Hey, anak-anak MaMa, let’s do a simple survey, just reply to this with your comments below ok?
“How old are you guys?” …. errr… okay okay, it’s considered rude to ask someone’s age actually…
Let me change the question, “In what year were you born?”
Well well, it’s ok.., it’s ok.. if you are mind. Forget it.
Sebenarnya, tujuan saya pure hanya ingin mengatakan bahwa Hawwi Seafood ini sudah mengibarkan bendera bisnis sejak zaman Pak Harto dan hanya untuk memastikan apakah pada saat itu anak-anak MaMa sudah nongol ke dunia apa belum (yang pasti saya sudah, guys! But pls don’t start guessing, ok? Hahahaha). Now let’s go to the details!
HAWWI, nama yang begitu familiar dan berpengaruh pada era Orba,
It doesn’t mean that they are no longer influential these days, tapi ya, tidak bisa dipungkiri kalau zaman sudah berubah dan rumah makan, restoran maupun cafe-cafe telah mengalami modernisasi.
Namun demikian, Hawwi hingga kini masih beroperasional dengan baik, walaupun mungkin mengalami persaingan yang makin ketat.
Interior yang sangat sederhana (atau boleh dibilang tidak ada interior apapun) masih dipertahankan owner hingga sekarang, Bisnis di tempat ini tidaklah selalu ramai pengunjung, sering terlihat satu atau dua meja tamu yang sedang bersantap disana. Nahhh, apa yang membuat Hawwi tetap bisa bertahan hingga hari ini?
3 foto diataslah jawabannya. Kesegaran kepiting di Hawwi sudah jelas, tidak perlu diragukan lagi.



Liat saja betapa padatnya KOLESTEROL bertumpuk di dalam cangkang kepiting itu! Ada pilihan kepiting betina yang padat telur dan ada juga kepiting jantan yang padat daging (ehm ehm, si jantan rajin muscle building, hihiihi)
Bagaimana tidak , Hawwii mengantongi supplier-supplier dari Belawan yang bukan main mengerti keinginan customer-customer loyal mereka.
Well, it’s your call, guys! Konon katanya kolesterol terendah berada pada sumpit (capit) si kepiting. Jika Anda takut akan momok kolesterol, ajak saya! Anda makan capit, saya makan sisanya. Anda terbebas dari kolesterol, saya bahagia! A fair game, right?


Selanjutnya, Kerang Darah Rebus ini juga menu andalan Hawwii, guys!
Harus pesan! Must order!


Tingkat kematangan kerang bisa di-request. Most of the time, kerang direbus tidak terlalu matang (half-cooked), sehingga bisa membuat kita berangan-angan sedang makan oyster di sebuah bar dan ditemani dengan bir dingin juga bersama pasangan. LOL! #JadiBaper


But seriously, menurut hemat saya, kerang darah jauuuuhh lebih enak jika dinikmati setengah matang. Saos cocolan pasangan kerang rebus ya tidak lain tidak bukan Saus Nenas Kacang. Omg, I love this to bits!


Setelah kepiting dan kerang yang rasanya hambar-tapi-fresh-dan-cetar, kami juga memesan Mi Tiram aka Lo Mi untuk melengkapi makan malam hari itu. Penyajiannya mirip dengan Hor Fun atau Kwetiau Siram.
Penampilannya terlihat menarik, namun kami merasa sedikit kecewa pada suapan pertama, rasanya hambar.
But wait! We made effort and tried to pour some soy sauce and chopped chili to give it some flavor. Eventually we got used to the taste and now we love it!
Saya pribadi mengganggap bahwa restoran ini memang bukan restoran biasa yang mencari keuntungan, melainkan tempat untuk memberikan pelayanan prima kepada pelanggan setia mereka.
They have their own very strong fan base. They survive for decades for they grant their customers with the best and freshest seafood, especially crabs and cockles.
Tapi ingat ya, ada harga ada kualitas.
Pepatah mengatakan, “Sedia payung sebelum hujan, tebalin isi dompet sebelum nge-Hawwii!”.
Hawwii Sari Laut
Jln. Orion, seberang Medan Plaza.
Telp : 061-4523552 / 4524750
11.30 – 21.00 (daily)
