan kecil berlokasi di jalan Palang Merah ini mungkin terlewati jika anda tidak memperhatikannya. Ruko 1 pintu dengan konstruksi bangunan yang sudah cukup tua ini kontras banget dengan gedung pencakar langit diseberangnya, Royal Apartment.

Walau demikian, rumah makan ini sudah hadir 30 tahun lebih di Medan, dan saat ini dijalankan oleh generasi kedua. Dulunya, Nusa Indah berjualan di Jalan Mesjid.

Rumah makan yang mulai berjualan pukul 06.30 pagi ini menawarkan hidangan Indonesia tradisional seperti Nasi lemak, nasi sayur, dan nasi soto.

Nasi sayur pake ayam (19rb)

Menu pertama yang dipesan, nasi sayur dengan ayam goreng. Nasi putih dengan siraman sedikit kuah, lalu dilengkapi dengan sayur nangka, labu siam, kacang panjang, kentang goreng, dan sambel. Ayam gorengnya sudah dingin, far from crunchy namun flavornya tetap terjaga.

Nasi lemak dengan telur (13rb)

Untuk hidangan nasi lemak, toppingnya sedikit berbeda. Agak kering dan pulen nasinya, ada tauco, sambel kentang dan serundeng yang menjadi khas nasi lemak Medan. Dari kedua menu tersebut, kami lebih suka yang nasi lemaknya.

Nah, setelah selesai makan, foto-foto, eh baru nampak ada dendeng sapi yang menggiurkan. Akhirnya mesan seporsi lagi buat kongsi sekaligus menjawab rasa penasaran itu.

Nasi lemak dendeng sapi (18rb)

If you only have to choose one, pilihlah dendeng sapi. Dagingnya lembut, ga ngaret seperti dendeng sapi yang kami makan pada umumnya.

Overall the foods were good though not impressive, kecuali dendeng sapinya yang remarkable. Sebagai sarapan, seporsi nasi lemak dan nasi sayur ini boleh dibilang lebih mahal dari harga pasaran. Tapi mungkin saja dengan rekam jejak usaha rumah makan yang sudah hadir sebelum kami lahir, Nusa Indah punya peminat tersendiri.

 Rumah makan Nusa Indah
Jalan Palang Merah (Seberang Nav karaoke)
Buka: 06.30 – 13.00

Shin Kushiya – signature kushiyaki skewers

$
0
0
Shin Kushiya – signature kushiyaki skewers

Shin Kushiya, restoran terbaru yang menambah rancah kuliner khas negeri Sakura di Medan. Hadir di Centre Point mal sejak akhir Agustus 2014 lalu, franchise yang berasal dari Singapore ini mengandalkan menu kushiyaki sebagai nilai jualnya. So, what’s kushiyaki?

Diambil dari bahasa Jepang, kushiyaki secara umum diartikan sebagai tusukan sate daging dan sayur yang dipanggang. Menu ini merupakan primadona di restoran yang berada di lantai 4 Center Point mal tersebut.

Seketika memasuki restoran yang tergolong luas itu, tampak area memanggang yang ditutup kaca polos, sehingga kita dapat menyaksikan proses memanggang secara langsung.

Design interior resto pun dibagi 2, yang satunya terbagi menjadi beberapa partisi, untuk menjaga privasi, dan areal satunya lagi lebih open, dengan design modern minimalis.

Menu makanan yang ditawarkan disini lumayan bervariatif. Selain kushiyaki, ada salad, sushi, sashimi, maki, agemono (gorengan), Donburi (nasi), dan Menrui (Mie).

Kebanyakan menu tersebut sudah dapat dijumpai di resto Jepang lainnya, maka untuk kunjungan kali ini, kami lebih fokus ke menu kushiyaki-nya.

Yang membedakan panggangan di Shin Kushiya ialah penggunaan arang Bincho (Binchō-tan). Arang putih ini merupakan salah satu arang tradisional khas Jepang berkualitas tinggi, yang dapat memanas hingga 1000*celcius dan tidak mengeluarkan aroma pada asapnya, sehingga cocok untuk panggangan agar aroma aslinya tetap terjaga.

Pada kunjungan perdana ini, tentunya yang kami coba beberapa kushiyaki masing-masing satu untuk menjawab rasa penasaran. Mind you, dengan harga kisaran 16rb hingga 28rb, it easily adds up in the bill.

nikuzume shiitake (21), negima (16), yakitori (16), sake ponzu (23.5), gyu tomato maki (22), gyu tenderloin (27,5)

Menu kushiyaki ini sendiri terbagi lagi dalam beberapa sub-kategori, diantaranya Tori (ayam), Gyu (sapi), kaisen (seafood), yasai (nasi & sayuran). 

gyu chizu maki (28), gyu aspara maki (26), gyu enoki maki (28), shiitake (13)

Nama menu kushiyaki yang tertera mungkin kelihatan membingungkan, tetapi menu dengan paparan foto masing-masing skewers ini memudahkan pilihan, tinggal nunjuk dan voice command aja.

Pada gigitan pertama, barulah nyadar ini sate tastenya premium. Dagingnya juicy, crispy di luar, moist dibagian dalam. Dengan light seasoning, menciptakan rasa yang balance antara saus dengan bahan dasarnya. Selain itu, masih tersisa aroma dari arang yang menempel di skewers, dan saat itulah baru saya tau, ini arang emang beda!

Sashimi salad (68rb)

Sudah jelas beberapa tusukan sate tidak akan membuat anda kenyang. Untuk itu kami pun memesan Sashimi salad, beberapa jenis sayuran dan selada yang dilengkapi dengan daging seafood mentah lalu disiram ponzu, sejenis kecap shōyu dengan rasa asin yang ringan.

Spicy salmon sashimi maki (88rb)

Bedanya Spicy salmon sashimi maki dengan outlet sushi lainnya, daging sushi digrilled dengan arang bincho, namun sayang tertimpa alpokat dan spicy sauce yang overpowered.

Chawan Mushi (28rb)

Chawan mushi, puding yang terbuat dari telur ini merupakan random order buat anak, but surprisingly turned out to be delicious!

Ika kimuchi (83rb)

I don’t know who start the trend, tapi menu ini lumayan banyak dijumpai di Instagram. Ika Kimuchi, Hokkaido squid yang ukurannya sejengkal diisi kimchi, lalu digrilled diatas bincho. Hasilnya… daging cumi-cumi itu terasa legit, dengan sedikit rasa asam dari kimchi. Order this if your doctor allow.

Dengan tagline ‘The spirit of Kushiyaki’, nampaknya Shin Kushiya tidak main-main dalam menyajikan makanan berkualitas. Namun, tentunya kesemua itu harus sedikit dikorbankan dengan harga yang premium juga.

Not platter set, but you get the idea ;)

Untuk urusan efisiensi, tersedia juga platter set yang terdiri dari beberapa jenis kushiyaki yang sudah ditentukan, tentunya dengan harga yang lebih terjangkau.

Overall, dengan servis yang prompt, harga yang sedikit tinggi namun sesuai dengan kualitas yang sepadan, this place is worth a visit!

Shin Kushiya
Centre Point Mal lantai 3A (Paling atas)

Jambul Seafood, jagonya kepiting

$
0
0
Jambul Seafood, jagonya kepiting

Setelah sekian lama ngetrend di dunia socmed dan kebetulan anak-anak bisa dititip ke mertua, maka kami pun segera berkumpul agar bisa menikmati lebih banyak varian hidangan di Jambul seafood.

Lokasinya sih sekarang ga susah dicari, ada sebuah banner besar bertuliskan Jambul Seafood, pas di sebelah bank BNI. Rumah makan ini terletak didalam sebuah gang, jadi parkir mobilnya diluar, masuknya jalan kaki.

Sesampainya di sana, kami pun langsung mulai memesan beberapa masakan standard “must have” dan hidangan kepiting rekomendasi dari mereka. Sembari menunggu, kami lumayan menikmati settingan outdoor di sini.

Halaman rumah yang luas selayaknya di perkampungan seakan membawa suasana akrab dan kekrluargaan. Tambahan lampu TL yang benderang membuat rumah makan ini jauh dari kesan tua dan suram. Eh, jadi ingat scene restoran Po di Kungfu Panda 2 deh.

Tumis tauge ikan asin

Terong sambal balado

Selang beberapa saat, tumis tauge ikan asin (16rb) dan terong sambal balado (23rb) pun ngebut keluar. Nggak banyak yang bisa dikomentari di sini, tapi karena dirudung rasa lapar dalam hitungan menit dua hidangan ini pun merenggang nyawa.

Buncis ebi

Kangkung Asap

Buncis ebi (23rb) pun tak ketinggalan nongol ditemani kangkung asap (23rb), dan bisa dikatakan menu-menu ini tidak asal tumis tapi juga bergeliat di lidah.

Ayam Jambul

Protein hewani pun mulai menyusul. Si hitam manis Ayam Jambul (40rb) yang dimasak dengan saus kecap special khas Jambul memberikan perspektif baru untuk hidangan ayam yang kadang hampir sama bosannya di resto2 (sori agak hiperbolis sedikit).

Cumi goreng tepung

Udang telur asin

Cumi goreng tepung (33rb) bukan yang paling best tapi Udang telur Asin (80rb) di sini bolehlah diadu. Udangnya besar, pejal, segar, dengan harum daun jeruk dan gurihnya saus telur asin, yang pasti silap mata, hilang deh.

OK, let’s cut the CRAB! Ketika satu persatu pemeran utama muncul (kami order 3 varian style masak), nasi tambo yang tadinya diping-pong sana sini mulai kembali jadi rebutan.

Kepiting saos Padang

Mari kita mulai dari Kepiting Saus Padang yang menurut kami nilai plusnya ada di kesegaran kepitingnya. Dagingnya empuk dan kulitnya juga tidak sampai memerlukan alat khusus untuk memecahkannya. Bumbu padangnya is not remarkable but it’s actually good.

Kepiting saos telur asin

Berikut kepiting saus telur asin yang dimasak sama seperti sang udang sebelumnya, ntah mengapa menu yang satu ini menjadi favorit para istri.

Smokey Crab!

Dan yang terakhir…sang Kepiting Asap yang ditunggu tunggu pun keluar. Kepiting Jumbo utuh yanga telah dimarinade dibungkus dengan daun pisang lalu kemudian dibakar di atas api (seperti pepes).

Sensasi dan harumnya bau terbakar memberikan dimensi baru pada daging kepiting ini. Most of us like it, tapi ada beberapa diantara kami yang kurang menikmati rasa getir pada bumbunya.

2.5kg kepiting jantan super & 8 ons kepiting betina kami habiskan malam itu. Total harga kepiting saja Rp 1.122.000 dan diberi diskon 20% yg akhirnya jatuh ke Rp 897.000.

So our verdict: We were quite enjoying our time here and the food were quite exhilarating. Do you think Rumah makan Jambul Seafood could be another legend born in alley?

Have a try and drop us a comment below :D

Jambul Seafood
Jl. Dr Cipto (masuk gang sebelah bank BNI)
061-77552813

Ahai – Mie kangkung belacan

$
0
0
Ahai – Mie kangkung belacan

Yang udah ngikutin blog ini sejak batu akik belum populer, pasti tau kalo mie kangkung Belacan ini udah pernah direview, tepatnya awal Desember 2013. Saat itu Ahai berjualan di Jalan S.Parman menempati sebuah ruko, namun review tersebut berakhir dengan kekecewaan.

Ahai, without Mr Ahai di outlet S.Parman yang sudah tutup

Saya gak tau apakah Ahai menyadari hal itu atau tidak, tetapi penutupan outlet tersebut kurang lebih memberikan sebuah jawaban. Kendati demikian, bukan berarti berita tersebut terdengar menyedihkan.

Tidak lama kemudian, Ahai melanjutkan usahanya di Jalan Semarang, sebuah kawasan kuliner Chinese yang sudah lama exist. Kawasan kuliner yang melahirkan beberapa jawara kuliner seperti Tiongsim, Shen Tien Sia, Bihun bebek Atak, kwetiaw Andalas, Bakmi Andalas, dan lain sebagainya.

Kawasan Semarang ini sendiri pernah sempat mati suri ketika seorang walikota meresmikan Kesawan Square, sebuah konsep yang sama. Seiring waktu, kawasan kuliner ini tetap bertahan walau tidak seramai dulunya lagi, apalagi ditambah kehadiran beberapa kawasan kuliner dan resto cafe yang berkembang bak jamur.

Background usaha kuliner Ahai yang berawal dari street food di kawasan pasar ramai ini menurut saya memang lebih cocok bertengger di jalan Semarang, menambah semaraknya kuliner di kawasan yang sudah melegenda.

The good news, Ahai is now present. Beberapa kali kunjungan reguler saya ke jln Semarang ini selalu tampak seorang chef yang dengan lincah dan piawai mengatur masakannya di wajan hitam dengan bara api bersuhu tinggi. *Dan itulah alasannya kenapa saya menulis kembali artikel ini.

Seafood dan minyak nabati #halal #porkfree

Another good news is, Ahai menggunakan bahan seafood dan minyak nabati, dengan maksud agar masakannya dapat dinikmati kalangan masyarakat yang lebih luas, terutama kaum muslim.

And here it is…presentasinya kurang lebih sama dengan review yang lalu. Salah satu karakter mie kangkung belacan Ahai terdapat pada ukuran udang yang besar, dan rasa pedas dari kuah yang membasahi dasar piring dengan aroma belacan yang kental memberi sebuah citarasa tersendiri.

Chef Ahai

The conservative Medanese, termasuk saya—sangat picky dalam urusan makanan, apalagi yang ber-urusan ama kuali. Pengaturan suhu api, timing, durasi, rasio minyak, urutan ingredients, dan yang terpenting insting, menjadi faktor esensial yang menurut saya menghasilkan umami, or simply the fifth taste after sweet, sour, salty, and bitter.

Selain mie kangkung belacan, Ahai juga menyediakan nasi goreng ikan asin dan nasi goreng belacan yang tidak kalah enaknya. Sayangnya pada kesempatan ini saya tidak sempat mendokumentasikannya. Kedua masakan ini nantinya akan saya review beserta outlet Ahai yang berada di pasar ramai.

In the meantime, enjoy one of the best Mie Kangkung Belacan in Medan.

Ahai Mie Kangkung Belacan
Jalan Semarang (Seberang bihun bebek Atak)
Buka: Malam hari
0851-0078-1131

Steamboat corner

$
0
0
Steamboat corner

Sesuai namanya, Steamboat corner menempati lokasi sudut yang terletak didalam kompleks MBC. Dari segi visibilitas, rumah makan ini mungkin tidak terlalu menarik perhatian, tapi denger-denger sih rumah makan ini punya loyal customers, karena merupakan legacy dari sebuah steamboat yang dulu sangat populer di sebuah hotel di Medan.

Kalau saya tidak salah, hotel Polonia lah yang dimaksud. Konon hotel tersebut telah berpindah tangan. Resep dan SDM yang tidak ikut dijual itu akhirnya melahirkan Steamboat Corner.

Areal restoran ini tergolong luas, seimbang dengan Golden Yen yang berada tepat di seberangnya. 2 ruko dijadikan ruangan ber-AC sekaligus dapur, namun banyak yang menghabiskan santapan mereka dibagian outdoor. Nah, kalau cuacanya mendukung, pilihlah outdoor karena suasananya lebih asik.

Demi alasan efisiensi, kami memilih salah satu set menu. Ada 4 set yang ditawarkan, mulai dari 2 hingga 16 pax. Berdasarkan pengalaman, pesanlah jumlah total yang makan dikurang 2. Jadi kalo datangnya ber-enam, cukup pesan yang 4 pax. Kenapa?

Hor Fun siram, Medium (80rb)

Yah biar bisa menikmati sajian lain selain steamboat. Salah satu menu yang sangat direkomendasikan ialah Hor Fun siram. Wangi ‘Wok hei’ atau aroma gosong hasil bara api yang besar ini sangat terasa, dipadukan dengan siraman kuah kental dan beberapa seafood menjadikannya menu pembuka yang menggugah selera.

Sesaat kemudian, hidangan suki pun berjejer diatas meja, kompor kecil dinyalakan, dan seketika kuah dalam panci mulai mendidih, suki tersebut siap dituang dan dimasak.

Set B (460rb++)

2 kuah yang disediakan, tomyam dan kaldu ayam, siap memanjakan lidah. Sembari menunggu hidangan selesai dimasak, sepiring goreng kepala ikan menjadi menu selingan.

Menu suki yang dihidangkan disini fresh, dan ada beberapa jenis suki yang menjadi favorit, diantaranya lem ikan dan pangsit.

Biasanya minuman sangat jarang kami review, tetapi yang satu ini memang exceptional. Segelas lemonade juice yang homemade dan hand squeezed yang disajikan dingin ini menjadi highlight diantara minuman lain yang kami pesan. Oh ya, request gula dipisah agar bisa mengontrol kadar manisnya.

Semua hidangan yang berbasis asin usai kita santapi, ditutup dengan pisang goreng saos karamel yang merupakan komplimen dari restoran.

Dengan background hotel dan hospitality, servis disini boleh diacungi jempol. Beberapa snack ringan dihidangkan sesaat order diterima, dan karyawan juga cukup cekatan melayani.

Namun diantara semuanya, yang paling berkesan ialah hor fun goreng siramnya. Ntahlah, mungkin dalam waktu dekat saya akan balik hanya untuk mencicipi hidangan yang satu ini.

Steamboat corner
JL. Letnan Jeneral S Parman, No. 15-16
Komplek MBC Blok E
(061) 4513561

Road 90’s Cafe, jalan Wahidin

$
0
0
Road 90’s Cafe, jalan Wahidin

There are lots of cafe established in Medan lately. Dari sekian, mungkin salah satu yang menarik ialah Road 90’s. No No… kami bukan datang karena suasana taon 90an nya. Cafe ini termasuk bold karena tidak banyak cafe yang menghadirkan menu makanannya yang mengandung porky.

Jalan wahidin simpang Jambi

Alamatnya berada di Jalan Wahidin simpang Jambi, tepat berada di seberang Coffee Corner. Ruko yang berada di bagian sudut itu pun terbagi menjadi 2 lantai areal dining.

Suasana lantai 2

Dari segi design, sepertinya lebih banyak effort ditujukan ke lantai 2. Mural dinding, ornamen sepeda, dan tema warna hitam mendominasi suasana, ditambah kaca polos menjadikan lantai 2 ini cukup terang di siang hari.

Menu yang ditawarkan juga ga banyak, semua makanan dan minumannya cukup mengisi menu temporer sebuah kertas A4 yang dilaminating. Pilihan pun jatuh ke menu-menu berbasis piggy.

Black burger porky (35)

The ever so famous Road 90’s black porky burger. Sejak berdirinya Road 90’s, foto ini selalu muncul di instagram setiap pengunjung yang berada disana. Black bun dengan pork patty dan melted cheese. Untuk harga 35rb ekspektasi saya tidak tinggi terhadap pattynya, a bit floury. Nonetheless, still enjoyable to eat.

Grilled Bacon (30)

Menu yang satu ini rada simple keliatannya, grilled bacon dengan garlic. There’s not much effort to enjoy this, karena dari baconnya sendiri juga udah lezat.

spaghetti babong (35)

Spaghetti Babong *pelesatan dari Babi. Aglio dengan irisan cabe dan fried pork yang terasa sedikit asin.

Steak Porky (45)

2 potong daging babi dengan sedikit sidedish berupa brokoli, wortel, dan baby potato (mungkin french fries abis). Menunya diplating dengan piring yang diameternya cukup lebar sehingga membuat porsinya tampak kecil.

Sedangkan di bagian minuman, kami pesan 2 yang paling heboh di instagram— Rainbow dan Road 90’s

rainbow 90’s (30) – Road 90’s (25)

Minuman ini berhasil menggaet rasa penasaran kami dari penampilannya. Tatkala dicoba, rainbow 90’s hanya cola dengan 3 jenis sirup ice blended yang berbeda. If you had to choose, pilihlah Road 90’s yang terdiri dari timun, rasanya lebih flavorful.

Definitely not from 90’s generation.

Dari faktor demografis, sepertinya bisnis Road 90’s ditujukan ke segmen menengah dan menengah kebawah, terbukti dari harganya yang tergolong murah untuk segmen cafe, dan tentunya kualitas makanan menjadi kompensasinya.

Suasana taon 90an yang coba dibawa kedalam cafe ini kurang maksimal dan hanya terbatas pada mural dinding. Still, it’s instagramable. Kendati demikian, saya salut akan bold stepnya Road 90’s dalam menghadirkan cafe non-halal di Medan.

Road 90’s Cafe
Jalan Wahidin simpang Jalan Jambi
Open: 11.00-23.00
0852 0588 1990

Warung Nasi Kereta Api

$
0
0
Warung Nasi Kereta Api

Lagi lagi rekomendasi dari seorang sahabat yang bergerak di bidang tekstil, rumah makan yang tidak bernama ini kerap dijuluki warung nasi Tirai Merah, kadang juga disebut warung nasi kereta api, karena lokasinya yang berada di jalan stasiun kereta api.

Dari tata bangunan saja sudah diyakini rumah makan ini udah lama berjualan. “Sejak taon 70an”, begitulah tutur pengelola yang merupakan generasi kedua saat ini.

Lalu apa yang menjadikan warung nasi ini begitu ramai? Salah satunya ialah faktor lokasi yang strategis, karena berada di areal jalan Perniagaan yang merupakan pusat tekstil kota Medan.

Meski sempit, rumah makan ini kerap dipadati pengunjung, terutama pelanggan tetap dan tak jarang juga dijumpai beberapa meja diisi oleh tamu dari luar kota yang kebetulan berbelanja di daerah ini.

The base – acar tomat

Salah satu hidangan yang cukup berbeda ialah acar tomat. Potongan kol dengan irisan tomat disiram saus kecap dan sedikit bumbu cabe ini menjadi signature rumah makan ini.

Ayam panggang – ayam goreng

Setiap hidangan lauk yang disajikan disini ditaroh diatas base acar tomat. Setelah mencoba beberapa lauk, salah satu yang menjadi favorit kami ialah ikan pari.

Ikan pari bakar

Sedangkan untuk ikan nila bakar yang kami pesan kurang maksimal rasanya. Sedikit bau tanah dan overburnt dibagian kulit sehingga terasa pahit.

Nila bakar

Untuk harga yang ditawarkan, sangat ekonomis. Kami bertiga hanya mengeluarkan selembar nota merah dan biru, dan masih ada kembalian untuk semua hidangan yang kami santap diatas.

Areal makan yang sempit, pengap, dan kecil ini menjadi salah satu faktor yang kurang mendukung kenyamanan. Jadi, disarankan agar bungkus/takeaway aja.

Warung nasi tirai merah/kereta api
Jalan Stasiun kereta Api
Minggu libur


Ichi Dough—Baked&Brewed

$
0
0
Ichi Dough—Baked&Brewed

Kalo belakangan ini banyak review2 di Centre Point, dimaklumin yah. Gimana enggak, Centre Point itu satu-satunya mal dengan outlet F&B paling banyak di kota Medan. Dari sekian banyak outlet franchise, ga kalah juga brand lokal yang bertandang disini, salah satunya Ichi Dough.

Lokasinya berada di sebuah ruko bagian depan mal, tetanggaan ama Aniu dessert house, dan terletak di seberang Samwon Express. Ichi dough, kombinasi 2 kata dari bahasa Jepang (ichi = satu) dan dough yang berarti adonan ini mengambil tagline baked & brewed.

Dengan konsep baked & brewed, lantai 1 menampilkan display bakery, pastry, dan aneka jenis kue. Sedangkan di bagian belakang, terdapat beberapa dining table, serta open kitchen yang dapat disaksikan apabila kita menuju ke lantai 2.

Open kitchen

Belum saja menapakkan kaki di lantai 2, sebuah area circular yang dipagar dengan jejeran kayu menjadi tempat pemberhentian sejenak. Disinilah konsep brewed melengkapi tagline usaha ini. Sebuah mesin kopi, beberapa grinder, aroma kopi, dan beberapa kursi bar melengkapi area bar ini.

Beberapa langkah kemudian, sampailah di lantai 2. Sebuah sofa panjang dengan bantal yang berjejeran menjadi daya tarik apabila anda ingin duduk dan ngopi cantik disirami cahaya dari luar yang menembus kaca.

Tapi buat kami yang ingin brunch minggu itu, harus melewati sebuah ‘jembatan’ kecil dan akhirnya duduk di bagian belakang dengan penerangan lampu LED yang lebih warm. Disini tersedia juga beberapa sofa dan meja makan sambil dimanjakan beberapa hiasan di dinding.

Menu yang dihadirkan kebanyakan merupakan light bites, menu breakfast, pasta, toasties, dan sliders. Dari sekian, berikut yang kami coba.

Classic egg benedict (42.5)

So far, the only egg benedict yang kami jumpai sesuai standar. Beberapa memakai roti, ada yang memakai baguette, tapi disinilah egg benedictnya memakai english muffin.

You can expect the softness of the muffin, dan saos hollandaise melumuri poached egg yang sedikit asam hasil boiling dengan vinegar, and paired with fresh lettuce.

Spaghetti meatballs (49.5)

Spaghetti bolognese dengan 3 buah meatballs sapi. Racikan in house meatball melengkapi hidangan pasta berbasis bolognese ini. It’s enjoyable, but there’s nothing much to talk about it.

Roast Beef Panini (48.5)

Now this one is quite magnificent. Panini bread dilapis dengan sliced roast beef, rockets, tomat, telur dan dipanggang hingga cheddar yang berada didalam pun melumer. Permukaannya crunchy namun isi roti tetap lembut, dan thin sliced potato menjadi sidedishnya—Recommended.

Latte (23.5) – one of the cheapest you can get in town

Nah, kalo anda aktif di Instagram, minuman ichi cloud yang terbuat dari cotton candy sempat ngehits banget dan menjadi salah satu signature drink di tempat ini. Unfortunately, we’re not in that generation. 2 latte please.

Selain minuman yang fancy, sepertinya pengelola Ichi Dough lebih fokus di segmen kopi, terutama third wave coffee.

La Marzocco, Nuova Simonelli, Mazzer – high end coffee equipment brand

You might ask “What’s third wave coffee?”. Third wave ialah istilah untuk pergerakan kopi dari masa ke masa. Nah, kalo digoogle sih penjelasannya panjang lebar, tapi kurang lebih seperti begini…

First wave: kopi untuk dikomsumsi (sebagai komoditas, krim&gula, kapal api).
Second wave: kopi untuk dinikmati (espresso, frappucino, flavored latte).
Third wave: kopi untuk diapresiasi (seperti wine dan musik).

Lebih sederhananya lagi—1st wave = kopitiam, 2nd wave = starbucks, 3rd wave = specialty coffee shop.

Dari kesemuanya, interior dari Ichi Dough merupakan salah satu faktor paling esensial, terlepas dari konsep bakery dan cafe yang berada di bangunan yang sama.

Investasi yang tidak murah, mulai dari design, material bangunan, mesin kopi, grinder hingga coffee equipment untuk manual brewing yang sudah pasti mencapai angka ratusan juta, tampaknya Ichi Dough tidak main-main dalam berbisnis.

Ichi Dough – Baked & Brewed
Ruko Centre Point Blok M 21-22
061 80510873

Rumah Burger

$
0
0
Rumah Burger

We love burger! Siapa sih yang enggak suka dengan beef patty yang di grill dan diolesi saus spesial, irisan lettuce yang renyah, keju (lots of it) tomat dan freshly baked bun. I can eat those everyday.

Sayangnya emang rada susah menemukan tempat makan yang betul-betul berkomitmen pada burger. Umumnya burger hanya dijadikan pelengkap menu atau hanya dibuat seadanya dengan harga murah.

Nah, untungnya atas informasi seorang teman kami menemukan Rumah Burger. Sebuah rumah hunian di jalan Medan Area Selatan yang disulap menjadi gerai burger dan hanya fokus menjual produk burger dengan beberapa variasi.

Oh we’re so excited! Buru-buru nyempatin kesana untuk mengobati rasa penasaran akan rumah makan yang konon pernah diliput oleh Trans 7 dan harian media cetak lokal ini.

Jalan disini agak sempit, jadi lebih bijak kalau kamu mengendarai sepeda motor kesini atau kalau harus bawa mobil, nebengan sajalah karena area parkir sangat terbatas.

Papan menu

Nah, rumah burger disini walaupun berlokasi ala kaki lima namun menghidangkan burger dengan kualitas dan rasa bintang lima. Beef patty yang digunakan benar-benar berisi daging (bukan campuran tepung) dan cukup tebal nan besar untuk membuat kenyang seorang pria dewasa. Roti yang digunakan juga berukuran lebih besar dari standar yang ditemui di toko roti. Dugaan kami, rotinya buatan sendiri atau special order.

Blepotz Burger

Buat yang enggak masalah makan sedikit belepotan, wajib order Blepotz Burger, yaitu sajian burger yang disiram dengan saus ala bolognaise disampingnya. Cara makannya terserah aja, mau dicocolin, mau dimakan terpisah, mau disedot, yang penting puas. Kalau MaMa lebih seneng dicocolin ke tiap potongan burger.

Variasi burger ini juga banyak, ada yang beef, chicken, pake keju, extra keju, pake telor atau enggak… tinggal milih di menu. Oh ya, kalau biasanya keju yang dipakai untuk burger ialah keju potongan, Rumah Burger menyajikan dengan keju cheddar yang diparut dan sangat banyak…Sangat banyak! Cheese lovers will love this.

Disini self service, pesan dan bayar langsung di kasir

Konsep pesan disini self service ya, jadi kamu order dan bayar di kasir, duduk manis dan nanti pesanan kamu diantar ke meja. Lokasinya semi outdoor, jadi mungkin agak gerah kalau datangnya siang. Untuk MaMa yang datangnya bawa anak, agak kewalahan karena enggak ada pembagian area smoking & non smoking, namun dapat dimaklumi karena tempat ini bukan restoran bintang lima.

Chicken Burger

Buat yang enggak suka atau nga bisa makan beef, ada pilihan chicken burger. Tapi jujur MaMa gak suka karena fillet ayam yang digoreng garing itu walaupun terlihat lezat ternyata hambar. Juga nga ada saus-saus yang menemani chicken burger tersebut (mungkin beralasan supaya fried chicken-nya nga soggy) jadi terasa sangat kering saat dimakan.

The real grilled burger, the real winner.

Satu lagi yang sempat MaMa cobain yaitu The Real Grilled Burger yang tertulis 89% daging sapi di papan menu. Menu yang satu ini wajib kamu order! Walaupun Blepotz burger keliatan dahsyat dan menggoda dan ini keliatan biasa-biasa aja, but this is the real winner.

Beef patty-nya bener-bener tasteful dan saus diatasnya luar biasa. Penampakannya seperti mayonnaise tapi punya rasa manis dengan taste seperti susu kental manis. Can’t tell what it is but it’s awesomely delicious!

Create your imagination here!

MaMa harus ingatkan porsi disini besar-besar, jadi buat cowo-cowo sebelum order 2 porsi sebaiknya liat dulu size-nya. Buat cewe bisa sharing atau abisin seporsi kalau lagi patah hati. Burger disini dijamin ampuh ngobatin sakitnya.

Berani coba?

Will MaMa come back again? Absolutely yes dalam waktu dekat, dan next time MaMa pengen cobain variasi pasta atau Hotsizz (hotdog) disini. Recommended! (but the chicken could be better).

Rumah Burger
Jl. Medan Area Selatan Gg. Puri no 8.909a
081375693033
Kamis libur

Kwetiau Beras Kai Seng Tebing Tinggi

$
0
0
Kwetiau Beras Kai Seng Tebing Tinggi

Bukan cabang, apalagi franchise – Kwetiau Kai Seng sebetulnya berlokasi di Jalan Gaharu Medan dan sudah berjualan selama kurang lebih delapan bulan saat review ini ditulis. Mungkin pemiliknya berasal dari kota Tebing Tinggi, makanya namanya Kai Seng Tebing Tinggi.

OK let’s skip the history lesson. Berbasis kwetiau beras ternyata Kai Seng cukup digemari masyarakat walau termasuk pemain baru di persaingan para jawara kwetiau Medan. Ramenya konsumen pada malam kami berkunjung menambah rasa penasaran seberapa spesial sih kwetiau yang beberapa kali disarankan oleh pembaca makanmana.net untuk diliput.

Kwetiau goreng seafood (25)

Tanpa basa basi kami langsung order 1 porsi kwetiau goreng seafood (25) dan 1 porsi goreng telur saja (13). Sementara menunggu pesanan, seorang pengelola toko yang ramah menyajikan sate kerang (3) yang katanya home made. Lumayan enak, terlihat bersih dan MaMa suka sate selain kerang darah, yang punya tekstur mirip abalone (dengan harga 5 ribu per tusuk, kami yakin itu bukan abalone).

Kwetiau disini punya warna yang cukup baik, terlihat agak pucat namun tidak terlalu berminyak. Untuk yang goreng seafood (char liau), chinese sausage-nya (lapcheong) tidak digoreng bersama kwetiau tapi dihidangkan sebagai pelengkap saat kwetiau sudah matang.

Ini praktik yang berbeda dari kwetiau lain umumnya yang menggoreng lapcheong sekaligus dengan kwetiau. The lapcheong was great, manis gurih gimana gitu… dan saat dimakan bersama kwetiaunya menambah tekstur chewy pada hidangan.

Nah rasa kwetiaunya sendiri sebetulnya not bad walaupun menurut MaMa kurang asin dan sedikit kurang aromatic. Tambah sedikit kecap asin, it taste better. Namun masih terasa ada sesuatu yang kurang.

Mengutip ucapan Matt Preston dari seri populer Masterchef Australia “it lacks three dimensional taste” (whatever that means). Kering, sayuran dan daun bawang yang banyak, fishball dan beberapa potong udang segar berukuran sedang menjadi ciri khas kwetiau ini.

Nah, positifnya kwetiau tidak terlalu berminyak jadi baik buat kamu yang lebih health concern. Selain itu lokasi jualan juga terlihat bersih, penerangan yang baik dan pelayanan yang ramah dan sigap. Another Medan kwetiau champion? Maybe not in our taste, tapi jelas Kai Seng punya banyak pelanggan setia yang berkata sebaliknya.

Kwetiau beras Tebing Tinggi Kai Seng
Jalan Gaharu no 81b

Shin Itcho Sushi

$
0
0
Shin Itcho Sushi

Resurrection—mungkin kata yang tepat menggambarkan restoran yang sudah cukup lama meramaikan persaingan restoran jepang di Medan. Setelah sebelumnya bertengger lama di Sun Plaza dengan berbagai dilema setiap hendak berkunjung kesana, Itcho punya predikat tidak langsung seperti ‘alternatif’ lebih ekonomis daripada pemain besar seperti Sushi Tei yang lebih sering dijadikan tujuan utama restoran sushi.

Kini Itcho hadir di lokasi baru, seperti terlahir kembali di Jalan Kartini menggantikan Brew & Bites yang sudah tutup. We found this place accidentally. Yes, that’s your big problem Itcho, ga pernah promosi, ga pernah iklan, it seems forgotten dan mungkin tidak pernah dimasukkan ke perhitungan bagi konsumen yang lebih muda.

Nah kami memutuskan untuk mampir dan give it a try, apakah ada peningkatan baik dari segi rasa dan kualitas? Mengingat lokasi Itcho ini sangat sangat dekat sekali dengan Okaeri yang juga merupakan resto Jepang.

Ada perubahan yang signifikan yaitu kini Itcho menyediakan Non Halal Food. Beberapa menu terlihat menggunakan bacon sebagai bahan bakunya. Mungkin ini juga yang menjadi alasan perubahan nama minor menjadi “Shin Itcho” yang menurut translation mbah google artinya “baru”.

Shin Itcho tentunya kini punya area makan yang lebih luas dibandingkan lokasi lama di Sun Plaza. Kaiten Belt masih tetap dipertahankan dengan sushi chef di bagian tengah. Masih juga ada area ‘lesehan’ ala Jepang, namun kalau mau nyaman kami sarankan duduk di meja makan biasa.

Sebagai pembuka hidangan, ada Salmon Skin Karage—sang cemilan pujaan bagi setiap orang yang mengharapkan keberadaan nutrisi kolesterol baik dari Omega 3 sang salmon untuk mengimbangi lemak jahat yang terkumpul dari proses penggorengan kulit ikan tersebut. Salom skin karage disini well seasoned dengan potongan yang lumayan generous walaupun porsinya hanya cukup nyempil di gigi.

Nah kalau ke restoran sushi tentu harus pesen sushi sebagai main order. Kawa Sushi Moriawase yang termasuk dalam kategori mixed sushi ini terdiri atas 6 potong sushi dengan harga 95 ribu.

Harga yang lumayan untuk 6 potong sushi, namun dari ingredientsnya harusnya cukup beralasan, which is 2 Sake Sushi (salmon), 2 Maguro Sushi (Tuna), and 2 Unagi (belut). Salmon is OK, Unagi is spectacular and Tuna… well, we had better. Kalau potongan sushi-nya sedikit lebih besar, we had no complaint.

Godzilla Roll (90rb). Balutan fried soft shell crab dan timun dalam sushi rice dan diselimuti oleh taburan fish roe ini lumayan menggoda mata. Tapi ketika kami selesai melahapnya baru sadar di menu juga ditawarkan Spider Maki yang isinya juga sama dengan harga yang lebih murah 20 ribu. Apa gerangan yang terjadi disini?

Volcano Roll (70K) jadi menu sushi roll kedua yang hadir di meja. Sushi roll fushion ini berisi beberapa ingredients, tapi yang paling terasa yaitu fried prawn dan cucumber dengan topping saus seperti thousand island. Tastewise? Quite good, cocok buat kamu yang suka fusion sushi.

Then we had Okonomiyaki (50K) yaitu japanese pancake dengan isi mayoritas kol dan cumi-cumi disiram mayonnaise. Ini lebih cocok sebagai snack, share it with your eating buddy.

Menu yang muter-muter di Kaiten Belt terlihat sedikit dan kurang bervariasi, mungkin disesuaikan dengan jumlah pengunjung yang juga tidak terlalu ramai hari minggu siang itu. So we skip that.

Di kesempatan ini kami belum sempat menyicipi menu non-halal yang ditawarkan Shin Itcho, tapi strategi mereka mungkin saja bisa berhasil menggaet kembali customer yang mencari sesuatu yang beda. We will definitely come back with pork bacon in mind.

Shin Itcho Sushi
Jalan Kartini no 30

Oldtown White Coffee

$
0
0
Oldtown White Coffee

Bagi yang pernah atau bahkan lama tinggal di Malaysia, tentu sudah tidak asing lagi dengan brand yang satu ini. Kopitiam klasik dengan kemasan modern ini cukup banyak ditemui di berbagai kota di Malaysia dan hampir senantiasa ramai dengan pelanggan.

Kami juga termasuk salah satu pelanggan setia Oldtown semasa kuliah dulu. Setahun belakangan ini Oldtown White Coffee sudah ikut meramaikan warna kuliner di Kota Medan, ya lumayan banget untuk mengobati rasa rindu akan masakan khas Malaysia.

Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu white coffee. Di Malaysia, istilah white coffee pertama kali dikenal di kota Ipoh atau sering juga disebut Ipoh White Coffee.

Di Old town, campuran biji robusta, liberica, dan arabica di roast (panggang) dengan formulasi khusus yang menghasilkan warna pucat pada kopi sekaligus memberi ciri khas unik.

Oldtown White Coffee Medan menempati 2 lokasi, yaitu di Center Point Mall dan di Cambridge City Square. Kalau kamu opt for kopitiam breakfast, datang aja ke Center Point (like we did) karena buka lebih pagi (8.30am).

Old Town Signature white coffee hot

Tentu nga afdol kalau kesini tanpa order White Coffee (27). Ternyata rasa kopinya masih tetap konsisten—creamy, gurih dengan aroma kopi yang balance. Busa diatas permukaan kopi lengkap jadi pemanis caffeine boost pagi itu. White coffee disini juga tidak terlalu manis, jadi setiap tegukan memberi aftertaste yang pas di lidah.

Selain White Coffee juga ada pilihan Coffee Cham, yaitu campuran antara kopi dan teh buat kamu yang suka something to mix match. Menu yang tak kalah menarik ialah teh tarik yang juga sangat authentic, akan kita order di kunjungan berikutnya.

Buat kamu yang bukan coffee drinker, ada pilihan berbagai jenis fruit based drinks atau bisa cobain Honey Lemon Juice (27), minuman klasik yang bikin seger.

Interior disini juga mempertahankan bentuk klasik kopitiam dengan penggunaan meja berbahan marmer dan kursi kayu gaya kolonial. Ada juga lokasi ber-ac dengan sentuhan yang sama di lantai dua.

Let’s talk about the food. Beberapa menu klasik yang bikin kangen masa kuliah dulu lengkap ada disini. Salah satunya dan juga favorit MaMa yaitu Nasi Lemak. Ada pilihan dengan ayam goreng, ayam rendang, sotong ataupun rendang sapi. Harganya berkisar 47-49 ribu rupiah tergantung lauk yang kamu pilih.

Nasi lemak khas Malaysia sedikit berbeda dengan nasi lemak lokal. Salah satu yang paling membedakan ialah penggunaan sambal sebagai pendamping Nasi Lemak. Sambal yang biasanya dimasak dengan sotong atau ikan bilis ini punya taste yang lebih mild dan gurih. Sambal yang gak terlalu pedas inilah inti dari nasi lemak. If the sambal is not good, then the nasi lemak is not good lah. Well in this case it’s as good as the good old times.

Oldtown BBQ Chicken Egg Noodle (43K) ini taste as good as it looks. Walaupun sausnya terlihat hitam, rasanya nga asin dan justru pas di lidah apalagi potongan BBQ Chicken yang manis ini asli bikin ketagihan. Oh ya, disajikan dengan dumpling dan sup juga.

Saat makan disini MaMa juga jadi teringat toast khas kopitiam dengan warna dark brown, dipanggang hingga renyah dengan filling butter dan srikaya. Kaya Butter Toast Double (22K) disini wajib kamu order sebagai pendamping coffee. This is one of their signature dish and we really recommend this.


Selagi mencicipi hidangan, manajemen Oldtown White Coffee Medan memperkenalkan set menu baru yang menurut kami a really good deal. Jadi set menu ini memberikan customer pilihan menu-menu makanan favorit disini namun sudah dipaketkan dengan minuman.

Harga yang ditawarkan jauh lebih bersahabat daripada menu ala carte. Basically kita hanya membayar harga makanan dan sudah mendapatkan minuman. Beberapa harga makanan di set menu juga lebih murah daripada di menu ala carte.

Misalnya gini, kalau kita order menu ala carte Nasi Lemak Ayam Rendang saja, harganya 49 ribu. Nah kalau di set menu yang baru, Nasi Lemak Ayam Rendang dengan porsi yang sama diberi harga 43,5 ribu dan sudah termasuk minuman (kopi, teh, atau juice).

Strategi ini diluncurkan untuk menyesuaikan pasar Medan dengan harga menu yang selama ini mengikuti standar Malaysia. Set menu ini akan diluncurkan pertengahan Juni ini. Untuk menu combo selengkapnya, silahkan cek info di bagian bawah artikel ini.

Last but not least, semangkok Ipoh Chicken Horfun (46K). Menu yang sekilas terlihat seperti kwetiau ini disajikan dalam rendaman kuah yang kaya rasa. MaMa gak nyangka kuahnya yang walau terlihat bening ternyata menyimpan rasa yang deep and rich. Potongan ayam dan udang sebagai pelengkap goes well with this dish.

Kalau kamu mampir ke Oldtown ataupun kopitiam lainnya, go with your friends, family or loved ones. Kopitiam itu tempat untuk bersosialisasi, ngobrol dan melupakan kesibukan kamu sejenak dan menikmati secangkir minuman favorit. So put your smartphone away, and like the Oldtown White Coffee says, take your time…

Oldtown White Coffee Medan
Cambridge City Square lantai G (061-4577236)
Ruko Centre Point lantai G (061-80510588).
Instagram: @oldtown_medan

Daftar menu combo Old Town White Coffee Medan Juni 2015

Klik untuk menu lengkapnya

Sate padang Rizqi Gunawan, jalan Surabaya

$
0
0
Sate padang Rizqi Gunawan, jalan Surabaya

Sate padang—Makanan favorit sejuta umat di Medan. Kalo udah posting foto ini sosial media, dijamin deh komen dan likesnya banjir.

Nah, ada satu tempat yang berjualan di kawasan Jalan Surabaya, sate padang Rizqi Gunawan namanya.

Ketika ditanya, sate padang ini udah berjualan lama, hanya saja belakangan ini fix menempati sebuah rumah di seberang Swisbell Inn jalan Surabaya, sebelum simpang jalan Pandu.

Mau daging aja…

Atau spare part nya juga?

Dan seperti gerai sate lainnya, tersedia banyak varian. Mulai dari daging sapi hingga ke spare partnya seperti usus, lidah, babat, hati sampai ke sate cumi dan telur puyuh.

Sate yang sudah dipilih akan dipanggang agar lebih gurih. Setelah daging sate dipanggang hingga cukup panas, ditarohlah ke piring alas daun pisang, lalu kuah panas itupun dilumurkan diatas lontong dan sate. Taburan bawang goreng pun kian menambah selera. Biarlah gambar dibawah yang berbicara.

Satu porsinya kalo ga salah 21rb. Sedikit mahal dari harga sate padang pada umumnya, tetapi daging yang diberikan memang setimpal. Dalam seporsi sate padang ini terdapat 6 sate dan 2 lontong. Bisa sih dicustomize, harganya dihitung per tusuk.

Ready to serve

Boleh-boleh aja sih makan di tempat, walau pada kunjungan kami tempatnya rada gelap dan kurang higienis. Ntah karena lagi mati lampu atau apa, ditambah lagi gigitan nyamuk disana-sini, belum lagi keringat yang ngucur terus.

Jadi kalo ga betah, disarankan takeaway aja.

Selain di Jalan Surabaya, mereka juga memiliki 1 becak keliling yang berjualan di Jalan Bawean, yang mana berangkat dari headquarter pukul 4 sore.

Sate Padang Rizqi Gunawan
Jalan Surabaya (dekat simpang Pandu)
0813 6147 2793
081396622622
Jualan mulai sore

JM Bariani House, Malaysian food

$
0
0
JM Bariani House, Malaysian food

Ketika pertama kali mendengar nama restoran ini—JM Bariani House, yang langsung terlintas di benak ialah Briyani House. Yep, some sort of Indian restaurant. Tetapi setelah berkunjung, barulah sadar, restoran ini merupakan franchise dari negeri seberang yang menawarkan hidangan khas Malay.

Design restoran yang lumayan memikat mata itu memang tidak susah ditemukan. Di jalan Gagak Hitam, 3 ruko digabung dengan design modern dan fasad depan yang dilapis kaca ala design airport Kualanamu ini memberikan kesan eksklusif.

Masih di areal depan, terdapat sebuah ‘waiting area’ dengan sofa cozy, mungkin buat para tamu yang nunggu jemputan kali.

Kami pun dihampiri seorang waiter dengan senyum dan keramahan. Kebetulan siang itu tidak begitu ramai, kami pilih tempat duduk yang paling mendekati kaca luar.

Biar bisa ngambil foto bagus ceritanya.

Restoran ini terkesan mahal. Kursi meja dan perabotan yang dipakai kelihatan grand, namun alangkah terkejutnya ketika kami melihat harga daftar menu yang masih selembar kertas laminated itu.  Untuk ukuran sebuah restoran dengan design seperti ini, harganya sangat affordable, tapi entahlah apakah ini strategi soft opening.

Makanan yang dihidangkan kebanyakan berupa ala carte. Hidangan utamanya tentunya ialah nasi briyani, kemudian dilengkapi dengan varian kuliner khas Malaysia seperti mie hailam, mie goreng mamak, nasi goreng kampung, serta beberapa menu western.

nasi bariani gam daging (64)

Menu pertama yang berhasil menggugah selera dari penampilannya—Nasi bariani gam daging. Sejatinya jika ini dijual di restoran India, tidak akan anda temukan daging sapi didalam nasi briyani karena sapi merupakan makhluk suci bagi penganut agama Hindu.

Ada 2 jenis briyani yang dihidangkan, yang satunya gam dan yang satunya lagi biasa. Saya kurang tau dimana perbedaan mencoloknya, tetapi hasil mengintip bagian dapur, ada perbedaan subtle di pemakaian bahannya.

Nasi bariani ayam merah (40)

Nasi bariani ayam merah, tanpa ‘Gam’. Kebetulan untuk ayam merah ini tidak digabung dalam satu piring karena saosnya banyak. Dan jika diteliti, nasi bariani biasa ini terlihat lebih kuning warnanya.

Personally, kami merasa nasi bariani gam lebih aromatic. Kombinasi dried prune dan kacang mete yang diaduk kedalam nasi itu memberikan tekstur dan rasa yang lebih rich dan flavorful.

mie goreng mamak (27)

Kerinduan kami akan masa kuliah dulu kembali terpuaskan oleh mie goreng mamak. It may look simple, tetapi masakan yang mirip dengan mie goreng ini Aceh ini berbeda dari segi tastenya.

Nasi goreng kampung (40)

Namun sayang, nasi goreng kampung yang kami antisipasi ternyata sedikit mengecewakan. Kami tidak menemukan tumisan kangkung dan cabe hijau yang menjadi karakteristik nasgor kampung pada umumnya.

Ikan bilis yang dihidangkan pun berbeda. Di Malaysia, ikan bilis yang disajikan lebih berdaging dan gemuk. Sayangnya substitusi disini tidak sesuai harapan, terlebih lagi pemakaian acar dan timun serta tomat membuatnya lebih terlihat seperti nasgor khas Indonesia. Mana nih sambel belacannya?

Mie Hailam (25)

Untunglah seporsi mie hailam yang agak lambat keluar menjadi santapan penutup yang cukup bermakna siang itu. Sekilas, nampaknya seperti mie rebus, tetapi kuahnya lebih encer minus telur. Nonetheless, kaldu kuahnya terasa lezat.

Apalagi kalau minumnya bukan teh tarik? (20)

Ruang makan lantai 2

Di lantai 2 juga terdapat ruang makan yang sangat spacious, dengan penerangan maksimal dari cahaya luar, membuat ruangan ini terkesan homey dan classy.

Areal belakang lantai 2

Menuju ke bagian belakang lantai 1, ternyata restoran ini mempunyai sebuah mesjid dan dapur sentral. Kami sempat diajak oleh encik Zulkarnain, franchisor yang kebetulan sedang berada di tempat untuk sekilas melihat daerah dapur.

Areal makan lantai 1

Mesjid yang sedang tahap penyelesaian

Overall kami senang dengan kehadiran JM Bariani House. Tidak banyak emang resto yang menawarkan kuliner khas Mamak Malaysia di Medan. Dulu sempat ada Sri Annapurani yang menyajikan menu serupa, sayangnya sudah tutup.

And if you’re wondering what JM stands for, kami juga masih belum tau hingga saat ini, tapi dari asumsi kami, cocoknya sih Jom Makan!

JM Bariani House Indonesia
Jl. Gagak Hitam No. 88 D-E-F
061-847 7777


Datin Ong, Bak Kut Teh and Malaysian Chinese Food

$
0
0
Datin Ong, Bak Kut Teh and Malaysian Chinese Food

Bagi pecinta kuliner peranakan, memang tidak banyak pilihan di kota Medan—apalagi yang menyuguhkan Bak Kut Teh (rasa asli, a.k.a. pake ‘porky’) di ruang ber-AC dengan standar café. Bisa dibilang, hanya Datin Ong lha satu-satunya.

Datin Ong Hotpot yang berlokasi di ruko Center Point sejajar dengan pintu keluar J.Co ini meskipun tidak luas-luas banget tapi lumayan nyaman untuk duduk. Designnya simpel aja, tetapi cukup homey dengan suasana oriental yang kental.

Historinya, Datin Ong berasal dari keluarga miskin di Guang Dong, China yang kemudian menikah dengan Ong Tong King, seorang milyuner pebisnis kayu. Menjalani kehidupan yang lebih baik, keluarga Ong sering dijamu hidangan oleh chef in house.

Kecintaannya pada masakan hotpot dan hasil olah kreasi di dapur membuatnya menciptakan resep sendiri yang mengkombinasikan masakan khas Cantonese dan Malay.

Lantunan tembang lagu-lagu nostalgia mandarin dari Teresa Teng Li Cin yang tidak pernah mati oleh zaman, ke-otentik-an hotpot berkuah, panas-panas nan wangi semakin berasa kental dan bikin kangen zaman 70’an. MaMa sendiri sudah beberapa kali datang sebelum akhirnya menulis review ini.

Datin Ong Bak Kut Teh

Baiklah, mari kita mulai! Menu nomor 1, tentu saja Bak Kut Teh (porsi medium, harga Rp 58,000,-).  Dengan rasa rempah yang lebih all-rounded dan baur di lidah, tulang rusuk babinya empuk dan porsinya elegan (read: ‘porsi kurang besar’).

Sayur saos tiram

Bak kut teh ini sangat cocok dinikmati dengan nasi putih, yau ca kwe, dan sayur po li chai masak saus tiram (20). Nasi Talas (yam) juga ditawarkan sebagai pasangan untuk menu ini, tapi MaMa lebih doyan dengan nasi putih agar citarasa kuahnya lebih terasa.

Sup perut babi merica putih

Hotpot lainnya yang kami pesan adalah Sup perut babi dengan merica putih (Medium, Rp 58,000,-). Katanya menu yang sangat ‘spesifik’ ini sudah disesuaikan dengan lidah orang Medan yang cenderung suka rempah yang tajam. Kalau memang suka dengan rasa merica dan pork belly menu ini boleh dicoba. Bagi yang sukanya tanggung-tanggung, jangan coba-coba deh.

Chicken claypot rice

Main course lainnya yang terbilang wajib dipesan adalah Claypot rice dengan daging ayam, ikan asin dan lap chiong yang langsung dimasak di atas hot pot. Panas, gurih dan wangin, menu seharga Rp 38,000 ini salah satu yang terbaik di kota Medan. Hayo ngaku siapa yang paling suka makan keraknya?

Bisua daging cincang kering

Supaya ada variasi, kami juga memesan menu baru Bi Sua Daging Cincang kering (Rp 33,800,-). Dinamakan Bi Sua karena ini terbuat dari tepung beras (semacam bihun, tapi bertekstur tebal dan warna lebih kekuningan) dan diimpor langsung dari Hong Kong.

Digarnish dengan daging cincang, masakan yang satu ini punya aroma sesame oil (minyak wijen) yang berat. We had to order extra because it’s so good, tapi buat yang ga demen bau wijen, you’ve been warned.

Terong pork floss

Ada lagi Terong goreng yang ditaburi pork floss (Rp 28,000) yang tidak terlalu remarkable tapi cukup enak untuk melengkapi menu-menu lainnya.

Pancake ikan asin

Untuk side dish, boleh dicoba Pancake Ikan Asin (Rp 30,000) yang silap mata begitu keluar udah langsung ludes dalam waktu 2 menit. Bakso daging dan ikan asin ini empuk dan tidak terlalu asin untuk dimakan langsung sebagai cemilan tanpa nasi.

Talas Goreng Saos Manis

Sebenarnya menu ini terakhir dipesan karena Bobby yang telat nyampe dan rata-rata makanan yang tersisa tinggal dikit. Talas goreng saos manis ini sebenarnya lebih cocok dihidangkan sebagai appetizer sambil menunggu hidangan utama karena ukuran dan porsi yang kecil serta rasanya yang sedikit manis dan wangi.

Yong Tau Fu saos tauco

Dan menu penutup siang itu… Yong Tau Fu Saos Tauco (30) dihidangkan dengan saos tauco dalam wadah claypot yang panas. Menu ini salah satu menu baru dan masih terkesan experimental. Sayangnya kali ini kami tidak mencicipi ocra dan cabe merah besar yang biasa dijumpai di Yong Tau Fu di Malaysia. Dari segi rasanya, ada sedikit tendensi keasinan, dan lebih cocok dimakan bareng nasi putih.

Lantai 2

Overall…kombinasi masakan Cantonese dan Malay dengan citarasa rumahan dari Datin Ong Hot Pot ini memperkaya pilihan lunch bareng kolega, ataupun dinner bersama keluarga. Jarang sekali dapat dijumpai resto yang anti mainstream, and do it well.

Dan tampaknya setelah tiga ronde kunjungan ke tempat ini, Datin Ong Hot Pot tetap mempertahankan kualitas cita rasanya. Recommended.

Bihun bebek Asie Kumango, the best duck noodle in town.

$
0
0
Bihun bebek Asie Kumango, the best duck noodle in town.

Gile mahal banget! Inilah ekspresi buat yang baru pertama kali makan disini. Yah, 5 taon lalu kami pernah mengulas tempat ini (waktu itu masih 38rb semangkok). Saat ini, semangkok bihun bebek ini sudah diatas 60rb. Koq bisa semahal itu sih!?

Sudah pernah dan berkali kali kami jelaskan bahwa di Medan ini ada 2 jenis kuah bihun bebek, yang satunya herbal, dan yang satunya lagi asli duck broth. Mengolah bebek tidak semudah ayam, terutama amisnya. Untuk itulah kenapa di Medan ini lebih banyak dijumpai kuah berbasis herbal.

Kuahnya nampak keruh, hasil long hour boiling duck broth

Di Kedai kopi Kumango yang berada tepat di belakang kantor Harian Analisa ini, Asie sudah berjualan puluhan tahun dan mempunyai customer base sendiri diluar turis. Ciri khas yang paling menonjol ialah porsi dan daging yang selalu generous. Lantas kenapa tidak dimurahkan saja agar bisa dinikmati semua kalangan?

It turns out that Asie don’t give a damn about the meats. 1 mangkok bihun bebek yang porsi biasa aja bisa buat berdua, jelas Asie tidak pelit dalam hal porsi dengan harga yang ditawarkan. Setelah diselidiki dan ngobrol dikit, saya baru sadar—bahwa untuk menghasilkan kuah yang begitu kental aroma dan kaya citarasanya itu membutuhkan jumlah bebek yang jelas tidak sedikit.

Lihat saja bagaimana tulang bebek-bebek itu hancur karena dimasak dalam jangka waktu yang panjang, beserta ramuan bumbu lainnya sehingga benar benar diekstrak kaldunya.

Not sure itu bihun bebek atau daging bebek. Yes, ini porsi kecil!

The true delicacy of Asie duck noodle lies in the soup. By default, satu mangkok bihun bebek ini dihidangkan dengan rebusan sawi, bawang goreng, dan daun bawang serta sedikit siraman minyak wijen untuk menambah aroma pada bihun.

If you observe any tables, pasti rata-rata minta nambah semangkuk kuah lagi. Don’t worry it’s free of charge. Selain itu, bottomless garlic dan daun bawang too.

Asie mulai berjualan pukul 7 pagi, dan biasanya sudah kandas sebelum jam makan siang, terutama musim liburan. For your information juga, hari minggu off.

Di kopitiam ini, banyak juga yang mesan poding telur dan kopi susu. But mind you, they’re overpriced beverages with just average taste.

Sebagai tips juga, saat kopitiam ini lagi rame dan padat, kalian bisa duduk di kopitiam sebelah yang juga menyediakan mie ayam dan bihun ikan. I bet they serve cheaper drinks, dan mereka mengizinkan untuk memesan bihun bebek dari sebelah.

Despite harga makanan yang mengejutkan, kopitiam ini tidak pernah sepi. I mean, just look at the cars above and sense the people eating there.

For a breakfast, the price is pretty spectacular, tetapi jika dibandingkan dengan harga makanan sejenis seperti ramen dan udon di mal, saya rasa wajar aja dengan porsi dan kualitas yang dihidangkan.

Bagaimana menurut anda?

Bihun bebek Asie (Kedai kopi Kumango)
Jalan Kumango (tepat dibelakang kantor Analisa)
Buka mulai pagi hingga siang
Minggu libur

Somtam Thai, northern east thai cuisine

$
0
0
Somtam Thai, northern east thai cuisine

Sebetulnya Somtam literally means Papaya Salad, atau lebih tepatnya Green Papaya Salad. Jadi sudah bisa ditebak menu andalan disini so pasti papaya salad dengan rasa asem pedes yang bikin ketagihan.

Isinya pepaya hijau yang belum matang, kacang panjang, irisan tomat, udang kering, kacang tanah, cabe dan so pasti irisan jeruk nipis untuk rasa asam yang punchy. Nulisnya aja bikin liur belepotan, damn!

Lokasinya di bagian belakang komplek Multatuli, barangkali banyak yang nga tau tempat ini jadi terasa agak sepi walau sudah buka sekitar setahun. Bagian dalem restorannya biasa aja, nothing fancy tapi keliatan bersih dan proper buat quick meal.

Specialty disini ialah hidangan Thai Timur laut yang mengedepankan rasa kuat yang nendang abis di mulut. Pedes, asem, dan penggunaan banyak jenis sayuran (with chilies of course) sebagai salad keliatan mendominasi jenis masakan disini.

*Too bad kami kehilangan receipt, kalo ada yg bisa bantu harganya tolongin ye.

Phla ne

Kita order Phla Ne (salad daging sapi) atas rekomendasi pelayan. Rasa asam yang kuat, disertai pedes dari bawang dan cabe sebelum gurihnya irisan fillet daging sapi membuat hidangan ini cocok bagi kamu yang punya tastebud kuat. Too sour for us though.

Thai fried rice dengan irisan nenas dan kismis, looks authentic tapi terasa sedikit hambar dan kurang “punchy”. Cocok dimakan dengan salad-nya, meredakan rasa punchy yang kuat jadi lidah bisa istirahat bentar. It’s a generous portion dengan penggunaan seafood yang nga pelit.

Alternatif nasi tentu saja ada kwetiaw (again, lupa nama menu) dengan taste yang sedikit berbeda dari nasi gorengnya. Kalau nasi gorengnya terasa manis-manis gimana gitu karena penggunaan nenas dan kismis, kwetiawnya lebih terasa gurih.

Penggunaan kwetiaw yang lebih lebar (seperti horfun / wakfen) dari kwetiaw yang biasa ditemui di Medan jadi nilai lebih hidangan ini. For the taste and portion, we had tasted better.

Kalau kamu lebih suka sesuatu yang mild, cobain deh (sup ayam – lupa nama) yang kami order. Walau dari penampakannya keliatan berat dan beraroma tajam, tapi ternyata hidangan ini punya rasa subtle – comforting food. Barangkali cocok buat yang bawa anak kecil.

Ngomong-ngomong soal anak kecil, karena salah satu anggota makan siangnya bawa anak kecil dan dia pengen ikan, jadi deh kami order seekor ikan nila goreng (nama menu – lupa). Ukuran ikannya nga terlalu besar dan dihidangkan dengan saus ala Thai gitu. Nothing much to say about this, just another fried fish.

Kalau kamu mau Thai Food yang berbeda dari segi rasa (more authentic we say), kudu cobain berkunjung kesini. It’s not the cheapest Thai Restaurant in Medan, but worth the experience. Somtam terutama, merupakan menu andalan dan rekomendasi disini.

Somtam Thai Northern east Thai delicacy
Jalan Haji Misbah (komp Multatuli) Blok G12-13
061-4561477

Larc honeycomb soft ice cream, Sun Plaza

$
0
0
Larc honeycomb soft ice cream, Sun Plaza

There has been lots of new ice cream outlet in Medan, and it shows no sign of stopping. Sebut saja coconut ice cream yang pernah bikin heboh di Asia Mega Mas. Lalu disusul ice cream dengan topping DIY (Do It Yourself). Kemudian ice cream corong dengan cloud yang terbuat dari gula kapas.

What else? Es krim olahan molecular gastronomy. Lalu ada stir-fried ice cream yang digrilled diatas iced pan. The latest we just had? Honeycomb ice cream by LARC.

LARC is a product by Jouw Jeffry, anak muda tamatan Culinary and Business school di salah satu universitas di Washington DC, Amrik. Kemunculannya taon lalu di Jakarta mungkin ga seheboh frozen yogurt dulu, tetapi uniknya LARC hanya exist di berbagai food bazaar dan mengandalkan food truck sebagai metode berjualan.

Ketertarikan akan konsep honeycomb dan variasi produknya, franchise ini pun kemudian dibawa ke Medan oleh Sunli dan partnernya Donie, dua anak muda yang kemudian memilih Sun Plaza sebagai outlet pertama di Medan.

Menempati sebuah island kecil berbentuk hexagonal, saat ini LARC hanya menawarkan produk es krim. There are not much varieties of ice cream for now, tetapi salah satu produk yang lebih stand out ialah honeycomb ice cream.

Green tea + honeycomb + popcorn (35)

According to Jefry, supply honeycomb (sarang lebah) ini diimpor langsung dari Korea. Lebih bersih, kualitasnya lebih bagus dan lebih waxy. Indeed, seperti mengunyah permen karet.

Gozilla Max (35)

Penampilan mungkin sama dengan outlet es krim lainnya, tetapi tekstur es krim LARC ini lebih custardy, dan jauh lebih gampang meleleh. Sebagai kompensasinya, teksturnya juga lebih smooth.

Kebetulan pada saat kunjungan, yang tersedia di hari tersebut hanya es krim green tea. Sejatinya mereka juga menyajikan milky base dan soon to be availabe Red Velvet.

Loopers –  Kitkat+frootloops (35)

Untuk saat ini, tersedia 12 variasi topping ditambah dengan 2 base ice cream (Red velvet menyusul dalam waktu dekat).

Ovo + marshmallow

Current hype among younger generation folks


LARC Ice cream
Sun plaza lt 4 (Depan Celebrity Fitness)

Bakmi keriting Siantar Aan

$
0
0
Bakmi keriting Siantar Aan

Di Medan ini, rata-rata mie keriting itu berasal dari Siantar. Yah, saya sendiri juga heran. Apalagi belakangan ini makin banyak yang berekspansi ke Medan. Nah kalo yang Aan ini udah berjualan 16 tahun di Medan.

Saya heran kenapa gerai kecil ini selalu ramai dan selalu dipadati kendaraan, terutama roda dua. Siang itu pun kami berhenti dan mencoba menjawab rasa penasaran kami. Hanya ada satu jenis makanan disini tentunya—Mie pangsit keriting Siantar.

Mie kasar – Mie halus

Bedanya yah cuman jenis mie itu sendiri, mau halus apa kasar. Keduanya dibandrol dengan harga yang sama koq—10 ribu. Iya, ga salah…10 ribu! Terjawab sudah kenapa tempat ini rame.

Untuk harga makanan tersebut, rasanya ga mengecewakan. Oke lah untuk mienya mungkin tidak sekenyal Awai atau Tiongsim, tapi disini justru yang terkenal ialah Telur Aan.

“Ih…telur acek difoto!” begitulah canda karyawan Aan ketika saya request untuk memotret telur kecap atau kerap disebut ‘Lor Nui’ dalam bahasa hokkien. Pada dasarnya telur kecap ini dimasak bersamaan dengan daging sebagai lauk dalam mie pangsit.

Karyawan Aan, iseng tapi ramah.

Untuk harganya, cukup menambah 3 ribu rupiah udah dapat sebiji. Bahkan di bulan tua pun, ga ada alasan untuk ga mesan tambahan telur ini kan?

Bakmi keriting Siantar Aan
Jalan Sekip (100 meter dari durian house / sebelah optik Surya)
Buka Pagi hingga Siang jam 2

Viewing all 740 articles
Browse latest View live