Saya pertama kali mengetahui tempat ini melalui instagram saat ada yang nge-mention bahwa ada satu lagi tempat yang ngejual portuguese tart. Ga pake lama, langsung deh ngegas ke Egg Tart House by Nyta.
Egg tart house ini berada di Jalan Serdang/ Prof H.M Yamin, beberapa meter dari Yuki swalayan. Kedai 1 ruko itu dicat warna kuning di bagian depannya.
Stelling membatasi pintu depan yang sekaligus menampilkan aneka egg tart. Sayang per kunjungan kami tidak banyak yang tersedia karena pengelolanya tampak sibuk untuk mengurus acara privat yang akan berlangsung beberapa jam kemudian.

Sosok perempuan dengan mata sipit dan berkacamata dengan lincah bergerak bolak balik keluar masuk dapur. Sesaat kemudian, sampailah di meja kami dengan menawarkan menu.
Nyta, sang owner yang setelah percakapan singkat itu baru saya ketahui lulusan akademi kuliner di Taiwan.
Saya sempat terkejut, karena rumah makan ini menyediakan banyak hidangan, mulai dari kuliner western hingga chinese. So confusing I don’t know how to categorise this place.




Most of the menus are there by request dari customers, begitu statement Nyta ketika ditanya kenapa hidangannya bervariasi.
“Asalkan ingredientnya available di dapur, saya usahakan buat”. Untuk hidangan khas Chinese, Nyta mendapatkan pengalaman dari bundanya yang juga berjualan di pasar Beruang.

Menu pertama sebagai appetizer ialah pangsit scallop. 3 buah pangsit goreng dengan bentuk kipas dan crepes ini berisi daging scallop cincang didalamnya.
Harga satu porsinya 27rb. Memang sih hidangan yang satu ini agak tinggi harganya, apa daya memang bahan bakunya juga mahal. Untuk rasa yang ditawarkan? Ga signifikan sih rasa scallopnya, but it taste good nonetheless.

Hidangan yang satu ini kayanya tidak masuk dalam daftar menu. Istri saya iseng nanya ada ga nasi goreng ikan asin (kebetulan lagi ngidem). Lalu dijawab dengan confident “I can cook that for you.”
And it turned out to be above our expectation. Ikan asinnya not overpowering, a little burnt flavor dan harum. Nasinya sendiri tidak terlalu kering it chokes you, pulennya pas.

Ayam lada hitam, buat pairing ama nasgor ikan asin. Hidangan yang satu ini intens blackpeppernya. Dan asin, lebih cocok dipairing ama nasi putih. But then, dipesan buat ngejawab rasa penasaran karena direkomendasikan Nyta.

Coffee Puff, black coffee dengan balutan puff pastry yang mengembang diatasnya. Dihidangkan fresh from oven langsung memang nikmat rasanya. Namun black coffee yang saya yakini menggunakan biji robusta ini pahit pekat, dan disarankan untuk mencampurnya dengan gula.

Karena udah terlanjur kenyang, kami pun membeli egg tartnya udah dikomsumsi di rumah. It’s fresh from the oven. Terdapat beberapa pilihan topping seperti keju, kacang, coklat, dll.
Namun setelah mencoba beberapa varian, tetap aja yang polos lebih nikmat. Banyak yang bertanya “Manakah yang lebih enak dibanding dengan Chat’s tart?” (Mengingat harga mereka hampir imbang).
Jika dibanding, masing-masing memiliki tekstur yang berbeda. Tart disini lebih puffy dan fragile, sedangkan tartnya Chat’s lebih cenderung crusty. Lemon zest di tart juga lebih terasa dibanding tart Nyta. Both taste good, it all comes down to preference.

But one thing you won’t find in Chat’s, or possible anywhere else in Medan, is this Giant Tart. It’s special request untuk acara ulang tahun (see, everything can be requested here). Bentuk akhirnya tidak seperti ini, tentunya akan digarnish lagi dengan hiasan dan topping.
Overall sih, saya lumayan terkejut aja dengan banyaknya variasi makanan yang ditawarkan disini. Sapa sangka kedai 1 ruko ini menyajikan begitu banyak appetizer hingga desserts (tau ga potty plant dessert juga tersedia disini).
But then again, Egg tart house ini probably chew more than it can eat. It’s okay if you wanna listen to your customers tapi kalo semua harus diturutin berujung ke hilangnya jati diri.
Is it a chinese restaurant that sell egg tarts or an egg tart house that sells chinese food?
Egg Tart House by Nyta
Jalan HM Yamin No 80 (Sebelah Bambino)